- Bekas Gigitan Tomcat Seperti Apa? Ini Ciri-cirinya 1. Berbentuk Garis atau Pola Linear pada Kulit 2. Merah dan Melepuh 3. Terasa Gatal dan Bisa Disertai Sensasi Terbakar 4. Kulit Mengelupas dan Meninggalkan Bekas 5. Muncul Tanpa Disadari 6. Dapat Menyebar ke Bagian Tubuh Lain
- Perbedaan Bekas Gigitan Tomcat dan Herpes 1. Penyebab dan Cara Penularan 2. Bentuk dan Pola Lesi pada Kulit 3. Lokasi Umum Lesi 4. Gejala Penyerta 5. Riwayat Kontak dan Onset
- Cara Menyembuhkan Bekas Gigitan Tomcat 1. Pencucian Area yang Terkena 2. Kompres Dingin 3. Penggunaan Kortikosteroid Topikal 4. Pemberian Antibiotik 5. Obat Simptomatik Tambahan 6. Tindakan Pencegahan
Bekas gigitan tomcat sering kali membuat khawatir karena tampak seperti luka bakar yang memerah, melepuh, bahkan bisa meninggalkan bekas hitam atau belang pada kulit. Meski disebut 'gigitan', sebenarnya tomcat tidak menggigit atau menyengat, melainkan mengeluarkan cairan beracun saat tubuhnya tergencet di kulit. Cairan ini mengandung paederin, zat kimia yang sangat iritatif dan bisa menyebabkan reaksi kulit yang cukup serius jika tidak segera ditangani dengan tepat.
Dikutip dari buku Cari Tahu Hewan-Hewan Bertubuh Kecil tulisan Fatiharifah, tomcat adalah serangga kecil yang sekilas mirip semut, memiliki tubuh memanjang dengan warna oranye dan bagian kepala serta bawah tubuh berwarna gelap. Ukurannya sekitar 1 cm, memiliki sayap tersembunyi dan antena di kepalanya.
Serangga ini menyukai lingkungan lembap seperti tanah atau keramik, tetapi juga sangat tertarik pada cahaya, sehingga kerap masuk ke rumah di malam hari. Meski berbahaya bagi manusia jika disentuh, tomcat justru bermanfaat bagi pertanian karena memangsa hama tanaman seperti wereng dan ulat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah kamu penasaran seperti apa penampakan bekas gigitan tomcat dan cara menyembuhkannya, detikers? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Bekas Gigitan Tomcat Seperti Apa? Ini Ciri-cirinya
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJateng dari laman The New Zealand Herald, American Osteopathic College of Dermatology, serta artikel ilmiah berjudul A Case Series of Paederus Dermatitis: Understanding Its Varied and Diverse Clinical Presentations tulisan Bhanupriya Tamilselvan dkk, berikut ini merupakan sejumlah gejala gigitan tomcat yang sering dijumpai.
1. Berbentuk Garis atau Pola Linear pada Kulit
Bekas yang ditinggalkan oleh tomcat (Paederus beetle) memiliki bentuk khas berupa garis lurus atau pola linear. Hal ini terjadi karena reaksi kulit terhadap cairan toksik paederin yang menyebar saat serangga ini tidak sengaja dihancurkan atau tergesek di permukaan kulit. Cairan ini tidak disuntikkan, melainkan hanya menyentuh permukaan kulit, lalu menyebar mengikuti arah usapan atau gerakan tangan saat serangga tersebut digesek atau ditepuk.
Pola linear ini sangat khas karena paederin menyebar sesuai dengan arah pergerakan cairan, bukan berdasarkan gigitan atau sengatan seperti pada serangga lainnya. Oleh karena itu, lesi sering tampak seperti bekas goresan atau sapuan bahan kimia, bukan seperti bekas luka akibat tusukan. Ciri ini penting untuk membedakan dermatitis akibat tomcat dari luka akibat penyebab lain seperti alergi atau infeksi kulit umum.
2. Merah dan Melepuh
Setelah terpapar paederin, kulit akan menunjukkan reaksi inflamasi yang dimulai dengan kemerahan ringan (eritema) dalam waktu 12-36 jam. Tahap awal ini bisa tidak terasa oleh penderita, terutama jika kontak terjadi saat tidur atau tanpa disadari. Namun, beberapa jam kemudian, area yang terkena akan mulai menunjukkan gejala yang lebih berat seperti munculnya lepuhan (vesikel) hingga lepuh besar (bula).
Tahap ini merupakan reaksi khas terhadap vesicant kuat seperti paederin. Jika konsentrasi zat tinggi atau kulit sangat sensitif, lepuh bisa sangat menonjol, berisi cairan, dan terasa panas. Meski terasa seperti terbakar, reaksi ini bukan luka bakar termal melainkan luka kimiawi. Banyak orang salah mengira ini akibat gigitan, padahal sebenarnya merupakan reaksi kimia setelah kontak kulit dengan racun serangga.
3. Terasa Gatal dan Bisa Disertai Sensasi Terbakar
Dalam banyak kasus, area yang terkena akan terasa gatal atau perih, meskipun sebagian penderita melaporkan tidak merasakan gejala awal sama sekali. Reaksi gatal biasanya menyertai peradangan di kulit dan bertambah hebat saat lesi memasuki tahap lepuh atau mengering. Sensasi terbakar sering digambarkan menyerupai luka bakar ringan hingga sedang, tergantung tingkat keparahan eksposurnya.
Walau tidak semua kasus terasa nyeri, ketidaknyamanan biasanya muncul saat kulit mulai mengering atau mengelupas. Ini menjadi lebih buruk jika area yang terkena tergesek pakaian atau jika terjadi infeksi sekunder akibat kurangnya perawatan awal. Dalam beberapa kasus berat, bisa muncul gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi (arthralgia), dan bahkan mual, walaupun ini lebih jarang terjadi.
4. Kulit Mengelupas dan Meninggalkan Bekas
Setelah fase lepuhan mereda, kulit akan memasuki tahap skuamosa, di mana lepuh mulai mengering dan kulit mengelupas secara alami. Proses ini biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga satu minggu, tergantung kondisi kulit masing-masing individu dan seberapa cepat kulit mampu beregenerasi. Setelah kulit mengelupas, akan muncul bekas berwarna yang menandakan proses penyembuhan.
Bekas yang ditinggalkan bisa berupa hiperpigmentasi (kulit menjadi lebih gelap) atau hipopigmentasi (kulit menjadi lebih terang) tergantung pada reaksi individu terhadap peradangan. Warna kulit tidak langsung kembali seperti semula dan bisa bertahan selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Dalam kasus tertentu, bekas ini bisa menyerupai luka bakar ringan dan memerlukan perawatan tambahan seperti penggunaan pelembap, vitamin E, atau aloe vera agar kulit pulih sempurna.
5. Muncul Tanpa Disadari
Ciri lain yang membedakan bekas tomcat adalah sering kali muncul tanpa interaksi langsung dengan serangganya. Cukup menyentuh benda yang sebelumnya kontak dengan serangga ini, seperti handuk, seprai, atau pakaian, dapat menyebabkan paparan paederin. Karena itu, banyak orang bangun tidur dan baru menyadari ada bekas luka di tubuhnya tanpa tahu kapan atau bagaimana mereka terpapar.
Karena serangga ini sangat tertarik pada cahaya dan aktif di malam hari, mereka sering masuk ke kamar melalui jendela atau pintu yang terbuka dan mendarat di tempat tidur. Jika seseorang berguling atau duduk di atas tomcat yang tidak disadari kehadirannya, cairan dari tubuhnya bisa menempel dan menginfeksi kulit. Inilah alasan mengapa bekasnya sering dianggap misterius dan disalahartikan sebagai reaksi alergi atau infeksi lain.
6. Dapat Menyebar ke Bagian Tubuh Lain
Paparan tidak berhenti pada satu titik saja. Cairan paederin dapat menyebar ke bagian tubuh lain jika seseorang menyentuh area yang terpapar lalu menyentuh bagian tubuh lain tanpa mencuci tangan. Misalnya, seseorang bisa menyebarkan racun ini ke wajah atau kelamin secara tidak sengaja, yang bisa menyebabkan dermatitis tambahan. Jika mengenai area sekitar mata, dapat terjadi peradangan berat yang disebut "Nairobi eye."
Kontaminasi sekunder ini memperparah reaksi dan memperluas bekas luka yang muncul. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencuci area yang terkena sesegera mungkin dan tidak menggaruk atau menggosok area tersebut. Selain itu, semua benda yang mungkin terpapar harus dibersihkan untuk mencegah paparan ulang. Pencegahan dan pengendalian awal sangat penting dalam menghindari bekas luka yang luas dan lama sembuh.
Perbedaan Bekas Gigitan Tomcat dan Herpes
Banyak orang yang salah memahami bekas gigitan tomcat dan herpes (terutama herpes zoster) karena sekilas tampak sama. Untuk memahami perbedaan keduanya, mari kita simak penjelasan yang dikutip dari karya tulis ilmiah berjudul Looks Familiar but Not The Same Rash tulisan RR Ramiza dkk berikut ini!
1. Penyebab dan Cara Penularan
Bekas gigitan tomcat bukan benar-benar gigitan, melainkan reaksi kulit terhadap racun paederin yang dikeluarkan oleh serangga Paederus saat tubuhnya hancur atau tergesek di kulit. Racun ini tidak disuntikkan dan kontaknya bisa terjadi secara tidak langsung melalui handuk atau seprai. Tidak ada penularan antar manusia.
Sedangkan herpes (baik herpes simplex maupun herpes zoster) disebabkan oleh infeksi virus herpes. Herpes simplex sering menyerang area mulut dan genital, sementara herpes zoster (cacar ular) merupakan reaktivasi virus varicella-zoster di dalam tubuh. Herpes bisa menular, terutama melalui kontak langsung dengan lesi aktif.
2. Bentuk dan Pola Lesi pada Kulit
Bekas tomcat biasanya berbentuk linear atau mengikuti arah usapan racun di kulit. Lesi bisa tampak merah (eritema), disertai lepuhan (vesikel atau bula), dan terlihat tidak beraturan atau membentuk pola aneh karena racun menyebar saat digesek.
Sebaliknya, herpes (terutama herpes zoster) cenderung membentuk pola melingkar atau seperti sabuk yang menyusuri jalur saraf. Lesi herpes tersusun dalam kelompok lepuhan kecil yang rapat, dan distribusinya sangat khas, yaitu unilateral dan dermatomal (hanya di satu sisi tubuh).
3. Lokasi Umum Lesi
Paederus dermatitis (tomcat) umumnya muncul di area tubuh terbuka seperti wajah, leher, tangan, atau kaki. Pasalnya, area tersebut paling mudah terkena kontak langsung dengan serangga atau barang yang terkontaminasi.
Ini berbeda dengan herpes zoster yang paling sering muncul di bagian dada dan punggung dalam pola strip horizontal. Sedangkan herpes simplex lebih umum di area bibir atau genital.
4. Gejala Penyerta
Dermatitis akibat tomcat bisa disertai rasa terbakar, gatal, dan nyeri ringan, serta bisa berkembang menjadi lebih parah bila terjadi infeksi sekunder. Gejala sistemik (demam, mual, nyeri sendi) hanya muncul pada kasus berat.
Sementara herpes, terutama herpes zoster, sering disertai nyeri saraf intens (neuralgia) bahkan sebelum munculnya lesi kulit. Rasa sakit ini bisa tajam, seperti tertusuk atau terbakar, dan dapat bertahan lama bahkan setelah lesi sembuh (neuralgia pascaherpes).
5. Riwayat Kontak dan Onset
Pada kasus tomcat, biasanya terdapat riwayat aktivitas di daerah lembap, persawahan, atau dekat sumber cahaya malam hari (yang menarik serangga), atau menggunakan barang yang terkontaminasi serangga.
Herpes sering muncul pada orang dengan riwayat infeksi sebelumnya. Herpes zoster biasanya dialami orang yang sudah pernah pernah cacar air. Penurunan daya tahan tubuh juga menjadi faktor penyebab munculnya penyakit kulit akibat virus tersebut.
Cara Menyembuhkan Bekas Gigitan Tomcat
Jika kamu terkena gigitan tomcat, sebaiknya jangan panik. Bekas luka ini bisa disembuhkan dengan mengikuti langkah-langkah yang dijelaskan oleh American Osteopathic College of Dermatology berikut ini.
1. Pencucian Area yang Terkena
Langkah pertama yang harus dilakukan setelah kontak dengan serangga tomcat adalah segera mencuci area kulit yang terkena menggunakan sabun dan air. Paederin, racun yang dikeluarkan oleh serangga ini, tidak menimbulkan efek langsung tetapi bereaksi dalam waktu sekitar 24 jam. Pencucian dini dapat mengurangi jumlah racun yang terserap oleh kulit dan mencegah penyebaran ke bagian tubuh lain.
2. Kompres Dingin
Setelah mencuci area kulit yang terpapar, kamu dapat mengompres menggunakan kain bersih yang dibasahi air dingin. Tindakan ini membantu menenangkan kulit, mengurangi rasa panas dan peradangan, serta mempercepat proses pengeringan vesikel atau lepuhan yang mungkin terbentuk.
3. Penggunaan Kortikosteroid Topikal
Untuk mengatasi peradangan, dapat digunakan salep atau krim yang mengandung kortikosteroid kuat. Aplikasi topikal ini berguna untuk mengurangi reaksi inflamasi yang disebabkan oleh paederin dan mempercepat penyembuhan. Penggunaan krim dilakukan setelah kompres dingin dan sesuai dengan tingkat keparahan lesi kulit.
4. Pemberian Antibiotik
Dalam beberapa kasus, terutama jika terdapat infeksi sekunder atau jika lesi tergolong berat, antibiotik dapat diberikan. Antibiotik topikal seperti mupirocin atau antibiotik oral seperti ciprofloxacin dapat digunakan.
Sebuah studi di Sierra Leone menunjukkan bahwa pemberian ciprofloxacin secara oral bersama kortikosteroid topikal mempercepat penyembuhan. Ini kemungkinan berkaitan dengan infeksi bakteri pseudomonas dari tubuh serangga.
5. Obat Simptomatik Tambahan
Jika terdapat gejala tambahan seperti rasa gatal yang hebat atau nyeri, dapat diberikan antihistamin oral atau analgesik. Obat-obatan ini membantu mengurangi ketidaknyamanan selama fase inflamasi. Pada kasus yang lebih berat, gejala sistemik seperti demam atau nyeri sendi juga dapat muncul dan perlu ditangani sesuai kondisi.
6. Tindakan Pencegahan
Pencegahan menjadi bagian penting dalam penanganan gigitan tomcat. Serangga tidak boleh dipukul atau dihancurkan di kulit karena akan memicu pelepasan paederin. Sebaiknya serangga ditiup atau diarahkan ke benda lain. Untuk menghindari kontak, perlu menjaga agar jendela dan pintu tetap tertutup atau menggunakan kawat kasa, terutama saat malam hari karena serangga ini tertarik pada cahaya. Pakaian atau barang yang mungkin terkontaminasi juga perlu dicuci sebelum digunakan kembali.
Bekas gigitan tomcat bukan luka biasa, melainkan reaksi kimia dari racun paederin yang bisa menimbulkan gejala serius jika tidak ditangani dengan tepat. Dengan memahami ciri-ciri, perbedaan dengan penyakit kulit lain, serta cara penyembuhannya, kita bisa lebih waspada dan cepat bertindak saat terpapar.
(par/aku)