Ikan di Waduk Cengklik Boyolali Mati Massal, Petani Karamba Rugi Ratusan Juta

Ikan di Waduk Cengklik Boyolali Mati Massal, Petani Karamba Rugi Ratusan Juta

Jarmaji - detikJateng
Jumat, 21 Mar 2025 16:08 WIB
Ikan nila mati massal di KJA Waduk Cengklik, Boyolali karena fenomewa upwelling. Foto diunggah Jumat (21/3/2025).
Ikan nila mati massal di KJA Waduk Cengklik, Boyolali karena fenomewa upwelling. Foto diunggah Jumat (21/3/2025). (Foto: dok. istimewa/warga)
Boyolali -

Fenomewa upwelling mengakibatkan kematian massal ikan terjadi di karamba jaring apung (KJA) Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Total ikan yang mati sekitar 19 ton dengan nilai kerugian mencapai Rp 530 juta.

"Iya, terjadi upwelling yang mengakibatkan kematian massal ikan di KJA Waduk Cengklik," kata Kabid Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, N Nugroho, kepada para wartawan Jumat (21/3/2025).

Nugroho menjelaskan kronologi upwelling di Waduk Cengklik itu dimulai Rabu (19/3) sore. Saat itu cuaca mendung dan tidak ada angin selama seharian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya fenomena upwelling, yaitu naiknya massa air dasar waduk ke permukaan, menyebabkan kadar oksigen turun dan membawa bahan beracun gas H2S dan metan. Mengakibatkan kematian massal ikan nila yang dibudidayakan warga di karamba.

"Hari Kamis pagi, 20 Maret 2025 mulai pukul 06.00 WIB di KJA sudah terlihat kematian massal ikan dan semakin bertambah pada siang hari," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Ada tiga kelompok pembudidaya ikan KJA di Waduk Cengklik yang terdampak upwelling tersebut. Yaitu kelompok Tirto Panguripan, jumlah anggota yang terdampak 15 orang dengan total kematian ikan mencapai sekitar 15 ton. Kerugiannya ditaksir sekitar Rp 420 juta.

Kemudian kelompok Sumber Rejeki, dengan jumlah anggota yang terdampak 5 orang dan total kematian ikan sekitar 1,1 ton. Nilai kerugian sekitar Rp 30 juta.

Selanjutnya kelompok Ngargorejo. Ada 4 anggota yang terdampak upwelling dengan kematian ikan sebanyak 3 ton. Kerugiannya ditaksir sekitar 84 juta.

"Total kerugian sekitar Rp 530 juta," imbuh dia.

Nugroho mengemukakan, tim Disnakan sudah turun ke lokasi setelah mendapat laporan terjadinya kematian massal ikan budi daya di KJA Waduk Cengklik itu. Tim melakukan pendataan dan pemeriksaan kualitas air di perairan Waduk Cengklik.

Pihaknya mengimbau kepada petani budidaya ikan KJA untuk mengurangi pemberian pakan sampai cuaca dan kondisi perairan membaik. Ikan-ikan yang mati untuk dievakuasi dari KJA dan dikubur. Sebagian bisa digunakan untuk pakan lele.

"Juga kami menyarankan kepada kelompok KJA untuk penggeseran KJA ke perairan yang tidak terdampak fenomena upwelling," tambah dia.

Sementara itu salah seorang petani KJA, Muningsari, mengatakan kematian ikan di karamba akibat upwelling itu tidak serentak. Tetapi secara bertahap dari malam hingga sore hari.

"Tidak serentak yang mati. Jadi malam ada yang mati, pagi ada yang mati, sore ada lagi yang mati," katanya kepada para wartawan.

Anggota Kelompok Tirto Panguripan ini mengemukakan, di kelompoknya jumlah ikan yang mati mencapai sekitar 15 ton. Di karamba dia sendiri, ikan yang mati lebih dari 3 ton.




(aku/aku)


Hide Ads