Puasa Nisfu Syaban 2025 Jatuh pada Tanggal Berapa? Cek Jadwalnya di Sini!

Puasa Nisfu Syaban 2025 Jatuh pada Tanggal Berapa? Cek Jadwalnya di Sini!

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Kamis, 06 Feb 2025 09:58 WIB
Ilustrasi Puasa 3 Hari Bulan Syaban
Ilustrasi puasa Nisfu Syaban. Foto: Freepik/freepik
Solo - Nisfu Syaban merupakan salah satu momen penting bagi umat Islam. Pada hari ini, ada berbagai amalan yang dianjurkan, salah satunya adalah puasa. Lantas, puasa Nisfu Syaban 2025 jatuh pada tanggal berapa? Sebagai umat Islam, tentu kita perlu mencari tahu tentang informasi tersebut agar bisa melaksanakan ibadah sunnah sesuai dengan waktunya.

Dirangkum dari buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah karya Siti Zamratus Sa'adah serta Amalan Sepanjang Tahun karya Fadillah Ulfa, ada beberapa amalan yang sangat dianjurkan ketika Nisfu Syaban selain berpuasa. Ibadah tersebut di antaranya menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan beribadah, memperbanyak doa dan istighfar, serta melaksanakan sholat sunnah.

Lantas, kapan umat Islam dapat melaksanakan puasa Nisfu Syaban 2025? Mari kita simak penjelasan di bawah ini untuk mendapatkan informasi lengkapnya!

Jadwal Puasa Nisfu Syaban 2025

Kalender Hijriah Indonesia Februari 2025Kalender Hijriah Indonesia Februari 2025 Foto: Dok. Kemenag RI

Nisfu sendiri merupakan istilah bahasa Arab yang berarti pertengahan. Secara harfiah, puasa Nisfu Syaban dikerjakan pada pertengahan bulan Syaban. Oleh karena itu, puasa sunnah yang satu ini dilakukan pada siang hari tanggal 15 Syaban dalam kalender Hijriah. Berdasarkan Kalender Hijriah Islam Indonesia yang diterbitkan oleh Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, tanggal 15 Syaban 1446 H jatuh pada Jumat 14 Februari 2025.

Karena sistem kalender Islam mengikuti perhitungan bulan (komariah), pergantian harinya terhitung sejak matahari terbenam. Dengan demikian, malam Nisfu Syaban dimulai pada Kamis 13 Februari 2025 setelah waktu maghrib. Sementara puasa Nisfu Syaban berlangsung keesokan harinya, yaitu pada Jumat 14 Februari 2025.

Tata Cara Puasa Nisfu Syaban

Dikutip dari buku Meraih Surga dengan Puasa tulisan H Herdiansyah Achmad LC, puasa sunnah Nisfu Syaban dikerjakan seperti puasa lainnya, yang berbeda hanya pada niatnya. Mari simak mengenai tata cara selengkapnya di bawah ini!

1. Niat Puasa

Niat puasa sebaiknya dilakukan sejak malam hari sebelum fajar. Namun, jika terlupa, niat masih bisa dilakukan sebelum waktu Dzuhur, asalkan belum makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Niat ini harus dilakukan dengan penuh keikhlasan semata-mata karena Allah SWT. Bacaan niat yang dapat digunakan adalah:

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ΅ΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ فِي النِّءْفِ Ψ§Ω„Ψ΄Ω‘ΩŽΨΉΩ’Ψ¨ΩŽΨ§Ω†Ω Ψ³ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ©ΩŽ Ω„ΩΩ„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰
Nawaitu shauma fi-n-nishfi-sy-sya'bani sunnata-lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya berniat puasa pada pertengahan bulan Syaban sunnah karena Allah Ta'ala."

2. Makan Sahur

Sahur merupakan amalan sunnah yang dianjurkan sebelum menjalankan puasa. Waktu terbaik untuk sahur adalah menjelang imsak, sesaat sebelum masuk waktu Subuh. Selain memberikan tenaga untuk menjalani ibadah sepanjang hari, sahur juga mengandung berkah sebagaimana yang disampaikan dalam hadits Rasulullah SAW.

3. Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan dan Mengurangi Pahala Puasa

Puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari segala bentuk perkataan dan perbuatan yang dapat mengurangi pahala. Hindari berkata kasar, berbohong, bergunjing, atau melakukan perbuatan yang tidak baik. Menjaga lisan dan hati menjadi bagian penting dalam menyempurnakan ibadah puasa.

4. Waktu Berpuasa

Puasa Nisfu Syaban dimulai sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga matahari terbenam (waktu maghrib). Selama rentang waktu ini, seorang Muslim harus menjaga puasanya dengan menahan diri dari makan, minum, serta hal-hal yang membatalkan puasa, sebagaimana aturan dalam puasa wajib.

5. Berbuka Puasa

Saat matahari terbenam, puasa harus segera dibatalkan dengan berbuka. Sunnahnya, berbuka diawali dengan kurma, atau jika tidak ada, bisa dengan air putih. Disunnahkan membaca doa berbuka puasa sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT. Salah satu doa berbuka yang diajarkan dalam hadits adalah:

Ψ°ΩŽΩ‡ΩŽΨ¨ΩŽ Ψ§Ω„ΨΈΩ‘ΩŽΩ…ΩŽΨ£Ω ΩˆΩŽΨ§Ψ¨Ω’ΨͺΩŽΩ„Ω‘ΩŽΨͺِ Ψ§Ω„Ω’ΨΉΩΨ±ΩΩˆΩ‚Ω وَثَبَΨͺَ Ψ§Ω„Ω’Ψ£ΩŽΨ¬Ω’Ψ±Ω Ψ₯ِنْ شَاَؑ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω
Dhahaba al-zhamā'u wabtallatil 'urūqu, wathabatal ajru in sha Allah.
Artinya: "Telah lenyap dahaga, urat-urat telah basah, dan insya Allah ganjaran akan ditetapkan." (HR Abu Dawud dan Nasa'i)

Selain itu, doa lain yang sering dibaca di kalangan Muslim adalah:

Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ω„ΩŽΩƒΩŽ ءُمْΨͺُ ΩˆΩŽΨ¨ΩΩƒΩŽ Ψ’Ω…ΩŽΩ†Ψͺُ ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ ΨͺΩŽΩˆΩŽΩƒΩ‘ΩŽΩ„Ω’Ψͺُ ΩˆΩŽΨ¨ΩΨ±ΩŽΨ²Ω’Ω‚ΩΩƒΩŽ ΩΩŽΨ·ΩŽΨ±Ω’Ψͺُ
Allahumma laka sumtu, wa bika aamantu, wa 'alayka tawakkaltu, wa birizqika-aftartu.
Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan kepada-Mu aku bertawakal, dan atas rezeki-Mu aku berbuka."

Keutamaan Puasa Nisfu Syaban

Puasa di bulan Syaban memiliki banyak keutamaan, terutama bagi umat Islam yang ingin mendekatkan diri kepada Allah sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah puasa Nisfu Syaban, yang jatuh pada tanggal 15 bulan Syaban. Dalam buku Keagungan Rajab dan Syaban, Abdul Manan Bin Hj Muhammad Sobari menjelaskan bahwa menjalankan puasa sunnah di bulan Syaban, termasuk pada Nisfu Syaban, memiliki keistimewaan besar, bahkan mendapatkan pahala yang luar biasa.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
"Siapa (orang) yang berpuasa 3 hari sejak awal Syaban dan 3 hari di pertengahannya kemudian 3 hari di akhirnya niscaya Allah menuliskan baginya 70 pahala para Nabi dan dia diberi pahala sama dengan orang yang beribadah kepada Allah selama 70 tahun dan sekiranya mati, di tahun itu akan menjadi mati syahid."

Namun, Rasulullah SAW juga memberikan pedoman terkait pelaksanaan puasa di bulan Syaban, terutama bagi mereka yang tidak memiliki kebiasaan rutin berpuasa sunnah. Dalam sebuah hadits lain disebutkan bahwa puasa di pertengahan Syaban dianjurkan bagi mereka yang memang telah terbiasa berpuasa Senin dan Kamis.

Rasulullah SAW bersabda:

"Jika tinggal separuh dari bulan Syaban maka janganlah kamu berpuasa (sunnah) (kecuali bagi orang yang sudah membiasakan diri puasa sunat Senin dan Kamis)." Nabi saw bersabda lagi, "Janganlah kamu mendahului puasa Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari kecuali jika bertepatan kebiasaan puasa seorang itu maka bolehlah meneruskan kebiasaan itu." (HR Bukhari dan Muslim)

Dari hadits-hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa puasa di bulan Syaban, termasuk Nisfu Syaban, adalah amalan yang sangat dianjurkan. Namun, bagi yang tidak terbiasa berpuasa sunnah, ada ketentuan khusus agar tidak mendahului puasa Ramadhan dengan puasa yang tidak menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, sebaiknya umat Islam menjalankan puasa ini dengan penuh keikhlasan dan tetap mengikuti sunnah Nabi SAW.

Demikianlah informasi lengkap mengenai puasa Nisfu Syaban 2025 yang jatuh pada 14 Februari mendatang. Semoga bermanfaat!


(par/apl)


Hide Ads