Menkes Bilang TBC Gampang Diobati Asal Kasus Ditemukan: Obatnya Manjur

Menkes Bilang TBC Gampang Diobati Asal Kasus Ditemukan: Obatnya Manjur

Tara Wahyu NV - detikJateng
Minggu, 08 Des 2024 17:40 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin ditemui di Alila Solo, Minggu (8/12/2024).
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin ditemui di Alila Solo, Minggu (8/12/2024). Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Solo -

Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, menyebut penyakita tubercolosis atau TBC mudah diobati. Dia pun menargetkan 900 kasus penderita TBC bisa terungkap untuk menekankan angka penularan.

Budi menerangkan pada awal dia menjabat sebagai Menteri Kesehatan, kasus TBC yang ditemukan sebanyak 500 ribu kasus. Kemudian pada tahun 2023 naik menjadi 840 ribu kasus yang terungkap. Oleh karena itu, pada tahun ini pihaknya menyasar angka 900 ribu kasus TBC yang diketahui, atau naik 6 ribu dari tahun lalu.

"Estimasi WHO (angka TBC di Indonesia) itu satu juta, yang berhasil ditemukan waktu saya masuk (jadi Menkes) itu 500 ribu, jadi bayangin yang 500 ribu tidak ditemukan, bisa jadi jalan-jalan di sini nular-nularin, ini kan penyakit menular. Saya bilang langkah pertama harus ditemuin dulu nih, sekarang udah naik ke 840 ribu tahun lalu. Tahun ini saya harapkan bisa 900 ribu (ditemukan)," kata Menkes Budi ditemui usai usai peluncuran skrining mandiri TBC dan kesehatan jiwa oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di Hotel Alila, Solo, Minggu (8/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, kasus penderita TBC harus segera ditemukan. Dia menyebut pengobatan TBC kini makin manjur.

"Mesti ditemukan dulu ini, kalau udah ditemukan, jadi bedanya TBC dan COVID dulu ya, TBC obatnya sudah ada, manjur. Jadi kalau udah ketemu kita bisa kasih (obat) sehingga dia bisa sembuh dan tidak menularkan ke yang lain. Sekarang sudah naik ke 900 ribu (target yang dicanangkan tahun ini),"ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Untuk itu, Budi mengingatkan untuk melakukan deteksi dini atau skrining penyakit TBC. Apalagi, kasus TBC ada yang tanpa gejala.

"Itu (deteksi dini masyarakat) yang sangat menjadi perhatian kita dan butuh bantuan teman-teman (media) sekalian juga. Karena kadang TBC tidak bergejala juga," bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar mengatakan kasus TBC di Jawa Tengah sebanyak 96.917 kasus.

"Per hari ini, sudah ditemukan dan diobati 86.111 kasus atau 88,85 persen dari target 90 persen," ungkapnya.

Dirinya mengatakan, untuk membantu pemerintah pusat dalam melakukan skrining, pihaknya meminta masyarakat melakukan secara mandiri melalui aplikasi PAIJO-GR (Peningkatan Akses Layanan dan Informasi Kesehatan Jateng Online dengan Gotong Royong).

"Untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa skrining ini penting karena TBC itu kadang orang malu kena. Gejalanya mungkin dia enggak merasa bergejala," pungkasnya.




(apu/ams)


Hide Ads