Ilmu Falak Kurang Peminat, BMKG Khawatirkan Regenerasi Pemantau Hilal

Ilmu Falak Kurang Peminat, BMKG Khawatirkan Regenerasi Pemantau Hilal

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Rabu, 04 Sep 2024 18:00 WIB
Tim Hisab Rukyat melakukan pemantauan rukyatul hilal di Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Jakarta, Jumat (7/6/2024). Tim Hisab Rukyat Kanwil Kemenag DKI Jakarta berhasil melihat hilal tepat pada pukul 18.16 WIB sehingga memberikan rekomendasi kepada Kementerian Agama untuk menyatakan penentuan 1 Zulhijah 1445 H pada 8 Juni 2024 dan Idul Adha 10 Zulhijah 1445 H pada 17 Juni 2024. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Ilustrasi pemantauan hilal. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Semarang -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat ini terus mendorong generasi muda untuk mempelajari ilmu falak. Sebab, saat ini sudah jarang dijumpai ahli pengamatan hilal yang masih berusia muda.

"Jadi salah satu tugas BMKG adalah menyebarluaskan informasi terkait Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Nah untuk Geofisika ada bidang disebut sebagai Seismologi Teknik dan Tanda Waktu. Di situ termasuk bagaimana soal Rukyatul Hilal, sehingga kita melihat saat ini sudah banyak yang melakukan Rukyatul Hilal. Namun kan kalangan yang sudah tinggi ilmunya," kata Kepala BMKG Dwikorita dalam Sekolah Lapang Hilal di UIN Walisongo, Semarang, Rabu (4/9/2024).

Dia menyebut ada kesenjangan di antara para generasi muda dan para senior ilmu falak dari sisi jumlah. Hal itu terlihat ketika ada pemantauan hilal seperti saat Ramadan, maka para ahli yang sudah senior yang selalu muncul, sementara generasi mudanya jarang terlihat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada kekhawatiran sepertinya generasi mudanya tidak banyak. Yang hebat-hebat, sudah top-top seperti para profesor ini, terus generasi berikutnya kurang antusias," imbuhnya.

Pihaknya akan terus mendorong generasi muda untuk mempelajari ilmu tersebut. Salah satunya dilakukan dengan menggandeng kalangan kampus.

ADVERTISEMENT

"Nampaknya ada sedikit gap dalam kesenjangan yang sudah maju. Kecuali di Fakultas Ilmu Falak UIN Walisongo karena sejak semester satu belajar Falak. Dengan bermitra dengan Fakultas Ilmu Falak, adik-adik bisa bareng BMKG. BMKG kan orangnya terbatas. Jadi ikut menyosialisasikan, sebar luaskan ke masyarakat sekitar," ujarnya.

BMKG juga mengharapkan para mahasiswa juga ikut melakukan sosialisasi mengenai pentingnya regenerasi di dalam keilmuan tersebut.

"Nah di luar itu kan perlu ada sosialisasi di masyarakat, bahkan mahasiswa Ilmu Falak itu bisa ikut bersama BMKG menyebarkan ke generasi muda. Kan sesama anak muda lebih mudah dan enak. Kita sudah ke Aceh, Nusa Tenggara, pertama itu di Solo, Sukoharjo, Mataram, Padang dan lainnya," jelas Dwikorita.

Rektor UIN Walisongo, Prof Nizar, mengatakan penentuan bulan pada ilmu Falak sangat membantu termasuk dalam kepentingan keagamaan. Contohnya dalam penentuan bulan Ramadan atau Idul Fitri.

"Ini bagian kerja sama sinergi bagus. BMKG leading sektor secara teknis operasional untuk pelajari keilmuannya. Kalau bisa dipadukan jadi kekuatan yang dahsyat untuk bantu pemerintah dalam konteks kepentingan keagamaan. Ketika penentuan bulan ada umat yang nyaman ketika ada ketetapan negara," ujar Nizar.

Ia menyebut fasilitas di kampusnya sudah dilengkapi alat canggih termasuk Planetarium. Berbagai beasiswa juga disiapkan agar generasi muda tertarik mendalami Ilmu Falak.

"Kami sediakan beasiswa S1 dan S2. Supaya tidak putus generasinya," tegasnya.




(ahr/ams)


Hide Ads