Analisis BMKG soal Prediksi Hilal Awal Ramadan 2025

Analisis BMKG soal Prediksi Hilal Awal Ramadan 2025

Kristina - detikHikmah
Senin, 24 Feb 2025 14:45 WIB
Ilustrasi metode hisab hakiki wujudul hilal yang digunakan oleh Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan kamariah.
Ilustrasi pemantauan hilal. Foto: Getty Images/JasonDoiy
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis data prakiraan hilal penentu awal Ramadan 1446 H/2025 M. Data hasil hisab ini juga digunakan dalam pelaksanaan rukyatul hilal.

Dalam laporan yang diterbitkan pada 20 Februari 2025 itu, BMKG memaparkan waktu konjungsi atau ijtimak dan waktu terbenam Matahari, peta ketinggian hilal, elongasi, umur Bulan, dan fraksi illuminasi Bulan, objek astronomis yang berpotensi mengacaukan rukyatul hilal, dan data hilal saat Matahari terbenam di wilayah Indonesia.

Dikatakan, konjungsi akan terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025 pukul 07.44.38 WIB/08.44.38 WITA/09.44.38 WIT. Waktu Matahari terbenam paling awal terjadi pukul 17.54.26 WIT di Waris, Papua dan waktu terakhir pukul 18.51.31 WIB di Banda Aceh, Aceh. Dari waktu tersebut dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam pada 28 Februari 2025 di wilayah Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara astronomis pelaksanaan rukyat hilal penentu awal bulan Ramadan 1446 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam pada tanggal 28 Februari 2025. Dan bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Ramadan 1446 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 28 Februari 2025 tersebut," simpul BMKG dalam laporannya seperti dikutip, Senin (24/2/2025).

Tinggi hilal saat Matahari terbenam pada 28 Februari 2025 berkisar antara 3.02° di Merauke, Papua sampai 4.69° di Sabang, Aceh. Adapun, elongasi pada waktu itu berkisar antara 4.78° di Waris, Papua sampai 6,4 di Banda Aceh, Aceh dengan umur Bulan berkisar antara 8,16 jam di Waris, Papua sampai 11,11 jam di Banda Aceh, Aceh.

ADVERTISEMENT

Kemudian, lag atau selisih waktu terbenam Bulan dengan Matahari di Indonesia saat Matahari terbenam pada 28 Februari 2025 berkisar antara 15.31 menit di Merauke, Papua sampai 22.55 menit di Sabang, Aceh. Sementara fraksi illuminasi Bulan saat Matahari terbenam pada hari yang sama berkisar antara 0.11 persen di Jayapura, Papua sampai 0.22 persen di Banda Aceh, Aceh.

Akan ada objek astronomis yang berpotensi mengacaukan rukyatul hilal Ramadan. Objek tersebut adalah Saturnus dan Merkurius.

"Pada tanggal 28 Februari 2025, dari sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam terdapat Saturnus dan Merkurius yang jarak sudutnya lebih kecil daripada 10° dari Bulan," papar BMKG.

Keberadaan dua planet tersebut berpotensi membuat pengamat menganggapnya sebagai hilal.




(kri/lus)

Hide Ads