Dalam kegiatan hari itu, tampak ratusan relawan, anggota Unit Layanan Disabilitas Penanggulanan Bencana (ULD-PB), hingga kepala desa turut mengikuti gelaran di Pendapa Setda Klaten. Tampak Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono hadir mewakili Bupati Klaten Sri Mulyani.
Ia memaparkan wilayah Kabupaten Klaten merupakan hulu dari sungai-sungai yang bermuara ke Sungai Bengawan Solo. Sebagian merupakan wilayah rawan banjir, sementara sebagian lainnya rawan kekeringan serta rawan dampak erupsi merapi.
Dalam rangka mengatasi bencana yang ada di Kabupaten Klaten, terutama dampak kemarau yakni kekeringan, Pemkab Klaten pun telah menerima bantuan dari BNPB yang diberikan hari itu.
"Hari ini kita menerima kunjungan Kepala BNPB Republik Indonesia, dalam rangka memberikan bantuan, khususnya untuk mengatasi kekeringan," kata Jajang di Pendapa Setda Klaten, Jumat (28/6/2024).
Dalam mengantisipasi bencana kekeringan, kata Jajang, status siaga darurat pun telah ditetapkan sejak 30 Mei. Begitu pula penetapan status tanggap darurat bencana letusan Gunung Merapi yang sudah diperpanjang.
"Sudah ditetapkan siaga darurat kekeringan melalui SK Bupati kemarin, terkait dengan dua hal, pertama terkait kebutuhan air bersih, kedua terkait kebutuhan air pertanian. Sudah ada mapping-nya, kita sudah melakukan beberapa hal, termasuk dropping kebutuhan air bersih," jelasnya.
"Untuk yang kebutuhan air pertanian kemarin kita menerima kunjungan presiden Republik Indonesia dalam rangka memastikan atau memasifkan gerakan pompanisasi atau kebutuhan air pertanian, itu yang sudah kita lakukan," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, BNPB pun memberikan bantuan berupa dana siap pakai sebesar Rp 150 juta, sembako 300 paket, masker 10.000 pcs, tenda pengungsi 2 unit, serta chainsaw 5 unit.
Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi mengatakan, bantuan yang diberikan dalam kunjungan kerja tersebut merupakan bentuk dukungan BNPB kepada daerah yang rawan bencana.
"Bantuan tadi Rp 150 juta untuk penyediaan air, masker, chainsaw, dan nanti kita juga akan komunikasi dengan ULD-PB untuk memberi penguatan terhadap mereka," jelasnya.
Selain pemberian bantuan, BNPB juga memberikan sosialisasi dan edukasi terkait penanganan bencana, simulasi bencana, hingga rambu-rambu dan early warning yang dikeluarkan BMKG. Para peserta yang merupakan relawan dan kades itu didorong untuk paham dengan upaya pencegahan bencana, hingga pasca bencana.
Ia mengataka, edukasi terkait kebencanaan pun sudah diberikan kepada masyarakat Kabupaten Klaten. Kabupaten Klaten juga telah memiliki 26 Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana), serta 160 Desa Tanggap Bencana (Destana) yang memiliki 15 relawan tiap desa.
(ncm/ega)