Pengeroyokan yang dilakukan terhadap wasit saat laga tarkam Piala Bupati Semarang antara Putra Bakti FC Patemon dengan Ar Raffi Ampel Boyolali di Lapangan Pule Bener, Tengaran, akhir pekan lalu masih diselidiki kepolisian. Sederet perkembangan pun mengiringi invesigasi kericuhan itu.
Jajaran dari Polres Semarang menerangkan, mereka memanggil belasan orang untuk diperiksa dalam insiden yang terjadi Minggu (2/6). Adapun Asprov PSSI Jawa Tengah juga menggali informasi dengan memanggil pemain serta asisten wasit.
Berikut sejumlah fakta baru yang muncul seperti dirangkum detikJateng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Wasit yang Dikeroyok Ternyata 2 Orang
Wasit yang menjadi korban pengeroyokan dalam laga tarkam Piala Bupati Semarang tersebut terungkap dua orang. Mereka sudah membuat laporan ke polisi dengan aduan dibuat terpisah meski pemukulan terjadi di laga yang sama.
Kedua korban masing-masing bernama Hadi Suroso dan Ridwan Prayitno. Adapun yang dikeroyok massa di lapangan adalah Ridwan, dan mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Mas Hadi hanya (kericuhan) pertama, jadi yang kedua itu hanya Mas Ridwan, perkara ini malah kita pisah. Yang Mas Hadi sendiri. dan yang Mas Ridwan sendiri," kata pengacara kedua korban, Handrianus Handyar saat dihubungi, Rabu (5/6/2024).
Hadi menjadi korban pertama dalam pengeroyokan yang dipicu oleh keputusan memberi kartu merah saat adanya pertikaian antarpemain. Hadi lalu diserang pemain Putra Bakti dan mendapat luka akibat dua tendangan.
Insiden ini membuat panitia memutuskan untuk mengganti Hadi yang terluka dengan wasit lain, Ridwan Prayitno. Kemudian, di ujung pertandingan saat kedudukan 1-0 untuk Putra Bakti, kericuhan kembali terjadi.
Kericuhan itu dipicu oleh keputusan Ridwan memberikan tendangan penalti untuk kesebelasan Ar Raffi.
"Begitu Mas Ridwan menunjuk titik putih karena handball pemain Putra Bakti mereka mendapatkan hukuman penalti, nah mendapat hukuman penalti ketakutan mereka kan akan seri," jelasnya.
Hal itu membuat pemain kembali merasa tidak puas dan menganiaya wasit.
Dia menyebut kedua korban sudah diperiksa oleh polisi. Menurutnya, kecil kemungkinan untuk korban mencabut laporan tersebut.
"Kemungkinan besar tidak, kemungkinan besar tidak," tambahnya.
![]() |
2. Kondisi Wasit Korban Pengeroyokan
Handyar melanjutkan, Ridwan Prayitno masih terbaring di rumah sakit dan menerima perawatan. Begini kondisinya.
"Lukanya di sebelah dada kanan, terus kepala belakang, punggung, tulang rusuk kanan, kepala bagian atas, dahi," ucap Handyar.
Dia menyebut Ridwan memerlukan observasi untuk mengetahui luka dalam yang dialaminya. Ridwan juga disebut membutuhkan istirahat lebih lama di RST dr Asmir Salatiga.
"Informasi dari dokter ada pembengkakan di bawah dada semacam infeksi. Mas Ridwan sepertinya masih butuh observasi dan istirahat panjang. Tapi kalau Mas Hadi (wasit lain yang juga jadi korban) kemarin malam sudah diperbolehkan rawat jalan," ungkap Handyar.
Handyar menambahkan, pihak keluarga Ridwan memutuskan untuk membatasi pihak yang ingin menjenguk Ridwan. Hingga kini belum ada pemain dari kedua tim yang menjenguknya.
"Sampai saat ini, sampai detik ini belum ada (pemain menjenguk). Panitia ada perwakilan, dari pihak keluarga nggak tahu apakah itu dari panitia apakah itu dari Kabupaten Semarang kita nggak tahu, karena tadi masih pakai seragam merah, cuma mengunjungi ya nggak apa-apa. Tapi ini kami minta pengunjung dibatasi dulu karena kan Mas Ridwan tidak bisa beristirahat," jelasnya.
3. PSSI Jateng Panggil Pemain-Asisten Wasit
Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jateng memanggil perangkat pertandingan terkait kericuhan saat laga tarkam tersebut. Asprov juga melayangkan panggilan kepada pemain yang terlibat dan komite wasit Askab Semarang
Ketua Asprov PSSI Jateng, Yoyok Sukawi, mengatakan pemanggilan ini untuk menggali informasi terkait keributan pada turnamen Piala Bupati Semarang.
"Kami juga undang pemain yang terlibat, lalu saksi-saksi yang dibutuhkan lainnya untuk kita dalami dulu hal-hal yang menjadi perhatian pelanggaran kode disiplin, juga pelanggaran-pelanggaran fair play yang telah terjadi," kata Yoyok dalam keterangan yang diterima detikJateng, Rabu (5/6/2024).
"Jadi nanti setelah lengkap hasil akan kita laporkan ke PSSI, untuk kemudian kita putuskan berupa surat keputusan, kalau ada yang perlu disanksi akan kita sanksi, kalau ada yang perlu dihukum akan kita hukum," sambungnya.
Yoyok menjelaskan, federasi tidak membeda-bedakan pemain timnas ataupun pemain yang masih aktif, jika ada yang terlibat akan tetap dihukum.
Sementara Ketua Komite Disiplin PSSI Jateng Ismu Puruhito, menambahkan pihaknya memanggil perangkat pertandingan yakni dua asisten wasit dan satu komite wasit Askab Semarang.
"Setelah kemarin kita undang Panpel, hari ini perangkat pertandingan bisa hadir memenuhi undangan kami, untuk wasit utama juga wasit cadangan masih belum bisa kita panggil, karena masih dalam perawatan medis," kata Ismu.
![]() |
4. Polisi Periksa 15 Orang
Polisi melakukan penyelidikan terkait insiden itu, dan memanggil belasan orang untuk dimintai keterangan.
"Penyidik Satreskrim yang dibantu Polsek Tengaran itu sudah melakukan beberapa pemeriksaan semalam sudah 13 orang kita periksa. Kemudian siang ini bertambah dua jadi 15 orang sudah kita periksa," kata Wakapolres Semarang, Kompol Fandy Setiawan melalui keterangan video, Rabu (5/6/2024).
Sebanyak 15 orang itu di antaranya ialah panitia pelaksana, kepala desa setempat, penonton, hingga asisten wasit.
Fandy juga menyatakan pihaknya telah menerbitkan laporan polisi untuk kasus tersebut. Menurutnya, kasus itu telah memenuhi unsur penganiayaan.
"Kemudian dalam tahap ini untuk laporan polisi sudah kita buat dan untuk proses penyelidikan sudah kita laksanakan sejak kemarin," jelasnya.
"Yang jelas kami Polres Semarang ini berupaya maksimal untuk menyelesaikan kasus ini agar bisa cepat dan bisa terungkap," sambungnya.
(apu/apu)