"Penyidik Satreskrim yang dibantu Polsek Tengaran itu sudah melakukan beberapa pemeriksaan semalam sudah 13 orang kita periksa. Kemudian siang ini bertambah dua jadi 15 orang sudah kita periksa," kata Wakapolres Semarang, Kompol Fandy Setiawan melalui keterangan video, Rabu (5/6/2024).
Sebanyak 15 orang itu di antaranya ialah panitia pelaksana, kepala desa setempat, penonton, hingga asisten wasit.
Fandy juga menyatakan pihaknya telah menerbitkan laporan polisi untuk kasus tersebut. Menurutnya, kasus itu telah memenuhi unsur penganiayaan.
"Kemudian dalam tahap ini untuk laporan polisi sudah kita buat dan untuk proses penyelidikan sudah kita laksanakan sejak kemarin," jelasnya.
"Yang jelas kami Polres Semarang ini berupaya maksimal untuk menyelesaikan kasus ini agar bisa cepat dan bisa terungkap," sambungnya.
Sebelumnya, dua wasit menjadi korban pengeroyokan saat memimpin final Piala Bupati Semarang antara kesebelasan Putra Bakti FC Patemon melawan Ar Raffi Ampel Boyolali di Lapangan Pule Bener, Tengaran, Minggu (2/6). Ada dua kasus pengeroyokan yang terjadi dalam pertandingan tersebut.
Kasus pertama terjadi saat wasit Hadi Suroso yang memimpin pertandingan itu memberi kartu merah kepada pemain karena adanya pertikaian. Pemain Putra Bakti yang tidak terima melakukan penganiayaan terhadap Hadi Suroso.
Kemudian, pemimpin pertandingan diganti oleh wasit Ridwan Prayitno. Kericuhan kembali terjadi usai Ridwan memberikan tendangan penalti kepada tim Ar Raffi di ujung pertandingan. Saat itu kedudukan 1-0 untuk Putra Bakti.
Ridwan Prayitno akhirnya dikeroyok massa di lapangan. Saat ini, dirinya masih terbaring di rumah sakit.
"Informasi dari dokter ada pembengkakan di bawah dada semacam infeksi. Mas Ridwan sepertinya masih butuh observasi dan istirahat panjang tapi kalau Mas Hadi kemarin malam sudah diperbolehkan rawat jalan," kata pengacara kedua korban, Handrianus Handyar saat ditelepon.
(apu/rih)