Gibran Ngaku Punya 'Invisible Team', Pakar UNS: Gaya Khas Orang Swasta

Gibran Ngaku Punya 'Invisible Team', Pakar UNS: Gaya Khas Orang Swasta

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 28 Mei 2024 20:17 WIB
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka di Kantor DPRD Solo, Senin (6/5/2024).
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming. Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng
Solo -

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku mempunyai tim yang tidak pernah terlihat untuk membantu kerjanya. Hal tersebut sempat diungkapkan Gibran saat menjawab pertanyaan dari siswa kelas 5 SD di Al-Firdaus, Solo, kemarin.

Mengenai pernyataan Gibran itu, pakar politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Moh Abdul Hakim menyebut bahwa cara kerja Gibran itu menggambarkan cara pemikiran yang bersifat teknokratis dan pragmatis.

"Ini menarik, secara tersirat, ini menggambarkan cara pemikiran atau leadership mindset Gibran yg bersifat teknokratis dan pragmatis.Tim bayangan biasanya digunakan sebagai jalan pintas ketika mesin birokrasi dan mekanisme politik dirasa terlalu kompleks, lambat, dan tidak efisien," ujarnya dihubungi detikJateng, Selasa (28/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Hakim, gaya tim bayangan ini juga digunakan oleh Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim untuk merancang dan mengeksekusi kebijakan-kebijakan pendidikannya. Menurutnya, gaya ini merupakan ciri khas dari orang-orang di sektor swasta.

"Saya kira ini gaya khas orang-orang dari sektor swasta masuk ke pemerintahan. Tetapi trennya semakin kuat ketika banyak pemimpin politik yang lahir dan tumbuh dari ekosistem startup masuk ke dunia pemerintahan," bebernya.

ADVERTISEMENT

Seperti diketahui, Nadiem dan Gibran sebelum terjun ke pemerintahan membidangi sebagai pemimpin swasta. Gibran sebelumnya seorang pengusaha kuliner dan Nadiem pendiri GoJek.

Hakim melihat, tim bayangan yang dilakukan Gibran ini mempunyai sisi positif dan sisi negatif. Di sisi positifnya, tim bayangan diisi oleh orang-orang profesional dan bergerak lebih cepat dalam mengeksekusi kebijakan.

"Inovasi dan transformasi sulit diharapkan dari birokrasi formal dengan aturan rigid, dan didominasi pegawai yang sudah terlanjur nyaman dengan kemapanan. Ini penyakit lama birokrasi di Indonesia," jelasnya.

Sedangkan sisi negatifnya, tim bayangan biasanya kurang peka dengan berbagai regulasi yang ada. Sehingga seringkali tim bayangan menabrak aturan yang ada.

"Sisi negatifnya, tim bayangan kadang kurang peka dengan berbagai regulasi yg ada sehingga kadang menabrak aturan. Selain itu, tim bayangan sering tumpang tindih dengan tupoksi unit-unit yang ada di birokrasi sehingga terjadi ketidakefisienan SDM, serta menciptakan persaingan terselubung di antara mereka," bebernya.

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menerima pertanyaan mulai dari soal kemacetan, pengembangan UMKM, hingga soal cara mengurangi pengangguran saat menjadi pembicara di Al-Firdaus. Salah seorang siswa juga bertanya kepada Gibran soal cara menjadi pemimpin muda.

Gibran lalu menjawab pertanyaan siswa tersebut, dia mengaku pertanyaan itu sulit dijawab. Gibran mengaku sampai saat ini dirinya juga masih belajar.

"Pertanyaan susah, soalnya saya juga masih belajar. Tapi yang jelas ini, kamu kalau mau jadi pemimpin, nanti punya anak buah, pastikan anak buahnya bekerja dengan baik," jawab Gibran.

Gibran menjelaskan setiap pemimpin punya gaya tersendiri dalam menjalankan organisasinya. Gibran lalu menyebut bahwa dirinya mempunyai tim yang tidak pernah terlihat.

"Setiap pemimpin pasti punya style masing-masing, ada yang keras, ada yang merangkul banyak pihak, ada ya macem-macem. Kalau saya model orangnya punya tim yang nggak kelihatan. Jadi orangnya itu nggak kelihatan kalau kerja," ungkap Gibran.




(ahr/cln)


Hide Ads