Pakar Unsoed Sebut Banyumas Raya Butuh Pemimpin Seperti Gibran, Ini Alasannya

Pakar Unsoed Sebut Banyumas Raya Butuh Pemimpin Seperti Gibran, Ini Alasannya

Anang Firmansyah - detikJateng
Sabtu, 18 Mei 2024 15:44 WIB
Akademisi Unsoed saat menggelar diskusi Menakar Kriteria Pemimpin Dalam Pilkada di Purwokerto, Sabtu (18/5/2024).
Akademisi Unsoed saat menggelar diskusi Menakar Kriteria Pemimpin Dalam Pilkada di Purwokerto, Sabtu (18/5/2024). (Foto: dok. istiwewa/Dr Indaru)
Banyumas -

Pakar Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Dr Indaru Setyo Nurprojo mengemukakan pandangannya mengenai calon pemimpin di wilayah Banyumas Raya, yang meliputi kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara. Menurutnya, Banyumas Raya membutuhkan sosok pemimpin yang tidak hanya memiliki kapabilitas lokal, tetapi juga konektivitas nasional serta kapital yang memadai.

"Dalam tahun 2024 ini, banyak calon-calon pemimpin baru maupun petahana yang akan bertarung dalam pilkada. Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan siapa yang seharusnya diusung oleh partai, dengan mempertimbangkan berbagai aspek," katanya dalam diskusi bertajuk 'Menakar Kriteria Pemimpin Dalam Pilkada' di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (18/5/2024).

Ketua jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed itu menegaskan kapabilitas menjadi pertimbangan utama, termasuk kemampuan manajerial, penyelesaian konflik, pengelolaan birokrasi dan kemampuan dalam mengidentifikasi serta menyelesaikan permasalahan. Mengingat Pendapatan Asli Daerah (PAD) di wilayah Banyumas Raya masih tergolong rendah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menekankan pentingnya kepala daerah yang memiliki jaringan dan hubungan di tingkat nasional untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak di pusat pemerintahan.

"Misalnya, seperti yang terjadi dengan Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, yang mampu mendapatkan dana dari berbagai kementerian karena memiliki jaringan yang luas di tingkat nasional," terangnya.

ADVERTISEMENT

Indaru juga menyoroti pentingnya kapital atau keuangan yang cukup sebagai pertimbangan dalam pemilihan kepala daerah. Dia mencontohkan kasus di Brebes, di mana seorang calon memiliki aset yang cukup besar, menunjukkan bahwa calon tersebut sudah memiliki stabilitas finansial yang memadai.

"Pencalonan sebagai kepala daerah bukan sekadar mencari jabatan. Tetapi untuk benar-benar berkontribusi dan mengabdi kepada masyarakat dengan gagasan-gagasan yang bermanfaat," jelasnya.

Dia menegaskan bahwa seorang calon yang telah memiliki stabilitas finansial menunjukkan kesiapannya untuk melayani tanpa mempertimbangkan keuntungan pribadi.

"Seorang yang sudah memiliki stabilitas finansial menunjukkan bahwa dia tidak bergantung pada jabatan publik untuk mencari keuntungan pribadi. Tetapi benar-benar berkomitmen untuk melayani rakyat," pungkasnya.




(aku/apl)


Hide Ads