Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, mendaftar bakal calon Wali Kota Solo lewat DPC PDIP Solo. Saat pengembalian formulir, Teguh diantar sejumlah pendukungnya.
Usai mendaftar, Teguh mengatakan masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dibenahi pada era pemerintahan Gibran-Teguh. Meski pembangunan fisik lewat 17 program prioritas sudah nampak, namun kesejahteraan masyarakat belum merata.
"Kita kemarin menyelesaikan dan meneruskan program Pak FX Rudi-Purnomo. Dalam perjalanannya, ada hal-hal yang justru pada tingkatan kesejahteraan belum nampak signifikan. Secara fisik bangunan sudah merubah tatanan yang ada di Kota Solo, termasuk 17 titik," kata Teguh kepada awak media, Sabtu (18/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara dalam perjalanannya, dampak pembangunan harusnya pada kesejahteraan, termasuk penurunan stunting dan RTLH, yang porsinya belum signifikan," imbuhnya.
Dia menjelaskan, 17 program prioritas yang sudah terbangun memerlukan biaya perawatan yang cukup tinggi. Semua itu tidak bisa ditanggung oleh APBD Kota Solo yang hanya sebesar Rp 2,3 triliun.
"Yang sudah terbangun, kita harus pikirkan maintenance-nya, itu barang mahal semua. Apakah maintenance-nya di pihak ketiga-kan atau Pemkot. Kalau bicara Pemkot (ABDD) kita cuma Rp 2,3 triliun, Masjid Zayed itu dikelola UEA, 1 tahunnya Rp 30 miliar," ucapnya.
Sementara itu, dana hibah dari UEA sebesar Rp 3,5 miliar, dianggap belum bisa mengatasi masalah stunting di Kota Solo. Hal ini menjadi perhatiannya.
"Kalau kita lihat risiko stunting sekitar 5 ribuan, sementara bagian yang diterima dari dana UEA Rp 3,5 miliar itu hanya cukup untuk 900 anak sasaran," jelasnya.
Dari legislatif Kota Solo sudah memberikan evaluasi untuk bahan refleksi pemerintahan berikutnya. Sekretaris DPC PDIP Solo itu menjelaskan, program pembangunan fisik sudah bukan prioritas, tapi lebih kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat, menjadikan ekonomi Kota Solo naik kelas.
"Maka ke depan kita komitmen dan teman-teman di legislatif juga berkomitmen, dampak pembangunan pada kesejahteraan. Kita semua mengakui kehadiran turis yang hadir di Solo dengan berbagai kegiatan belum mengangkat 100 persen pendapatan," pungkasnya.
(apl/aku)