- Niat Sholat Idul Fitri sebagai Makmum, Imam, dan Sendiri 1. Niat Sholat Idul Fitri sebagai Makmum 2. Niat Idul Fitri sebagai Imam 3. Niat Sholat Idul Fitri Sendiri (Munfarid)
- Tata Cara Sholat Idul Fitri Lengkap 1. Niat 2. Takbiratul Ihram 3. Takbir 4. Membaca Tasbih di Antara Takbir 5. Membaca Surat Al-Fatihah 6. Membaca Surat Al-A'la dan Al-Ghasyiyah 7. Rukuk 8. Iktidal 9. Sujud Pertama 10. Duduk di Antara Dua Sujud 11. Sujud Kedua 12. Tahiyat 13. Salam 14. Khutbah
Pada hari lebaran 1 Syawal 1445 H mendatang, umat Islam akan melaksanakan sholat id. Penting bagi kita untuk memahami niat dan tata cara sholat Idul Fitri, baik sebagai makmum maupun imam.
Sholat Idul Fitri sendiri sebaiknya dilaksanakan dengan cara berjamaah, sesuai dengan mazhab Syafi'i. Keterangan mengenai anjuran tersebut dapat ditemukan di dalam Kitab Nihayatuz Zain karya Syekh Nawawi Banten.
الْقِسْمُ الثَّانِي مِنْ النَّفْلِ الْمُؤَقَّتِ وَهُوَ مَا تُسَنِّ فِيهِ الْجَمَاعَةُ (صَلَاةُ الْعِيدَيْنِ) الْأَصْغَرُ وَالْأَكْبَرُ وَهِيَ مِنْ خَصَائِصِ هَذِهِ الْأُمَّةِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya:
"Jenis kedua dari sholat sunnah yang ditentukan waktunya adalah shalat yang dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah adalah (sholat dua Id, yaitu Idulfitri dan Iduladha). Salat Id disyariatkan khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW." (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 106).
Mari simak penjelasan lengkap mengenai niat dan tata cara sholat Idul Fitri berikut yang detikJateng rangkum dari laman resmi Kementerian Agama dan Nahdlatul Ulama.
Niat Sholat Idul Fitri sebagai Makmum, Imam, dan Sendiri
1. Niat Sholat Idul Fitri sebagai Makmum
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَــالَى
Ushallî sunnatan li 'îdil fithri rak'ataini ma'mûman lillahi ta'ala.
Artinya:
"Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat menjadi makmum karena Allah ta'ala."
2. Niat Idul Fitri sebagai Imam
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلّٰهِ تَعَــالَى
Ushallî sunnatan li 'îdil fithri rak'ataini imâman lillahi ta'ala.
Artinya:
"Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat menjadi imam karena Allah ta'ala."
3. Niat Sholat Idul Fitri Sendiri (Munfarid)
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li 'Idil Fitri rak'atayni mustaqbilal qiblati adā'an lillāhi ta'ālā.
Artinya:
"Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat menghadap kiblat, tunai karena Allah ta'ala."
Tata Cara Sholat Idul Fitri Lengkap
Tidak ada perbedaan tata cara sholat Idul Fitri antara imam dengan makmum. Namun perlu dicatat bahwa imam bertindak sebagai pemimpin sholat, sedangkan makmum mengikutinya. Mari simak tata cara selengkapnya di bawah ini!
1. Niat
Bacalah niat sesuai dengan bacaan yang sudah diberikan di atas.
2. Takbiratul Ihram
Kemudian takbiratul ihram dengan cara mengangkat kedua tangan dan membaca takbir.
اللهُ أَكْبَرُ
Allahu akbar
Artinya: "Allah Mahabesar."
Saat takbiratul ihram, niatkan di dalam hati untuk melaksanakan sholat Idul Fitri.
3. Takbir
Selanjutnya, kita disunnahkan untuk bertakbir sebelum membaca surat Al-Fatihah. Pada rakaat pertama, jumlah takbirnya adalah tujuh. Sedangkan pada rakaat kedua, jumlah takbirnya adalah lima.
4. Membaca Tasbih di Antara Takbir
Di antara takbir, sebaiknya kita mengisinya dengan bacaan dzikir berikut.
سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
Subhanallah, walhamdulillah, wa la ilaha illallah, wallahu akbar, wa la hawla wa la quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim.
Artinya:
"Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."
5. Membaca Surat Al-Fatihah
Kemudian baca surat Al-Fatihah seperti sholat pada umumnya.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm, al-ḥamdu lillāhi rabbi l-ʿālamīn, ar-Raḥmānir-Raḥīm, māliki yawmi d-dīn, Iyyāka naʿbudu wa-iyyāka nastaʿīn, ihdina ṣ-ṣirāṭa l-mustaqīm, ṣirāṭa lladhīna anʿamta ʿalayhim ghayri l-maghdūbi ʿalayhim walā ḍ-ḍāllīn.
Artinya:
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
6. Membaca Surat Al-A'la dan Al-Ghasyiyah
Pada saat sholat Idul Fitri, sebaiknya baca surat Al-A'la untuk rakaat pertama.
بِسْم اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى, الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى, وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى, وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَى, فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَى, سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَى, إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَى, وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى, فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى, سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى, وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى, الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى, ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى, قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى, وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى, بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا, وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى, إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى, صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى
Bi-smi Allahi al-Rahmani al-Rahimi, sabbih isma rabbika al-a'la, alladhi khalaqa fasawwa, wa-alladhi qaddara fahada, wa-alladhi akhraja al-mar'a, faja'alah ghutha'an ahwa, sanuqri'uka fa-la tansa, illa ma sha'a Allah, innahu ya'lamu al-jahra wa ma yakhfa, wa-nu-yassiruka lil-yusra, fadhakkir in nafa'atidh-dhikra, sayadhakkaru man yakhsha, wa yatajannabuha al-ashqa, alladhi yasla an-nara al-kubra, thumma la yamutu fiha wa la yahya, qad aflaha man tazakka, wa dhakara isma rabbih fa-salla, bal tu'thiruna al-hayata ad-dunya, wa al-akhiratu khayrun wa abqa, inna hadha lafi as-suhufi al-ulaa, suhufi Ibrahim wa Musa.
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bertasbihlah atas nama Tuhanmu yang Maha Tinggi, Yang telah menciptakan dan menyempurnakan, serta yang telah menetapkan takdir dan memberikan petunjuk, dan yang mengeluarkan tumbuh-tumbuhan lalu menjadikannya hitam yang kering. Kami akan memperdengarkan kepadamu, maka janganlah kamu lupakan, kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sesungguhnya Dia mengetahui yang nyata dan yang tersembunyi. Dan Kami akan memudahkan kamu (menuju) kemudahan. Maka berilah peringatan; sesungguhnya peringatan itu bermanfaat. Orang yang takut (kepada Allah) akan mengambil pelajaran; dan orang yang paling fasik akan menjauhinya, yaitu orang yang bakal masuk ke dalam Api yang besar, kemudian ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. Sungguh beruntung orang yang membersihkan diri, dan menyebut nama Tuhan yang dia sembah, lalu dia sholat. Sebaliknya kamu lebih mengutamakan kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat dalam lembaran-lembaran yang terdahulu, lembaran-lembaran Ibrahim dan Musa."
Sedangkan pada rakaat kedua, dianjurkan untuk membaca surat Al-Ghasyiyah.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ, وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ, عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ, تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً مِنْ عَيْنٍ آنِيَةٍ, تُسْقَى مِنْ عَيْنٍ آنِيَةٍ, لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِنْ ضَرِيعٍ, لَا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِي مِنْ جُوعٍ, وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ, لِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ, فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ, لَا تَسْمَعُ فِيهَا لَاغِيَةً, فِيهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ, فِيهَا سُرُرٌ مَرْفُوعَةٌ, وَأَكْوَابٌ مَوْضُوعَةٌ, وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ, وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ, أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ, وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ, وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ, وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ, فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ, لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ, إِلَّا مَنْ تَوَلَّى وَكَفَرَ, فَيُعَذِّبُهُ اللَّهُ الْعَذَابَ الْأَكْبَرَ, إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ, ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Hal atāka ḥadīsul-ghāshiyah, wujūhun yawma'idhin khāshi'ah, 'āmilatun nāṣibah, taṣlā nāran ḥāmiyah, min 'aynin āniyah, tusqā min 'aynin āniyah, lā yusminu wa lā yughnī min jū'in, wujūhun yawma'idhin nā'imah, lis'yiha rāḍiyah, fī jannatin 'āliyah, lā tasma'ū fīhā lāghiyah, fīhā 'aynun jāriyah, fīhā sururun marfū'ah, wa āqwābun mawḍū'ah, wa namāriqu maṣfūfah, wa zarābiyyu mabthūthah. Afalā yanẓurūna ilāl-ibil kayfa khuliqat, wa ilās-samā'i kayfa rufi'at, wa ilāl-jibāli kayfa nuṣibat, wa ilāl-arḍi kayfa suṭiḥat, fa dhakkir innamā anta mudhakkir, lasta 'alayhim bimuṣayṭir, illā man tawallā wa kafara, fayu'adhdhibuhullāhul-'adhāba-l-akbar, inna ilaynā iyābahum, thumma inna 'alaynā ḥisābahum.
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sudahkah sampai kepadamu berita tentang hari kiamat yang menggelisahkan hati? Pada hari itu, wajah-wajah (orang-orang) menjadi hening, sibuk melakukan amal yang berguna, memandang api neraka yang membara dengan pandangan yang terbelalak, mereka disuguhi minuman dari mata air yang sangat panas, tidak ada makanan bagi mereka kecuali dari pohon yang berduri, tidak mengenyangkan dan tidak menghilangkan rasa lapar, pada hari itu wajah-wajah (orang-orang) berseri-seri, merasa puas dengan usaha yang mereka lakukan, berada dalam surga yang tinggi, tempat di mana tidak terdengar omong kosong, di dalamnya ada mata air yang mengalir, terdapat bantal-bantal yang tersusun rapi, serta gelas-gelas yang disusun beriringan, dan permadani-permadani yang terentang, mereka berbaring di atasnya, dan karpet-karpet yang digelar. Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana diciptakan, dan langit bagaimana ditinggikan, dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan, dan bumi bagaimana ditaruh? Maka berilah peringatan, sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan, kamu tidak mempunyai kuasa terhadap mereka, kecuali siapa yang berpaling dan kafir, maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar. Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya atas Kami-lah hisab mereka."
7. Rukuk
سُبْحَانَ رَبِّي الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ
Subḥāna rabbi al-ʿaẓīmi wa biḥamdihi.
Artinya:
"Maha Suci Tuhan yang Maha Agung, segala puji bagi-Nya."
8. Iktidal
رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْت مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbanaa laka al-hamdu mil'as-samawaati wa mil'al-ardi wa mil'a maa shi'ta min shay'in ba'du
Artinya:
"Wahai Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, sepenuh langit dan bumi, serta sepenuh apa pun yang Engkau kehendaki setelahnya."
9. Sujud Pertama
سُبْحَانَ رَبِّي الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subḥāna rabbiyal-aʿlā wa-biḥamdih.
Artinya:
"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, dengan segala puji bagi-Nya."
10. Duduk di Antara Dua Sujud
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي
Rabbi-ghfir li wa-arhamni wa-jbur-ni wa-rfa'ni wa-rzuq-ni wa-hdin-i wa-'afin-i wa-'ufu 'anni.
Artinya:
"Wahai Tuhanku, ampunilah aku, dan sayangilah aku, dan tolonglah aku, dan muliakanlah aku, dan berilah aku rezeki, dan berilah aku petunjuk, dan berilah aku kesehatan, dan maafkanlah aku."
11. Sujud Kedua
سُبْحَانَ رَبِّي الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subḥāna rabbiyal-aʿlā wa-biḥamdih.
Artinya:
"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, dengan segala puji bagi-Nya."
12. Tahiyat
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إنَّك حَمِيدٌ مَجِيدٌ
At-Tahiyyātu al-Mubārakātu aṣ-Ṣalawātu aṭ-Ṭayyibātu lillāh, as-Salāmu 'alayka ayyuhan-Nabīyu wa raḥmatu Allāhi wa barakātuhu, as-Salāmu 'alaynā wa 'alā 'ibādi Allāhi ṣ-ṣāliḥīn. Ashhadu an lā ilāha illā Allāh wa ashhadu anna Muḥammadan rasūlu Allāh. Allāhumma ṣalli 'alā sayyidinā Muḥammadin wa 'alā āli sayyidinā Muḥammadin kamā ṣallayta 'alā sayyidinā Ibrāhīma wa 'alā āli sayyidinā Ibrāhīma wa bārik 'alā sayyidinā Muḥammadin wa 'alā āli sayyidinā Muḥammadin kamā bārakta 'alā sayyidinā Ibrāhīma wa 'alā āli sayyidinā Ibrāhīma fī al-'ālamīn, innaka ḥamīdun majīdun.
Artinya:
"Penghormatan, berkah, salam, dan kesucian semata-mata milik Allah. Salam sejahtera atas dirimu, wahai Nabi, serta rahmat dan berkah Allah. Salam sejahtera atas kita dan atas hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berikanlah shalawat kepada junjungan kita Muhammad dan keluarga junjungan kita Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada junjungan kita Ibrahim dan keluarga junjungan kita Ibrahim. Berikanlah berkah kepada junjungan kita Muhammad dan keluarga junjungan kita Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada junjungan kita Ibrahim dan keluarga junjungan kita Ibrahim di antara semua alam. Sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
13. Salam
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله
Assalamu 'alaikum wa rahmatullahi
Artinya:
"Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepada kalian."
14. Khutbah
Setelah menyelesaikan sholat dan menyampaikan salam terakhir, disarankan bagi jamaah untuk tetap tinggal dan mendengarkan khutbah Idul Fitri sampai selesai. Adapun khutbah disampaikan sebanyak dua kali, sama seperti pada sholat Jumat. Hal ini berlaku kecuali jika mereka tidak menghadiri sholat Idul Fitri secara berjamaah.
Anjuran ini disampaikan dalam sebuah hadits riwayat Asy-Syafi'i berikut ini.
السُّنَّةُ أَنْ يَخْطُبَ الإِمَامُ فِي العِيْدَيْنِ خُطْبَتَيْنِ يُفَصِّلُ بَيْنَهُمَا بِجُلُوْسٍ
Artinya:
"Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada sholat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk." (HR Asy-Syafi'i)
Khatib atau orang yang menyampaikan khutbah disunnahkan untuk memulai khutbah pertama dengan takbir sebanyak sembilan kali. Sementara khutbah kedua dimulai dengan takbir tujuh kali.
Demikian penjelasan lengkap mengenai niat dan tata cara sholat Idul Fitri untuk makmum dan imam. Semoga bermanfaat!
(par/dil)