Kehadiran malam Nisfu Syaban sangat dinantikan oleh kaum muslim karena dianggap sebagai salah satu waktu yang mulia di dalam Islam. Lantas apa itu malam Nisfu Syaban?
Diketahui bahwa Syaban muncul di antara dua bulan, yaitu Rajab dan Ramadhan. Sebagai informasi, Nisfu Syaban hadir di setiap tanggal 15 Rajab. Apabila merujuk pada Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang dikeluarkan oleh Kemenag RI, menunjukkan bahwa 15 Rajab akan jatuh di hari Minggu, 25 Februari 2024.[1]
Meskipun Nisfu Syaban berlangsung pada tanggal 25 Februari 2024, perlu diketahui bahwa malam Nisfu Syaban hadir lebih awal dibandingkan hari tersebut. Pergantian hari pada tahun Masehi dan Hijriah mengalami perbedaan, di mana pergantian hari di tahun Masehi berlangsung pada jam 00.00 waktu setempat, sedangkan tahun Hijriah berganti pada waktu Matahari terbenam atau biasanya di saat maghrib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merujuk dari penjelasan tersebut, menunjukkan bahwa malam Nisfu Syaban akan jatuh di hari Sabtu, 24 Februari 2024 yang dimulai pada saat maghrib. Mengingat Nisfu Syaban sudah di depan mata, tidak ada salahnya bagi seorang muslim untuk mengetahui hal tersebut secara lebih dekat. Simak baik-baik rangkuman mengenai pengertian, sejarah, doa, amalan, hingga keutamaan Nisfu Syaban melalui paparan berikut.
Pengertian Malam Nisfu Syaban
Mengutip dari buku 'Mengikat Makna di Tengah Corona' yang disusun oleh Lukmanul Hakim, dijelaskan bahwa terdapat riwayat yang menyebutkan tentang makna dari Nisfu Syaban. Dijelaskan bahwa Nisfu Syaban adalah malam di mana Allah SWT membuka pintu rahmat-Nya. Kehadiran malam Nisfu Syaban juga disebutkan sebagai waktu Allah SWT mengampuni umat-nya.[2]
Lebih lanjut dijelaskan bahwa Nisfu artinya setengah, sedangkan Syaban adalah bulan Syaban yang terdapat dalam kalender Hijriah. Maka, pengertian Nisfu Syaban dapat dimaknai sebagai separuh bulan Syaban yang jatuh tepat di tanggal 15. Hal tersebut menunjukkan bahwa malam Nisfu Syaban adalah malam yang jatuh di tanggal 15, tepatnya pada saat waktu matahari tenggelam atau maghrib seperti pergantian hari dalam kalender Hijriah yang telah dipaparkan sebelumnya.
Sejarah Nisfu Syaban
Secara umum, peringatan Nisfu Syaban sebenarnya datang dari kalangan tertentu. Disampaikan dalam laman resmi Nahdlatul Ulama bahwa melalui Kitab Al-Mawahib Al-Laduniyah, Al-Imam Al-Qasthalani menjelaskan mengenai sejarah Nisfu Syaban.
Dijelaskan secara rinci oleh Al-Imam Al-Qasthalani bahwa:
وقد كان التابعون من أهل الشام، كخالد بن معدان، ومكحول يجتهدون ليلة النصف من شعبان فى العبادة، وعنهم أخذ الناس تعظيمها، ويقال: إنه بلغهم فى ذلك آثار إسرائيلية، فلما اشتهر ذلك عنهم اختلف الناس، فمنهم من قبله منهم، وقد أنكر ذلك أكثر العلماء من أهل الحجاز، منهم عطاء، وابن أبى مليكة، ونقله عبد الرحمن بن زيد بن أسلم عن فقهاء أهل المدينة، وهو قول أصحاب مالك وغيرهم، وقالوا: ذلك كله بدعة
Artinya: "Tabi'in Tanah Syam seperti Khalid bin Ma'dan dan Makhul, mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam Nisfu Syaban. Nah, dari mereka inilah orang-orang kemudian ikut mengagungkan malam Nisfu Syaban. Dikatakan, bahwa telah sampai kepada mereka atsar israiliyat (kabar atau cerita yang bersumber dari ahli kitab, Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam) tentang hal tersebut. Kemudian ketika perayaan malam Nisfu Syaban populer, orang-orang berbeda pandangan menanggapinya. Sebagian menerima, dan sebagian lain mengingkarinya. Mereka yang mengingkari adalah mayoritas ulama Hijaz, termasuk dari mereka Atha' dan Ibnu Abi Malikah. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari kalangan fuqaha' Madinah menukil pendapat bahwa perayaan malam Nisfu Sya'ban seluruhnya adalah bid'ah. Ini juga merupakan pendapat Ashab Maliki dan ulama lainnya."[3]
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui bahwa sejarah malam Nisfu Syaban pertama kali datang dari kalangan ulama Tabi'in. Meskipun menjadi peringatan yang populer pada masa itu, diketahui bahwa Nisfu Syaban belum ada pada zaman Rasulullah SAW maupun para sahabatnya.
Malam Nisfu Syaban baru ada sejak zaman Tabi'in yang mana peringatannya didasarkan pada kalangan para ulamanya. Diketahui bahwa kalangan ulama Tabi'in berasal dari negeri Syam yang kini lebih dikenal sebagai Negara Suriah.
Doa Malam Nisfu Syaban
![]() |
Agar dapat menghidupkan malam Nisfu Syaban, seorang muslim dapat mengamalkan doa Nisfu Syaban yang dilafalkan oleh Rasulullah SAW. Sejatinya, doa ini tidak dikhususkan untuk Nisfu Syaban. Melainkan Rasulullah SAW menyebutkan tentang bulan Rajab, Syaban, dan Ramadhan.
Meskipun begitu, tidak ada salahnya untuk membaca doa ini pada saat malam Nisfu Syaban. Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan dalam buku 'Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab, dan Sya'ban' karya Dra. Udji Asiyah, M.Si. Dikatakan bahwa ada sebuah hadits tentang doa yang dilafalkan Rasulullah SAW. Berdasarkan riwayat dari Anas bin Malik, dijelaskan bahwa:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ
Artinya: "Dari Anas bin Malik berkata, bahwa Rasulullah saw. jika masuk bulan Rajab, dia berkata, 'Allahumma Barik lanaa fii Rajaba wa Sya'ban wa baarik lanaa fii Ramadhan.' (Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syaban dan berkahilah kami di bulan Ramadhan)'." (HR. Ahmad, No. 2.228).
Bagi kaum muslim yang ingin mengamalkan doa tersebut, berikut bacaan lengkapnya:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Allâhumma bârik lanâ fî Rajaba wa Sya'bâna wa ballighnâ Ramadhânâ."
Artinya: "Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rajab dan bulan Syaban. Sampaikan kami dengan bulan Ramadhan."[4]
Amalan Malam Nisfu Syaban
Lantas apa saja amalan malam Nisfu Syaban yang dapat dikerjakan oleh kaum muslim? Selain membaca doa yang telah dipaparkan sebelumnya, ada sebuah amalan malam Nisfu Syaban lain yang mungkin dapat dijadikan sebagai acuan. Amalan tersebut adalah membaca Al-Quran
Sejatinya, tidak ada anjuran khusus mengenai membaca Al-Quran di malam Nisfu Syaban. Namun, membaca Al-Quran merupakan amalan yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh seorang muslim. Bukan hanya pada malam Nisfu Syaban, melainkan juga di malam-malam yang lain.
Mengutip dari laman resmi Kemenag RI, terdapat keutamaan membaca Al-Quran yang dapat diraih oleh umat Islam yaitu salah satunya sebagai syafaat atau penolong di yaumul akhir. Berdasarkan riwayat dari Abu Amamah r.a., dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
عن أَبي أُمامَةَ رضي اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « اقْرَؤُا القُرْآنَ فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القيامةِ شَفِيعاً لأصْحابِهِ » رواه مسلم
Artinya: "Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat" (HR. Muslim).
Lebih lanjut dijelaskan juga bahwa terdapat hadits yang menjelaskan tentang keutamaan Al-Quran lainnya, seperti akan dibersamai oleh para malaikat. Hal tersebut sejalan dengan riwayat Bukhari Muslim yang menyebutkan bahwa:
عن عائشة رضي اللَّه عنها قالتْ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « الَّذِي يَقرَأُ القُرْآنَ وَهُو ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكرَامِ البررَةِ » متفقٌ عليه .
Artinya: "Dari Aisyah ra, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Orang yang membaca Al-Quran dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah'." (HR. Bukhari Muslim).
Hal tersebut menunjukkan bahwa membaca Al-Quran dapat dilakukan oleh seorang muslim kapan pun, salah satunya yang sebagai amalan malam Nisfu Syaban. Amalan ini dilakukan semata-mata untuk mengharapkan berbagai hal baik yang diberikan oleh Allah SWT.[5]
Keutamaan Malam Nisfu Syaban
Salah satu keutamaan malam Nisfu Syaban yang paling utama adalah mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan dalam buku 'Meraih Surga dengan Puasa' yang karya H. Herdiansyah Achmad, Lc. Dijelaskan bahwa terdapat salah satu hadits yang menyebutkan tentang keutamaan malam Nisfu Syaban.
Berdasarkan riwayat dari Ali bin Abi Thalib, dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Jika datang malam Nisfu Syaban, sholatlah dan puasalah pada siang harinya karena Allah akan menurunkan ampunannya di malam itu, mulai dari terbenamnya Matahari hingga pagi hari. Kemudian Allah berfirman, 'Ingatlah Aku akan mengampuni orang yang meminta ampunan dari-Ku, ingatlah Aku akan memberikan rezeki pada orang yang meminta rezeki pada- Ku, ingatlah Aku akan mengabulkan orang yang meminta kesehatan pada-Ku, dan ingatlah Aku akan begini dan begitu (yakni meminta apa saja) meminta pada Allah sampai munculnya fajar'." (HR Ibnu Majah).[6]
Lebih lanjut diuraikan dalam buku 'Sunnah-sunnah Rasul yang Wajib Kamu Tahu' karya Retno Dwi Ningsih, bahwa terdapat sebuah hadits shahih mengenai malam Nisfu Syaban. Melalui hadits tersebut dikatakan bahwa:
"Sesungguhnya Allah memperhatikan makhluk-makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban, maka Allah mengampuni hamba-hamba-Nya, kecuali dua (golongan) yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh dirinya sendiri" (HR. Ahmad).[7]
Demikian tadi rangkuman mengenai malam Nisfu Syaban, mulai dari pengertian, doa, amalan, hingga keutamaannya. Semoga informasi ini membantu!
Referensi:
[1] Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang dikeluarkan oleh Kemenag RI
[2] Buku 'Mengikat Makna di Tengah Corona' yang disusun oleh Lukmanul Hakim
[3] Laman resmi NU - Sejarah dan Teknis Peringatan Malam Nisfu Sya'ban
[4] Buku 'Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab, dan Sya'ban' karya Dra. Udji Asiyah, M.Si
[5] Laman resmi Kemenag RI - Keutamaan Membaca Al-Qur'an
[6] Buku 'Meraih Surga dengan Puasa' yang karya H. Herdiansyah Achmad, Lc
[7] Buku 'Sunnah-sunnah Rasul yang Wajib Kamu Tahu' karya Retno Dwi Ningsih
(par/apl)