Soal Teror Ulat Bulu, Begini Imbauan Damkar Klaten

Soal Teror Ulat Bulu, Begini Imbauan Damkar Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 21 Feb 2024 23:22 WIB
Koloni ulat bulu teror warga Polanharjo, Klaten, Selasa (20/2/2024).
Foto: Koloni ulat bulu teror warga Polanharjo, Klaten, Selasa (20/2/2024). (Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Koloni ulat bulu jenis Dompo terus meluas hingga muncul laporan di sejumlah wilayah di Klaten. Pemadam kebakaran (damkar) pun memberikan imbauan kepada warga jika di sekitar hunian mereka terdapat hewan itu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Satpol-PP dan Damkar Klaten, selain wilayah Kecamatan Trucuk dan Polanharjo, kemunculan ulat bulu juga dirasakan warga di Delanggu serta Manisrenggo.

"Laporan masuk ada di Desa Sumber, Planggu dan Gaden, Kecamatan Trucuk. Kemudian Desa Kranggan Kecamatan Polanharjo, Kecamatan Delanggu dan Desa Nangsri, Kecamatan Manisrenggo, ada juga laporan dari Jogonalan," ungkap anggota regu 3 pemadam kebakaran Satpol-PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten, Irwan Santoso kepada detikJateng, Rabu (21/2/2024) siang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irwan yang juga Komandan SAR Klaten tersebut memberikan anjuran. Dirinya menerangkan, masyarakat yang menjumpai hewan pembuat geli itu bisa mengantisipasi dengan memberi batasan kontak.

"Hindari kontak atau interaksi dengan lokasi ulat, jauhi. Beri batasan lokasi dengan rumah menggunakan bahan semisal air sabun tanpa harus memusnahkan ulatnya," papar Irwan.

ADVERTISEMENT
Koloni ulat bulu teror warga Polanharjo, Klaten, Selasa (20/2/2024).Koloni ulat bulu teror warga Polanharjo, Klaten, Selasa (20/2/2024). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Ulat Bulu Bakal Jadi Kepompong dalam 15 Hari

Irwan melanjutkan, nantinya ulat tersebut akan menjadi kepompong dalam waktu 15 hari. Kemudian, bakal bermetamorfosis jadi kupu-kupu sekitar 40 hari berikutnya.

"Menjadi kupu dalam waktu 40 hari. Sebenarnya siklus hidup pendek tapi kalau dalam jumlah besar ya memang mengganggu, terutama gatalnya," lanjut Irwan.

Irwan menuturkan, banyaknya ulat bulu yang menyerbu sejumlah wilayah di Klaten disebabkan banyak faktor. Menurutnya, masa kembang biaknya didukung cuaca.

"Bisa jadi memang masa kembang biak dengan cuaca yang mendukung. Atau mungkin predator seperti burung juga tidak ada," imbuh Irwan.

Pendapat Irwan dibenarkan Koordinator Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, Joko Tri Purwanto. Dia menerangkan ulat banyak karena menetas di saat pergantian musim.

"Karena ini menjelang pergantian musim. Kalau memakan sampai habis tanaman tidak, ini sebentar sebenarnya juga hilang," ungkap Joko kepada detikJateng.

Ulat Sudah ke Teras Rumah

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten resah dengan adanya koloni ulat bulu dalam jumlah banyak di pohon yang ada di rumah kosong. Petugas Damkar Kabupaten Klaten turun tangan menangani teror ulat bulu itu.

"Sudah tiga hari tapi baru dilaporkan hari ini karena sudah ke kanan dan kiri sekitar lokasi. Sudah ke teras rumah, saya sendiri gatal-gatal," ungkap salah satu warga setempat, Dwi Wahyu Nugroho kepada detikJateng, Selasa (20/2) sore.

Sekitar sepekan sebelum ditemukan di Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Ulat serupa juga meresahkan warga Desa Sumber, Kecamatan Trucuk. Di Dusun Sumber Wetan, warga ada yang sampai mengungsikan keluarga.




(apu/apu)


Hide Ads