Bawaslu Magelang Adopsi Nilai-nilai Candi Borobudur Jelang Masa Kampanye

Bawaslu Magelang Adopsi Nilai-nilai Candi Borobudur Jelang Masa Kampanye

Eko Susanto - detikJateng
Senin, 27 Nov 2023 15:35 WIB
Apel pengawasan Bawaslu Kabupaten Magelang dari Candi Borobudur, Senin (27/11/2023).
Foto: Apel pengawasan Bawaslu Kabupaten Magelang dari Candi Borobudur, Senin (27/11/2023). (Eko Susanto/detikJateng)
Magelang -

Sehari menjelang berlangsungnya kampanye Pemilu 2024, Bawaslu Kabupaten Magelang menyerukan Satyam Vada Dharmam Chara, atau bicaralah kebenaran, praktikkan kebajikan dari Candi Borobudur. Seruan yang disampaikan dalam apel diikuti ratusan orang pengawas pemilu hingga tingkat desa.

Pelaksanaan apel tersebut dilangsungkan di Taman Lumbini Candi Borobudur. Adapun peserta dari Bawaslu Kabupaten Magelang yang terdiri dari Panwancam hingga Paswasdes totalnya berjumlah 625 orang.

Dalam apel ini ditandai dengan memukul kentongan yang dilakukan semua peserta apel. Selain itu, ada pentas wayang serangga oleh dalang Ki Sih Agung Prasetyo dari Grabag, Kabupaten Magelang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini, Bawaslu Kabupaten Magelang menggelar apel siaga pengawasan pemilu 2024. Kami melibatkan seluruh panwascam, panwas desa/kelurahan. Total ada 625 pengawas pemilu seluruh Kabupaten Magelang," kata Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang Habib Sholeh kepada wartawan di Candi Borobudur, Senin (27/11/2023).

"Kami sengaja mengambil tema Satyam Vada Dharmam Chara ini mengadopsi dari nilai-nilai Candi Borobudur yang artinya kira-kira adalah berbicara kebenaran, pratikkan kebijakan. Pengawas pemilu dalam berbicara harus selalu tentang kebenaran dengan cara yang benar. Kemudian kita mempraktikan kebajikan," imbuh Habib.

ADVERTISEMENT

Dalam menjalankan tugas pengawasan pemilu, kata Habib, selalu berbicara tentang kebenaran dan mempraktekkan kebajikan.

"Ini menjadi nilai-nilai yang kami anut, kami emban dan akan menjadi mantra kami dalam menyukseskan pengawasan pemilu 2024. Ini sesuai juga dengan kode etik penyelenggara pemilu," ujarnya.

Menyinggung perihal membunyikan kentongan, kata dia, kentongan menjadi tradisi di masyarakat Jawa sebagai bentuk kesiapsiagaan.

"Kentongan adalah bagian dari nilai-nilai budaya karena itu kami ambil. Kami gunakan sebagai tanda bahwa jajaran pengawasan pemilu se-Kabupaten Magelang siap mengawasi tahapan kampanye, pemungutan suara sampai nanti rekapitulasi," ujar dia.

"(kesenian wayang serangga) Wayang serangga, jadi ini mengadopsi kesenian. Kami mengundang seluruh pengawas pemilu, mendengarkan wayang dan ini nanti adalah otokritik. Karena banyak nilai yang disampaikan dalang ini nanti akan menghantam kami, mengingatkan kami, pengawasan pemilu perlu diingatkan, perlu menjaga integritas, menjaga netralitas," jelasnya.




(apu/apl)


Hide Ads