Kompak! Kolaborasi Mahasiswa Sejumlah Kampus Bikin Aplikasi Penghitung Kalori

Kompak! Kolaborasi Mahasiswa Sejumlah Kampus Bikin Aplikasi Penghitung Kalori

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 20 Nov 2023 18:03 WIB
Tim Nutripal STMIK Sinar Nusantara ciptakan aplikasi hitung kalori hingga rekomendasikan makanan sehat, Senin (20/11/2023).
Foto: Mahasiswa sejumlah kampus yang berkolaborasi menciptakan Nutripal, aplikasi hitung kalori hingga rekomendasikan makanan sehat, Senin (20/11/2023). (Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Solo - Mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Sinar Nusantara Solo berkolaborasi dengan sejumlah mahasiswa menciptakan aplikasi penghitung nutrisi makanan, Nutripal. Tak hanya menghitung nutrisi, aplikasi tersebut juga bisa merekomendasikan menu makanan bagi para pengguna.

Aplikasi tersebut diluncurkan dalam STMIK Sinar Nusantara Project Expo 2023, Senin (20/11/2023). Ketua tim Nutripal, Muhammad Danis mengatakan, dalam menciptakan Nutripal berkolaborasi dengan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Islam Negeri (UIN) Siliwangi, serta Universitas Brawijaya (UB).

Danis dan lima temannya dalam satu tim menghabiskan waktu satu bulan untuk menciptakan Nutripal. Aplikasi ini ditujukan untuk memonitoring konsumsi kalori para pengguna.

"Aplikasi Nutripal ini adalah sebuah mobile app untuk membantu user (pengguna) men-tracking kalori harian mereka," kata Danis.

Ia mengatakan, yang menjadi pembeda Nutripal dengan aplikasi penghitung kalori lainnya adalah karena Nutripal bisa juga merekomendasikan menu makanan. Sehingga para pengguna tak lagi bingung menu makanan apa yang harus dimakannya.

"Bisa merekomendasikan makanan sehat untuk mereka. Sehingga mereka bisa menerapkan pola hidup sehat," imbuhnya.

Ironi Pencipta Nutripal Sering Begadang

Meski mereka membuat aplikasi untuk menerapkan pola hidup sehat, ia mengaku pola hidup para anggota tim tidak terjaga lantaran harus selalu begadang. Danis mengatakan, mereka selalu melakukan rapat virtual sejak pukul 22.00 WIB hingga 03.00 WIB dini hari.

"Itu juga agak ironi ya, karena kita lebih bisa mikir ketika malam," ujarnya.

Kini, Nutripal masih dalam proses pengembangan agar bisa menawarkan lebih banyak fitur-fitur yang bermanfaat bagi pengguna. Danis mengungkapkan, fitur rekomendasi makanan di Nutripal menjadi pembeda dengan aplikasi serupa.

"Jadi user bisa mendapatkan rekomendasi per harinya mungkin bisa makan apa. Jadi tidak perlu mikir-mikir, mau makan ini, mau makan itu," ucapnya.

Ia pun berharap nantinya Nutripal bisa lebih berkembang hingga dapat digunakan oleh khalayak luas.

Salah satu anggota tim Nutripal, Ilham Akbar menjelaskan, cara kerja Nutripal dalam menghitung kalori penggunanya sendiri adalah dengan mencatat setiap makanan yang dikonsumsi dalam sehari.

Pengguna juga akan diarahkan untuk memasukkan data usia, jenis kelamin, berat badan, hingga menu makanan favoritnya. Dari situlah Nutripal nantinya bisa merekomendasikan menu makanan sehat bagi para pengguna.

"Jadi machine learning kami akan menggenerasikan makanan-makanan apa yang direkomendasikan untuk tubuh mereka," terangnya.

Ilham mengungkapkan, awalnya ia dan Danis memiliki ide untuk membuat aplikasi yang mendata makanan halal dan haram. Dari situlah kemudian berkembang ide-ide untuk membuat aplikasi Nutripal, Nutri berarti nutrisi, dan Pal berarti teman, sehingga Nutripal berarti teman pengguna untuk menghitung nutrisi.

"Jadi teman untuk menemani kita menghitung nutrisi kita sehari-hari seperti itu," imbuhnya.

Termasuk Nutripal, terdapat 20 tim yang memamerkan karya-karya kolaboratif mahasiswa STMIK dengan mahasiswa dari perguruan lain di Indonesia.

Wakil ketua akademik STMIK Sinar Nusantara Solo, Wawan Laksito mengatakan, kegiatan Expo STMIK hari itu memamerkan aplikasi mahasiswa yang berkaitan dengan isu-isu di dunia usaha dan industri.

"Aplikasi-aplikasi teknologi yang teman teman mahasiswa buat ini memang terkait dengan kebutuhan di masyarakat sekarang gitu," ucapnya kepada awak media, Senin (20/11).

Dengan adanya Project Expo tersebut, ia ingin agar karya-karya mahasiswa dapat lebih diapresiasi dan bisa dikenal dengan lebih luas.

"Mahasiswa sekarang itu kan penginnya apa yang dia kerjakan juga bisa ditampilkan, bisa dihargai, bisa diapresiasi. Bukan hanya diapresiasi oleh dosen-dosennya, tapi juga diapresiasi oleh masyarakat," tuturnya.


(apu/rih)


Hide Ads