Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) diperingati setiap tanggal 5 November sejak tahun 1993. Momentum ini ditetapkan sebagai bentuk pengingat kepada masyarakat Indonesia agar lebih meningkatkan kepedulian terhadap pelestarian flora dan fauna.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati HCPSN 2023. Salah satunya dengan mengenal lebih dekat beragam Satwa Nasional asli Indonesia. Menariknya ada tiga Satwa Nasional yang mewakili darat, udara, dan air.
Penasaran apa sajakah jenis hewan yang termasuk dalam Satwa Nasional? Berikut rangkuman informasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komodo sebagai Satwa Darat
Mengutip dari buku Mimbar kekaryaan ABRI, pada 5 November 1993 Presiden Soeharto membacakan sambutan upacara Pencanangan Tahun Lingkungan Hidup. Melalui momen inilah Presiden Soeharto mengumumkan tiga Satwa Nasional Indonesia. Salah satu satwa yang disebutkan adalah komodo.
Komodo dipilih untuk mewakili satwa darat yang saat ini habitatnya berada di Pulau Komodo, Indonesia. Berdasarkan informasi yang dibagikan melalui Komodo Survival Program, hewan komodo adalah jenis kadal terbesar yang masih hidup hingga saat ini. Diketahui bahwa panjang tubuh komodo jantan dewasa bisa mencapai 3,1 meter dengan berat hingga 100 kg. Berbeda dengan panjang tubuh komodo betina dewasa yang mencapai 2,4 meter dengan berat 40 kg saja.
Indera penciuman komodo dikenal sangat tajam dan memiliki sekitar 60 gigi tajam. Meskipun gigitan komodo tak sekuat buaya, tetapi rahang bagian bawah komodo terhadap kelenjar racun. Cara kerja senyawa racun komodo adalah dengan masuk melalui gigitan ke bagian tubuh mangsanya. Racun komodo sangat ganas dan bisa menyebabkan kematian pada mangsanya.
Tak sampai di situ, melalui Portal Informasi Indonesia dijelaskan bahwa Taman Nasional Komodo menjadi habitat terakhir sekaligus satu-satunya di dunia tempat spesies ini hidup. Lokasi ini dihuni sekitar 5.700 kadal raksasa yang dijuluki juga sebagai komodo dragon. Pada tahun 1991 silam UNESCO menetapkan kawasan tersebut sebagai Situs Warisan Alam Dunia.
Ikan Siluk Merah sebagai Satwa Pesona dan Satwa Tirta
Tak hanya komodo, ada juga ikan siluk merah yang juga ditetapkan sebagai Satwa Tirta Nasional oleh Presiden Soeharto pada saat itu. Ikan yang disebut juga sebagai ikan arwana merah atau arwana Asia tersebut memiliki ciri khas tubuh berwarna merah mengkilap.
Dikutip dari laman resmi PPID Serang, ikan siluk merah termasuk dalam spesies ikan tawar dari Asia Tenggara. Ikan ini bersifat predator yang mirip seperti kerabat dekatnya yaitu ikan arapaima gigas. Menariknya, ikan siluk merah tergolong jenis ikan purba dan memiliki sejumlah nama lain. Sebut saja seperti ikan siluk, ikan kayangan, ikan kalikasi, dan ikan kelasa.
Ikan siluk merah dapat dijumpai di perairan Provinsi Kalimantan Barat seperti Sungai Kapuas atau Danau Sentarum. Jenis ikan ini menjadi primadona tersendiri bagi para pecinta ikan hias karena memiliki warna dan bentuk yang sangat indah.
Elang Jawa sebagai Satwa Dirgantara
Terakhir ada Satwa Dirgantara yaitu elang jawa. Mengutip dari laman resmi Safari Indonesia, elang jawa atau disebut juga sebagai nisaetus bartelsi dan termasuk dalam satwa endemik di Pulau Jawa. Satwa ini juga dikenal sebagai lembang Negara Republik Indonesia, yaitu Garuda.
Beberapa elang jawa memiliki panjang tubuh mencapai 60-70 cm. Ciri khas satwa tersebut mempunyai kepala berwarna cokelat kemerahan dengan jambul tinggi menonjol. Persebaran elang jawa hanya dapat ditemukan di wilayah Pulau Jawa saja, detikers. Lebih tepatnya ada di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon hingga Semenanjung Blambangan Purwo.
Cara berburu elang jawa juga dikenal sangat menakjubkan. Dari atas ketinggian satwa ini akan mengikuti gerak-gerik mangsanya. Kemudian ia dengan cepat akan menyergap mangsanya. Meskipun sang mangsa berada di dahan ataupun di atas tanah sekalipun.
Nah, itu tadi sekilas informasi mengenai sejumlah hewan yang termasuk dalam Satwa Nasional. Manakah di antara ketiga satwa tadi yang sudah pernah kamu lihat secara langsung, detikers?
(ams/ams)