Sebuah bangunan tinggi menjulang berdiri di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Klaten. Bangunan yang menjadi ikon kota Klaten itu bentuknya menyerupai jamur raksasa di tengah makin padatnya perkotaan.
Dilihat dari kejauhan, bangunan itu tampak menghitam karena warna asli plesteran semen tanpa dicat. Bangunan itu bukan tugu atau monumen tetapi menara air milik PDAM Tirta Merapi Kabupaten Klaten.
"Memang menyerupai jamur atau corong raksasa tapi itu reservoir (penampungan air) balance," ungkap direktur teknik PDAM Tirta Merapi Kabupaten Klaten, Sigit Setiawan Bimantoro kepada detikJateng, Senin (24/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Sigit, bangunan itu didirikan sekitar tahun 1980 dan selesai pembangunan dan diresmikan tahun 1985. Pembangunan dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum RI.
"Dibangun oleh Departemen PU Pusat dengan konstruksi cor beton bertulang dan diresmikan pada tahun 1985. Ketinggian menara tersebut 47 meter," ungkap Sigit.
Menara reservoir itu, sambung Sigit, dapat menampung 1.000 meter kubik air. Fungsinya membantu pemenuhan kebutuhan air pelanggan di Kota Klaten khususnya pada jam-jam puncak di pagi dan sore hari.
"Fungsinya untuk memaksimalkan pelayanan pelanggan di kota yang jumlahnya sekitar 10.000. Namun karena sekarang sudah 20.000 sambungan, fungsinya tidak optimal," lanjut Sigit.
![]() |
Tower itu, kata Sigit, sampai saat ini masih difungsikan. PDAM sedang mencari cara lain untuk optimalisasi pelayanan pelanggan kota.
"Kita sedang cari cara untuk optimalisasi pelayanan. Rencananya akan mengambil air dari Karanglo, Kecamatan Polanharjo untuk pemenuhan kota," papar Sigit.
Sigit menyatakan bangunan itu berisi pipa dan tampungan air. Konstruksinya masih kuat meskipun Klaten sempat diguncang gempa tahun 2006.
"Masih kuat dan saat gempa tidak ada kerusakan," imbuhnya.
Saat detikJateng melihat ke lokasi, bangunan reservoir itu berada di lahan kosong yang dipagar. Tertera papan lahan milik PDAM dengan luas 2.215 meter persegi.
Di sekitar menara sudah mulai jadi permukiman penduduk. Menara tersebut memiliki beberapa jendela di bagian bangunan yang berbentuk silinder.
Gang di sekitar menara tersebut seluruhnya diberi nama Gang Menara Air. Penamaan gang tidak terlepas dari keberadaan menara tersebut.
"Dinamakan gang Menara Air karena ada bangunan menara tersebut. Dibangun sekitar tahun 1980-an," kata Kadus 1 Desa Jonggrangan, Hery kepada detikJateng.
Menurut Hery, menara air di desanya itu memiliki tiang pancang yang dalam dan konstruksi cor. Sering disebut menara jamur atau payung.
"Disebut menara jamur atau payung karena bentuknya seperti payung atau jamur. Saat gempa juga tidak apa-apa," jelas Hery.
(ahr/ahr)