Tradisi Surat Menyurat Zaman Now, Kartu Pos Ternyata Masih Eksis

Tradisi Surat Menyurat Zaman Now, Kartu Pos Ternyata Masih Eksis

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Minggu, 22 Okt 2023 07:00 WIB
Bis surat di Kantor Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Diunggah Sabtu (21/10/2023).
Bis surat di Kantor Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Foto diunggah Sabtu (21/10/2023). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Solo -

Seiring perkembangan teknologi komunikasi, surat sudah semakin ditinggalkan. Komunikasi menggunakan telepon jauh lebih cepat, praktis, dan irit.

Deputi Eksekutif General Manager Kantor Pos Surakarta, Syarkawi mengatakan sebelum handphone menjamur, masyarakat masih menggunakan surat sebagai salah satu media komunikasi. Saat ini surat belum sepenuhnya ditinggalkan. Aktivitas surat menyurat masih ada.

"Surat menyurat untuk pribadi sudah jarang sekali. Yang ada dari instansi seperti perbankan, kantor pajak, kepolisian, dan pengadilan," kata Syarkawi saat ditemui detikJateng di kantornya, Kamis (19/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seiring minimnya pengiriman surat dan transformasi Pos Indonesia, bis surat kini sudah tidak aktif. Pengirim surat bisa melalui loket pos, kurir, atau aplikasi Pos. Dengan demikian surat yang terkirim akan lebih terdata.

Selain surat, Kantor Pos juga bisa mengirimkan paket barang untuk dalam maupun luar negeri. Dan saat ini pengiriman lebih cepat.

ADVERTISEMENT

Dia menuturkan, keberadaan Pak Pos juga sudah tidak dinanti seperti era kejayaan surat dulu. Sebab, penerima surat sudah tak lagi mendapatkan surat dari kerabat atau sanak keluarga.

"Pak Pos dulu sangat ditunggu masyarakat. Sekarang Pak Pos datang ada yang menghindar, karena ada kiriman yang berasal dari pengadilan, kepolisian, karena isinya panggilan sidang atau dapat tilang. Ini tantangan untuk Pos seperti itu, karena ada kiriman yang sifatnya kurang baik untuk penerimanya. Tapi kalau pengiriman berupa barang pasti ditunggu," ujarnya.

Selain dari instansi, surat masih digunakan sebagian kecil masyarakat. Biasanya mereka adalah filateli atau orang yang mengoleksi perangko dan kartu pos.

Pengiriman didominasi kartu pos oleh sesama filateli. Tak hanya di dalam negeri, pengiriman juga dilakukan ke luar negeri.

"Perangko masih dicetak sampai sekarang. Peminatnya oleh filateli, ada komunitasnya. Biasanya dikirim ke luar negeri termasuk kartu pos," ujarnya.

Bis surat sendiri sudah ada sejak Pos Indonesia berdiri. Metode pembayaran pengiriman surat adalah dengan menggunakan perangko. Syarkawi menuturkan, pengiriman surat jarak dekat maupun jauh, biayanya sama sesuai harga perangko.

"Bis surat sudah sejak zaman Belanda dulu, era kejayaannya tahun 1980-an. Tahun 2000an masyarakat yang mengirimkan surat sudah menurun. Dan bis surat resmi distop pada tahun 2019," kata dia.

Kini Kantor Pos juga ikut mengembangkan layanan dengan mengikuti perkembangan teknologi informatika dan perilaku masyarakat. Mereka kini menyediakan aplikasi digital PosAja untuk mempermudah masyarakat yang ingin berkirim surat atau paket.

"Cukup mengisi data2 pengiriman di PosAja, Pak Pos akan mem-pick up kirimannya di lokasi pengirim dan akan dikirimkan ke tujuan pengiriman. Sangat simple dan mudah sekali," tutur Syarkawi.

Redaksi melakukan perbaikan pada judul pada Minggu (22/10/2023) pukul 14.10 WIB. Terima Kasih




(dil/rih)


Hide Ads