Massa warga dari Dukuh Prigi dan Barus, Desa Kalikondang, Kecamatan Demak, Demak, menggeruduk rumah pemotongan ayam (RPA) di dekat persawahan setempat. Mereka menuntut tempat itu ditutup karena limbahnya disebut mencemari lingkungan dan lahan pertanian.
Korlap massa, Rofiqul Haq mengatakan limbah dari rumah pemotongan ayam itu mengganggu masyarakat sekitar. Limbahnya berupa limbah cair dan limbah lele.
"Tuntutannya pabriknya harus tutup, kalau nggak ditutup ya dipindah, yang penting jangan di Kalikondang. kita berjalan bersama, yang penting jangan saling menganggu," kata Rofiq di lokasi, Selasa (17/10/2023).
"Bau tidak enak, bau menyengat. Dampaknya juga ke lahan pertanian," imbuhnya.
Menurut Rofiq, dampak limbah itu dirasakan warga sejak rumah tempat pemotongan ayam itu didirikan sekitar 4 tahun lalu. Dia menyebut limbah itu berimbas ke lahan pertanian.
"Dampaknya waktu tanam itu hijau, tapi setelah mau pembuahan itu tidak bisa berbuah. Terus efek dari kelebihan nitrogen itu, tanaman cepat terserang hama, khususnya wereng. Lahan pertanian yang terdampak kurang lebih 10-15 hektare," jelasnya.
Rofiq mengatakan persoalan limbah itu sudah pernah disampaikan oleh warga, namun tak kunjung ada kesepakatan.
"Sudah mediasi 4 kali, ternyata tidak terealisasi. Petani kita butuh bimbingan, lahan kayak gini cara mengatasinya bagaimana. Soalnya kebanyakan petani di sini kalau tidak menggunakan urea itu tidak bisa," ujarnya.
"Limbahnya limbah pemotongan ayam, udara, sama limbah lele," sambungnya.
Selain itu, warga juga menutup saluran air dekat pabrik tersebut menggunakan tumpukan padas dalam karung. Saluran air tersebut menghubungkan ke area permukiman.
Petani setempat, Kasran (60) mengatakan dirinya menggarap lahan dari Dinas Pertanian selama 2 tahun, namun hasilnya jelek. Ia menuturkan, lahan garapannya tidak bisa ditanami lantaran terendam limbah.
"Hasilnya nggak bagus. 50 persen ke bawah. Biasanya dapat 20 ton, sekarang dapatnya 12-10 ton. Kan sudah rugi besar. Ongkosnya (sewa) mahal, ditanam padi nggak bisa keluar padi semua, loyo semua," ujar Kasran.
"Ini akibat limbah, nggak bisa ditanami sekitar satu bahu kurang 1/4. Kalau ditanami dapat satu ton setengah," sambungnya.
Menurut Kasran, dampak air limbah yang hitam keruh itu membuat tanamannya jadi loyo. Limbah itu disebut menghambat pertumbuhan padi.
"Tanamannya loyo semua, nggak bisa tumbuh, pendek semua karena limbah. Limbahnya berupa air tapi coklat hitam gitu. Tanam padi, palawija, ya nggak berani," ucap dia.
Massa warga sempat adu mulut dengan petugas keamanan pabrik. Setelah itu sejumlah anggota polisi dan TNI mendatangi lokasi.
Penjelasan DLH dan Pemilik RPA di halaman selanjutnya.
(dil/aku)