- Fenomena Matahari dan Bulan 15 Oktober: Gerhana Matahari Cincin 29 Oktober: Gerhana Bulan Sebagian/Parsial 8 September - 22 Oktober: Kulminasi Matahari
- Fenomena Planet 15 Oktober: Okultasi Planet Mars 1 Oktober: Konjungsi Jupiter-Bulan 11 Oktober: Konjungsi Venus-Bulan 14 Oktober: Konjungsi Merkurius-Bulan 15 Oktober: Konjungsi Mars-Bulan 24 Oktober: Konjungsi Saturnus-Bulan 29 Oktober: Konjungsi Jupiter-Bulan
- Fenomena Hujan Meteor 9 Oktober: Hujan Meteor Draconid 12 Oktober: Hujan Meteor delta-Aurigids 19 Oktober: Hujan Meteor epsilon-Geminid 22 Oktober: Hujan Meteor Orionid 25 Oktober: Hujan Meteor Leonis Minorid
Berbagai fenomena langit akan terjadi di bulan Oktober 2023 ini, mulai dari fenomena matahari, bulan, planet, hingga hujan meteor.
Waktu terjadinya beragam, mulai dari pagi hingga tengah malam. Namun, beberapa dari fenomena ini tidak dapat disaksikan di Indonesia.
Di bawah ini merupakan 15 fenomena astronomi di bulan Oktober 2023 dikutip dari laman Instagram Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), laman Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung, dan laman langitselatan.com.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena Matahari dan Bulan
15 Oktober: Gerhana Matahari Cincin
Fenomena ini akan terjadi pukul 00.55 WIB, 01.55 Wita, dan 02.55 WIT. Sayangnya, gerhana matahari cincin tidak dapat disaksikan di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia tidak terkena bayangan antumbra maupun penumbra bulan.
29 Oktober: Gerhana Bulan Sebagian/Parsial
Gerhana bulan sebagian ini dapat terlihat di seluruh wilayah Indonesia. Gerhana ini mulai muncul pukul 01.01 WIB dan berakhir pada 05.26 WIB. Sementara itu, puncak gerhana dimulai pada pukul 03.14 WIB, 04.14 Wita, dan 05.14 WIT.
Durasi gerhana bulan sebagian ini rata-rata adalah 1 jam 17 menit. Namun, berbeda dengan durasi di kota Manokwari, Jayapura, Nabire, Wamena, dan Merauke yang rata-rata hanya 36 menit hingga 1 jam 10 menit.
8 September - 22 Oktober: Kulminasi Matahari
Kulminasi merupakan peristiwa di mana matahari di atas Indonesia saat tengah hari dalam kurun waktu 44 hari. Hal ini dikarenakan Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa. Fenomena kulminasi Indonesia dapat dirasakan di sebagian besar wilayah Indonesia pada tengah hari.
Ada sebelas kota yang dilalui garis khatulistiwa yaitu Pasaman Barat, Koto Alam, Bonjol (Sumatera Barat), Pangkalan Lesung (Riau), Lipat Kain (Riau), Tanjung Teludas (Kepulauan Riau), Pontianak (Kalimantan Timur), Tinombo Selatan (Sulawesi Tengah), Kayoa (Maluku Utara), dan Raja Ampat.
Baca juga: 6 Contoh Sejarah Diakronik dan Pengertiannya |
Fenomena Planet
15 Oktober: Okultasi Planet Mars
Okultasi merujuk pada objek langit yang berjarak lebih dekat dari bumi menghalangi objek langit yang berjarak lebih jauh dari bumi. Objek langit yang menghalangi objek langit lainnya mempunyai lebar sudut yang lebih besar dibandingkan dengan objek langit yang dihalangi.
Okultasi planet Mars akan terjadi pada 15 Oktober 2023 pukul 23.17 WIB. Namun, okultasi ini tidak dapat dilihat dari Indonesia.
1 Oktober: Konjungsi Jupiter-Bulan
Konjungsi ini dapat diartikan bahwa pada saat itu terdapat dua atau lebih benda langit yang berada pada garis lurus.
Konjungsi Jupiter-Bulan mulai tampak pada pukul 20.30 WIB di langit bagian timur dan berakhir pada pukul 05.45 WIB pada langit bagian barat laut keesokan harinya.
11 Oktober: Konjungsi Venus-Bulan
Konjungsi Venus-Bulan mulai tampak pada pukul 03.45 WIB di langit bagian timur dan berakhir pada pukul 05.45 WIB pada langit bagian timur laut.
14 Oktober: Konjungsi Merkurius-Bulan
Konjungsi Merkurius-Bulan mulai tampak pada pukul 05.45 WIB di langit bagian timur.
15 Oktober: Konjungsi Mars-Bulan
Konjungsi Mars-Bulan mulai tampak pada pukul 18.15 WIB di langit bagian barat dan berakhir pada pukul 18.30 WIB pada langit bagian barat pula.
24 Oktober: Konjungsi Saturnus-Bulan
Konjungsi Saturnus-Bulan mulai tampak pada pukul 18.15 WIB di langit bagian timur dan berakhir pada pukul 02.30 WIB pada langit bagian barat keesokan harinya.
29 Oktober: Konjungsi Jupiter-Bulan
Konjungsi Jupiter-Bulan mulai tampak pada pukul 18.15 WIB di langit bagian timur dan berakhir pada pukul 05.45 WIB pada langit bagian barat keesokan harinya.
Fenomena Hujan Meteor
9 Oktober: Hujan Meteor Draconid
Hujan meteor ini dapat dinikmati setelah Matahari tenggelam hingga rasi Draco tenggelam pada pukul 21.32 WIB. Mencari rasi ini bisa menjadi tantangan karena posisinya yang cukup rendah dari horizon.
Intensitas meteor pada hujan meteor kali ini adalah 1,8-3,0 meteor per jam. Sementara itu, sudut elongasi yang akan dibentuk adalah 90 derajat.
12 Oktober: Hujan Meteor delta-Aurigids
Puncak hujan meteor ini terjadi pada 12 Oktober dengan intensitas meteor pada hujan meteor elipson-Geminid kali ini adalah 2,4-2,8 meteor per jam. Sudut elongasi yang akan terbentuk adalah 79 derajat.
19 Oktober: Hujan Meteor epsilon-Geminid
Intensitas meteor pada hujan meteor elipson-Geminid kali ini adalah 2,4-2,8 meteor per jam dengan sudut elongasi yang akan dibentuk adalah 153 derajat.
22 Oktober: Hujan Meteor Orionid
Sesuai namanya, hujan meteor ini akan terlihat di rasi orion. Intensitas Hujan Meteor Orionid adalah 18-20 meteor per jam. Sudut elongasi yang akan dibentuk adalah 132 derajat.
Hujan meteor Orionid akan mulai terlihat pada pukul 22.16 WIB, dan pengamat dapat menikmatinya hingga menjelang fajar.
25 Oktober: Hujan Meteor Leonis Minorid
Hujan meteor Leonis Minorid merupakan hujan meteor minor dengan intensitas 0,7 - 1,2 meteor per jam dan dengan elongasi lunar sebesar 156 derajat. Puncak hujan meteor ini di tanggal 25 Oktober.
Demikian informasi mengenai 15 fenomena astronomi yang akan terjadi di bulan Oktober 2023. Catat tanggalnya, ya, detikers!
Artikel ini ditulis oleh Muthia Alya Rahmawati peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(ahr/dil)