Uniknya Umbul Karomah Demak, Konon Sudah 3 Abad Tak Pernah Asat

Uniknya Umbul Karomah Demak, Konon Sudah 3 Abad Tak Pernah Asat

Mochamad Saifudin - detikJateng
Selasa, 19 Sep 2023 08:37 WIB
Demak -

Aliran air dari umbul di Desa Cabean, Kecamatan/Kabupaten Demak, tak pernah berhenti mengalir meski musim kemarau. Umbul tersebut konon menjadi sumber mata air bagi kehidupan warga sekitar sejak 300 tahun yang lalu.

Tokoh masyarakat setempat, Haji Joko Suksan (73), mengatakan tidak ada yang tahu kapan sumur itu dibuat. Ia memperkirakan umbul tersebut dibangun saat penjajahan Belanda.

"Menurut perkiraan saya terkait umur umbul ini sampai saat ini kurang lebih 300 tahun. Itu pertanyaan saya pada saat saya umur 15 an tahun, ternyata nenek buyut saya tahun 1966 itu tidak tahu kapan sumur itu dibuat, sehingga kurang lebih perhitungan saya 300 tahun. Sehingga kita simpulkan ini pada zaman penjajahan Belanda," ujar Suksan di lokasi, Senin 18/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada zaman penjajahan Belanda, di mana ia menjajah, di situ kekurangan masyarakat difasilitasi. Contoh di sini kurang minum kemudian dibuatkan umbul," sambungnya.

Ia menuturkan umbul tersebut disebut sebagai Umbul Karomah karena diyakini keramat. Salah satunya airnya terus mengalir, airnya jernih, dan diyakini bisa untuk obat.

ADVERTISEMENT

"Nama Umbul Karomah itu ada beberapa keramat, dari ratusan tahun tapi airnya masih bisa mengalir. Keramat yang kedua, airnya jernih sekali dan enak diminum. Yang ketiga terkait kepercayaan atau keyakinan masyarakat. Yang terjadi di lapangan itu pada saat musim anak-anak pada sakit batuk pilek itu dengan keyakinan dimandikan di sini alhamdulilah kok banyak tertolong sembuh," ujarnya.

"Airnya hangat ini, nggak hujan ya gitu (hangat), hujan ya gitu," sambung Joko di lokasi RT 4 RW 5 Gang Widoro Kandang pinggir jalan utama desa itu.

Uniknya lagi sifat air itu mengalir ke tempat yang lebih rendah, namun aliran tersebut bisa naik tanpa mesin pompa yang menggerakkan. Aliran yang keluar dari bangunan itulah yang kemudian bermanfaat bagi warga sekitar.

Umbul tersebut terbuat dari fondasi semen dan pasir berbentuk persegi setinggi sekitar satu meter dan lebar 50 cm. Konon tidak pernah ada yang membongkar umbul tersebut. Masyarakat setempat secara swadaya membangun tempat tersebut.

Umbul tersebut juga berdekatan dengan sumber air lain berupa sumur. Keduanya kini sudah dikelilingi pagar dan beratap asbes berukuran sekitar 5x3 meter.

Suksan memperkirakan air umbul tersebut berasal dari kedalaman 200 meter lebih. Sebab, ia punya sumur bor kedalaman 120 meter namun hanya bertahan 20 tahun.

"Kemungkinan ada gas asam dari bawah, kemudian air ditarik ke atas, saya buktikan sendiri. Ini rumah saya. Saya membuat sumur bor dengan kedalaman 120 meter tidak bisa naik (sendiri). Berarti saya perkirakan kedalaman ini mungkin lebih dari 200 meter. Saya buat 120 meter hanya 20 tahun sekarang sudah mati," ujarnya.

"Awalnya saya sempat khawatir saat mau bikin sumur bor. Mengganggu sumber yang di sini karena jaraknya dekat 30 meteran. Tapi ternyata tidak," imbuhnya.

Ada Jejak Peluru Belanda

Ia mengenang cerita umbul dari neneknya pada zaman Belanda. Ujung umbul terdapat rompal yang dulunya terkena peluru Belanda.

"Umbul ini pada zaman Belanda. Saya pernah diceritain simbah saya ujung umbul yang bondel (rompal/cuil) itu katanya orang tua dulu dari peluru. Waktu ada Belanda ke sini ada sesepuh yang sudah siap sedia bawa bambu runcing, ngumpetnya di sini, kemudian tembakan dari mana mana sehingga dia selamat. Itu yang diceritakan. Itu waktu kemerdekaan sekitar 1945," terangnya.

Ia menyebut lokasi umbul tersebut dulunya merupakan rawa. Lokasi umbul tersebut juga berada di tengah-tengah desa Cabean.

"Dulu lokasinya ini bukan gini. Dulu ini lokasinya masih rawa-rawa semua. Ini yang nata-nata ya pribadi saya. Kenapa, ya ini dari rasa syukur saya. Kemudian banyak yang sadar juga ikut peduli, ikut menata atap dan lain sebagainya," tuturnya.

"Ini titiknya tengah desa Cabean. Jaraknya dari sini sekitar 450 meter ke berbagai penjuru arah. Ke timur, barat, utara, selatan itu dari sini 450 meter," sambungnya.

Ia menambahkan sebelum adanya perusahaan air minum daerah (PDAM), air umbul tersebut menjadi satu-satunya sumber air untuk konsumsi warga. Sementara untuk mandi warga mengambil dari sungai kecil.

"Sebelum ada PDAM ini adalah salah satu kunci untuk minum. Khusus untuk minum ambil sini, kalau untuk mandi ya dulu ambil di belombang-belombang atau sungai. Saya kecil itu nonstop tidak pernah sepi khusus untuk minum," terangnya.

Umbul Karomah Demak konon diyakini sudah ada sejak 3 abad lalu. Foto diunggah Senin (19/9/2023).Umbul Karomah Demak konon diyakini sudah ada sejak 3 abad lalu. Foto diunggah Senin (19/9/2023). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng

Selain airnya bermanfaat bagi warga sekitar, ia menuturkan kerap kali ada syukuran di lokasi umbul. Yakni sekitar tiga kali dalam sebulan.

"Seringkali ada syukuran di sini. Sebulan dua tiga kali itu sering. Keyakinan dia dengan seizin Allah dengan air ini mungkin yang sakit bisa sembuh. Rata-rata (hajatnya) setelah orang-orang yang menderita sakit (sembuh)," ujarnya.

Selain bermanfaat bagi warga Cabean yang saat ini berjumlah 6.000 jiwa, banyak warga dari luar desa yang memanfaatkan air dari umbul tersebut.

"Yang ambil di sini khususnya orang-orang sini. Tapi orang umum dari luar-luar sana mungkin juga banyak. Soalnya bebas ambil tidak ada juru kuncinya. Jadi mungkin banyak karena juga tidak izin," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(ams/ams)


Hide Ads