Pihak Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said (RMS) Solo buka suara soal polemik mahasiswa baru (maba) angkatan 2023 mengunduh dan melakukan registrasi di aplikasi pinjol. Pihak Dema menepis tudingan mewajibkan mahasiswa baru registrasi pinjol.
Klarifikasi pihak Dema UIN RMS Solo itu diawali dengan aksi demo yang dilakukan oleh Aliansi Ormawa di depan rektorat. Dalam aksinya, mereka menuntut pencabutan Surat Keputusan Rektor UIN Solo Nomor 1003 Tahun 2023 tentang hasil sidang kehormatan Kode Etik UIN RMS Tahun 2023.
Ketua Dema UIN Solo, Ayuk Latifa mengatakan klarifikasi yang dipaparkan Dema berdasarkan data yang sudah dikumpulkan selama ini.
"Sejak tanggal 9 (Agustus), memang saya secara personal dan lembaga dibungkam, karena tanggal 9 itu surat keputusan rektor secara sepihak turun dengan mencopot saya dan melakukan pembekuan terhadap Dema," kata Ayuk kepada awak media, Rabu (30/8/2023).
"Selama 21 hari saya tidak diam, saya mencari data untuk membersihkan apa yang harus saya bersihkan. Hari ini saya bukakan klarifikasi apa saja yang Dema lakukan sampai hari ini," sambung Ayuk.
Ayuk kemudian membacakan 10 poin pernyataan Dema UIN Solo terkait pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) dan festival kebudayaan 2023.
Poin pertama, Dema UIN Solo mengatakan sudah berkoordinasi dengan pihak rektorat terkait dengan pembahasan PBAK dan festival budaya melalui enam pertemuan sejak 3 Mei hingga 31 Juli 2023.
Kedua, Dema UIN Solo sudah menyampaikan menyampaikan dalam serangkaian kegiatan PBAK dan Festival Budaya tahun 2023 lewat surat keterangan nomor 20/369/p.dm/pan-pbak-dema-u-8-2023 tentang pihak sponsor yang bermitra dengan pihak Dema RMS Solo.
Ketiga, polemik tentang Dema UIN Solo menggandeng aplikasi pinjaman online sebagai mitra PBAK adalah hal yang benar. "Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 18 Agustus 2023," kata Ayuk.
Keempat, Ayuk mengatakan Dema UIN Solo selaku pihak panitia PBAK dan festival kebudayaan 2023 tidak pernah menyampaikan soal mahasiswa baru dipaksa mendaftarkan diri di aplikasi pinjaman online.
"Namun statement yang diberikan oleh Rektor dan jajaran UIN RMS Solo di media bahwa maba baru dipaksa pinjol justru memicu kericuhan dan kegaduhan," ujarnya.
Kelima, Dema UIN Solo menampik isu tentang kewajiban maba mendownload beberapa aplikasi mitra kerja sama panitia. "Hal ini dapat dibuktikan dengan data kuota mahasiswa baru dan data registrasi kepada mitra, yang tidak sama atau tidak seimbang," ucap Ayuk.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(dil/ams)