Batuk Tak Kunjung Sembuh saat Kemarau, Begini Penjelasan Dinkes Semarang

Batuk Tak Kunjung Sembuh saat Kemarau, Begini Penjelasan Dinkes Semarang

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Selasa, 29 Agu 2023 11:32 WIB
Sick adult woman coughing covering mouth with tissue sitting on a couch at home
ilustrasi batuk. Foto: Getty Images/iStockphoto/Pheelings Media
Semarang -

Sebagian orang mengalami batuk yang tak kunjung sembuh saat musim kemarau. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, musim kemarau dengan kelembapan udara yang rendah menyebabkan virus lebih lama berterbangan di udara.

"Kelembapan yang relatif rendah, partikel udara akan lebih kecil dan virus akan lebih mudah untuk tersuspensi lebih lama di udara sehingga lebih berpeluang untuk meningkatkan peluang transmisi," kata Hakam di kantornya, Selasa (29/8/2023).

Salah satu warga Semarang, Eka mengaku sudah sebulan batuk meski sudah meminum bermacam obat. "Iya, akhir-akhir ini batuk terus, hampir sebulan. Jadi mau sembuh, besoknya batuk lagi," ujar Eka di Jalan Pahlawan Semarang, Selasa (29/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal itu, Abdul Hakam mengatakan imunitas tubuh harus diperhatikan selama musim kemarau.

"Jadi ada tiga hal (penyebab batuk), pertama lingkungan kotor, kan berarti debu. Kedua, mikroorganismenya justru bertumbuh banyak, nempel di baju, tangan, dan lainnya," jelas Hakam.

ADVERTISEMENT

"Kemudian imunitas, daya bahan tubuh. Batuk pilek kan tergantung (virus) manisfetasi dia di mana. Kalau masuk saluran nafas bisa jadi flu hingga pneumonia," sambungnya.

Hakam mengimbau masyarakat agar mengantisipasi dehidrasi selama musim kemarau dengan lebih memperhatikan minuman yang dikonsumsi.

"Yang dikhawatirkan, orang akan minum asal paling deket paling nyaman, misal ada es teh. Pertanyaan saya, takaran gulanya berapa itu, kandungan gulanya. Kalau kemudian imunitas turun, virus jumlah tambah banyak, ya tidak sembuh-sembuh. Apalagi kalau sampai turun ke saluran nafas bawah, akan jadi pneumonia," tutur Hakam.

Hakam juga menyarankan agar makan dan minum yang cukup jangan sampai dehidrasi. Dia juga menganjurkan masyarakat agar menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta memakai masker.

Hakam menambahkan kasus diare juga terpantau meningkat. Dinkes Kota Semarang mencatat 2.742 kasus diare pada Juni 2023. Adapun pada Juli, kasus diare meningkat jadi 3.192.

"Selain peneumoni dan ISPA, yang naik kasusnya diare. Karena ketika musim panas dan kemarau ini yang perlu kita hati hati adalah sumber air.. Sumber airnya itu karena sudah terbatas, mengandung E.coli atau tidak. Kan itu yang sebabkan diare di Kota Kabupaten," pungkasnya.




(dil/ams)


Hide Ads