5 Contoh Khutbah Jumat Bulan Safar Singkat dan Penuh Makna

5 Contoh Khutbah Jumat Bulan Safar Singkat dan Penuh Makna

Muthia Alya Rahmawati - detikJateng
Kamis, 24 Agu 2023 19:06 WIB
Ilustrasi masjid
5 Contoh Khutbah Jumat Bulan Safar Singkat dan Penuh Makna. (Foto: iStockphoto)
Solo -

Khutbah Jumat merupakan salah satu syarat sah sholat Jumat yang tidak boleh terlewatkan. Adapun khutbah Jumat ini disampaikan oleh khatib. Bertepatan dengan bulan Safar, berikut ini contoh khutbah Jumat tentang bulan kedua dalam kalender hijriyah tersebut.

Mengutip buku Himpunan Khutbah Jumat (2011), sholat Jumat adalah sholat dua rakaat sesudah khotbah pada waktu dhuhur pada hari Jumat. Hukum sholat Jumat itu Fardu Ain, artinya wajib atas setiap laki-laki yang beragama Islam, merdeka, dan tetap di dalam negeri. Perempuan, kanak-kanak, hamba sahaya, dan orang yang sedang dalam perjalanan tidak wajib sholat Jumat.

Sholat Jumat biasanya diawali dengan khutbah terlebih dahulu. Khutbah ini disampaikan oleh seorang khatib yang akan berdiri di mimbar dan menyampaikan khutbahnya di depan para jamaah. Khatib ini nantinya bisa sekaligus sebagai imam dalam sholat.

Sebelum melaksanakan khutbah, perlu diketahui rukun dari dua khutbah Jumat, yaitu: 1) Mengucapkan puji-pujian kepada Allah SWT; 2) Membaca shalawat atas Rasulullah SAW; 3) Mengucapkan syahadat bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya), 4) Berwasiat atau bernasihat dan mengajarkan apa-apa yang perlu kepada pendengar sesuai dengan keadaan tempat dan waktu, baik urusan agama maupun urusan dunia 5) Membaca ayat Al-Qur'an pada salah satu dari kedua khutbah.

Setelah mengetahui rukun khutbah, maka kita sudah siap untuk menyusun khutbah Jumat. Topik dari khutbah Jumat ini dapat disesuaikan dengan topik terhangat ketika itu, baik dari sisi agama maupun tidak. Bisa juga disesuaikan dengan waktu saat khutbah dilakukan, misalnya sedang di bulan apa dan ada kejadian apa di bulan itu. Dikarenakan saat ini kita sedang di bulan Safar, maka berikut detikJateng memberikan 5 contoh khutbah Jumat Bulan Safar dikutip dari nukotakediri.or.id,

5 Contoh Khutbah Jumat Bulan Safar

Contoh 1 : Mengatasi Ketakutan dan Kesia-Siaan di Bulan Safar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah, yang dengan rahmat-Nya kita dapat berkumpul di masjid ini pada hari yang penuh berkah ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad ο·Ί, utusan Allah yang membimbing kita ke jalan yang lurus.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan berkah ini, marilah kita merenungkan tentang bulan Safar, bulan kedua dalam penanggalan Hijriyah. Meskipun tidak ada dasar dalam Islam yang menyebutkan bahwa bulan ini membawa kesialan, kita sering mendengar banyak orang mempercayai mitos ini.

Namun, sebagai umat Islam, kita diberi petunjuk oleh Allah dan Rasul-Nya untuk tidak percaya pada takhayul atau kepercayaan tanpa dasar yang sahih. Dalam bulan Safar, mari kita mengambil momen untuk merenungkan tentang ketakutan dan kesia-siaan. Jika ada ketakutan dalam hati kita terkait dengan bulan Safar, marilah kita ingatkan diri kita sendiri bahwa Allah adalah Maha Kuasa dan Penguasa segala sesuatu. Tidak ada yang bisa menimpa kita tanpa izin-Nya. Sebagai umat Islam, kita diperintahkan untuk menghadapi setiap tantangan dan rintangan dengan keyakinan yang kuat pada Allah.

Selain itu, mari kita hindari kesia-siaan dalam setiap tindakan kita. Rasulullah ο·Ί telah mengajarkan kepada kita untuk memanfaatkan waktu dengan baik. Bulan Safar adalah kesempatan bagi kita untuk merenungkan bagaimana kita menggunakan waktu kita. Jangan biarkan waktu berlalu begitu saja tanpa memberikan manfaat dan kebaikan.

Rasulullah ο·Ί bersabda, "Dua karunia yang banyak orang lalai untuk memanfaatkannya adalah kesehatan dan waktu luang."

Hadirin yang dirahmati Allah,

Ketakutan dan kesia-siaan adalah ujian dalam hidup kita. Namun, sebagai umat Islam, kita memiliki pedoman yang jelas dalam Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah ο·Ί. Marilah kita jadikan bulan Safar sebagai waktu untuk menguatkan iman dan menghindari prasangka negatif yang tidak berasal dari ajaran Islam.

Marilah kita gunakan waktu kita dengan bijak, mengisi setiap langkah kita dengan amal yang bermanfaat. Saudaraku yang terhormat, Mari kita jadikan bulan Safar sebagai ajang untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat iman, dan memperbaiki akhlak. Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua dan mengangkat setiap rintangan dan kesulitan yang mungkin kita hadapi. Amin ya Rabbal 'Alamin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh 2: Menghindari Sumber Maksiat

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hadirin Jama'ah Jumat yang dirahmati Allah,

Saya ingin mengingatkan kepada kita semua tentang pentingnya ketakwaan kepada Allah Swt. Marilah selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, dalam segala situasi dan kondisi. Dengan menjalani hidup dengan takwa, Allah akan menjamin keberkahan dalam kehidupan kita di dunia dan akhirat, serta memberikan jalan keluar dari setiap masalah yang kita hadapi.

Segala puji bagi Allah Swt yang telah menjadikan kita umat terbaik di antara umat lainnya. Ingatlah bahwa segala kejayaan berasal dari-Nya, dan kita tidak boleh sombong. Kita harus tekun beribadah tanpa membiarkan harta duniawi merusak kualitas ibadah kita. Sebagai muslim, kita harus menghayati bahwa syariat agama tidak berubah dengan perubahan situasi, termasuk dalam menjalankan kewajiban sholat.

Sesungguhnya sholat adalah kewajiban yang ditentukan oleh waktu bagi orang yang beriman. Jangan biarkan pekerjaan atau urusan dunia mengganggu pelaksanaan sholat. Sholat adalah landasan agama, dan kita tidak boleh meremehkannya. Sholat memiliki posisi yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim, sama seperti kepala dalam tubuh.

Ingatlah bahwa sumber kemaksiatan berasal dari sikap sombong, iri hati, dan cinta berlebihan pada dunia. Kita harus menjaga diri dari sifat-sifat ini. Sikap sombong adalah akar dari durhaka, seperti yang ditunjukkan oleh Iblis ketika dia menolak untuk sujud kepada Nabi Adam. Kita juga harus menjauhi iri hati, karena inilah yang mendorong Qabil untuk membunuh saudaranya Habil.

Ketahuilah bahwa setiap tindakan kejahatan akan memiliki akibat yang harus ditanggung. Dosa membunuh tidak akan lepas dari hukuman, dan bahkan membantu pembunuhan dengan kata-kata akan membawa akibat yang serius. Kita harus menghindari perbuatan maksiat dan menghindari sikap angkuh serta kesombongan.

Jangan biarkan dunia membutakan hati kita dan mengarahkan kita pada kejahatan. Sifat bangga dengan dunia adalah cikal bakal maksiat, seperti yang terjadi pada Nabi Adam dan Hawa ketika mereka tergoda oleh buah terlarang. Jangan sampai kita terlena oleh ambisi duniawi sehingga melupakan hak-hak Allah, seperti sholat tepat waktu dan menjaga kualitas ibadah kita.

Marilah kita bersyukur kepada Allah Swt dengan senantiasa mematuhi perintah-Nya dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Dengan begitu, kita dapat menjadi muslim yang sempurna dan meraih ridho-Nya. Terima kasih, dan semoga kita senantiasa mendapatkan petunjuk-Nya

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Contoh 3: Berkumpul Bersama Orang-orang Saleh

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah

Segala puji bagi Allah, yang dengan rahmat-Nya kita dapat berkumpul di masjid ini pada hari yang penuh berkah ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad ο·Ί, utusan Allah yang membimbing kita ke jalan yang lurus.

Dalam kehidupan ini kita tidak boleh menyalahkan takdir. Takdir itu tidak pernah salah, hanya kita saja yang tak rela. Yang perlu kita lakukan hanyalah memperbaiki diri secara terus menerus tanpa henti. Begitu pula bila kita bermaksiat, kita juga harus rida pada takdir tersebut, namun tidak boleh kita bilang, "Saya bermaksiat karena takdir Allah", ini namanya tak beradab.

Sikap yang paling benar adalah apa yang disampaikan oleh Syeih Abdul Qodir al-Jailani Ra, yaitu kita tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhinya, namun apabila memang sudah terjadi cukup menunaikan hak-haknya, yaitu beristighfar, bertaubat, menyesal, bersedih dan berjanji tak mengulangi lagi:

Bukanlah lelaki sejati yaitu lelaki yang rela akan kemaksiatan dan beralasan dengan adanya takdir. Lelaki sejati adalah orang yang mampu menolak takdir. Kemudian jika takdir tersebut masih terjadi, maka orang itu memberikan hak-hak takdir dengan beristighfar, taubat, menyesal, serta prihatin (atas apa yang dia lakukan).

Dan janganlah bertingkah laku seperti anak kecil yang selalu ingin orang lain memahami perasaan dan kebutuhanya. Ketika minta mainan, seribu alasan orang tua tak akan pernah diterima, bahkan meskipun orang tua jujur sedang tak punya uang. Dalam pandangan anak kecil, orang tua yang tidak memahami keinginan, berarti tidak sayang lagi. Bersikaplah dewasa dengan selalu ingin memahami perasaan dan kebutuhan orang lain.

Menurut Imam al-Ghozaliy, satu-satunya cara agar bisa menyandang status dewasa adalah dengan mu'asyarah (bergaul), mukholathoh (membaur), serta terus belajar dari proses mu'asyaroh dan mukholathoh tersebut. Yang tentunya dengan mukholathoh yang benar, yaitu berteman dengan orang-orang yang baik. Khutbah Nahdliyyin Syeikh Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad Ra menyampaikan: "Mukholathoh (berbaur) dengan orang baik dan semajlis dengannya akan membuat hati cinta pada kebaikan dan terdorong untuk berbuat baik. Sebagaimana berbaur dengan orang buruk akan membuat hati cinta keburukan dan terdorong untuk berbuat buruk. Dan juga orang yang biasa berbaur dan ber-mu'asyaroh dengan orang lain maka seiring berjalannya waktu, dia pasti akan mencintainya, baik mereka orang-orang baik ataupun orang jelek. Seseorang akan bersama orang yang dicintainya, baik di dunia maupun di akhirat."

Ada satu resep dari Imam Humam Muhammad bin Zain bin Sumaith Ra: "Ber-mujalasah-lah (red;berkumpul) hanya dengan orang-orang yang apabila engkau melihatnya dia akan mengingatkanmu pada Allah, yang perilaku dan himmah-nya akan membangkitkanmu menuju ke jalan Allah. Ketika kau menemukan orang itu, kau harus bersamanya dan jangan sampai melepasnya. Sungguh, tak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi hati daripada ber-mujalasah- dengan orang-orang saleh dan tak ada sesuatu yang lebih berbahaya ketimbang bermujalasah- dengan orang-orang lalai dan orang orang buruk."

Dalam sebuah Hadits disebutkan:َ Seseorang akan bersama agamanya orang yang ia cintai. Dan disebutkan oleh para ulama: "Barang siapa bersama orang-orang baik maka Allah akan menjadikan dia pula termasuk golongan orang baik walaupun dia masih berkepribadian buruk. Dan siapa bersama orang buruk, Allah akan menjadikan dia pula termasuk golongan orang buruk walaupun dia berkepribadian baik. Dan apabila engkau tak mampu bersama orang baik, tak mampu melihatnya-seperti zaman sekarang-maka tak ada yang jauh lebih baik daripada menelaah perjalanan orang-orang shaleh (siroh), menelaah cerita-ceritanya (akhbar), dan menelaah manaqib-nya."

Sekian yang dapat saya sampaikan. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Contoh 4: Rebo Wekasan, Momentum Muhasabah

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah

Safar merupakan bulan yang cukup bersejarah. Bulan di mana Allah Swt menurunkan 300 ribu musibah yang terjadi pada satu tahun. Al-Syaikh Imam al-Dairabi berkata: Sebagian ulama Arifin dari Ahli Kasyf menuturkan bahwa pada setiap tahunnya diturunkan 300 ribu bala' (cobaan). Yaitu terjadi pada hari Rabu terakhir dari bulan Shafar. Pada waktu itu merupakan hari terberat dari sekian banyak di hari selama satu tahun.

Keterangan tersebut sesungguhnya mengingatkan kepada kita agar semakin mendekatkan diri, ber-taqarrub kepada Allah Swt. Menyadari kesalahan yang telah diperbuat, sudah berapa banyak kewajiban yang kita tinggalkan? Sudah seberapa sering kita terlena akan sebuah kema'siatan? Sudah seberapa banyak saudara-saudara kita yang kesusahan karena ketidakpedulian kita? Sudah seberapa sering kita memakan daging bangkai saudara kita sendiri dengan terus menggunjing (ghibah)?

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah

Bermuhasabah sesungguhnya tidak memiliki waktu tertentu. Tidak harus dilakukan pada bulan Shafar atau Rabu terakhir di dalamnya. Sesungguhnya tidak ada istilah "hari sial" dalam pandangan syari'at. Semua hari adalah sama. Kita tidak boleh berprasangka buruk (tasya'um) pada hari tertentu.

Kaum Jahiliyyah dahulu memiliki mitos bahwa bulan Shafar adalah hari buruk dan sial. Kemudian Rasulullah Saw meluruskan mitos tersebut. Beliau bersabda: Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya sial dari bulan Shafar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati, rohnya menjadi burung yang terbang. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Dari keterangan Hadits tersebut mengingatkan kepada kita jangan sampai meyakini bahwa Rabu Wekasan adalah hari buruk. Kita dianjurkan bermuhasabah dengan datangnya 300 ribu cobaan sebagaimana keterangan dari sebagian Ahli Kasyf di atas. Namun tetap harus berperasangka baik kepada Allah Swt akan hari tersebut. Tidak meyakininya sebagai hari buruk.

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah

Sebagian ulama menganjurkan untuk melakukan 'amaliyyah dan do'a khusus di hari "Rabu Wekasan". Di antaranya sholat sunah mutlak sebanyak 6 raka'at. Rakaat pertama membaca al-Fatihah dan Ayat Kursi, rakaat kedua dan selanjutnya membaca surat al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas. Kemudian membaca shalawat kepada baginda Rasulullah Saw dengan bagaimanapun bentuk shighatnya, Serta diakhiri dengan membaca do'aΨ§.

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah.

Demikianlah kita memaknai momentum di bulan Shafar, lebih khususnya "Rabu Wekasan". Terlepas dari perbedaan ulama mengenai legalitas sholat pada hari tersebut, yang paling penting adalah bagaimana kita dapat mengambil hikmahnya dengan semakin meningkatkan kualitas ibadah kita. Baik yang bersifat 'ubudiyyah mahdloh yang berkaitan dengan penghambaan di hadapan Allah Swt secara khusus atau ibadah ghairu mahdloh yang kaitannya dengan interaksi sosial. Perbedaan ulama tersebut jangan sampai menjadikan kita terpecah belah. Kita harus saling menghargai pendapat masing-masing, tanpa saling menyalahkan dan menyesatkan. Serta tidak memaksa pihak lain untuk mengikuti pendapat kita.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Contoh 5 : Hindari Mencela dan Menghina

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah, yang dengan rahmat-Nya kita dapat berkumpul di masjid ini pada hari yang penuh berkah ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad ο·Ί, utusan Allah yang membimbing kita ke jalan yang lurus.

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah

Arti takwa itu sendiri adalah melaksanakan semua perintah Allah Swt dengan tulus ikhlas dan menjauhi segala larangan dengan penuh tawaduk. Wujud taqwa kepada Allah SWT, salah satunya adalah memiliki pemahaman bahwa, sesama muslim adalah saudara. Oleh karena itu, menyakiti dan mencaci maki orang muslim adalah dosa besar. Sifat ini tercela sekali dan bukanlah ciri-ciri orang beriman. Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. (QS. Al-Hujurat: 11)

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah

Muslim adalah saudara ibarat satu tubuh. Salah satu bagian tubuh disakiti, maka yang lainnya ikut merasakan sakit. Persaudaraan muslim sudah diikat dengan dua kalimat syahadat, yaitu kesaksian dan pengakuan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah Swt dan Muhammad Saw adalah Rasul Allah. Abu Jurayy berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Berilah wasiat kepadaku." Rasulullah Saw pun memberi wasiat, "Janganlah engkau menghina seorang pun". Abu Jurayy berkata, "Aku pun tidak pernah menghina seorang pun setelah itu, baik kepada orang yang merdeka, seorang budak, seekor unta, maupun seekor domba."

Hadirin Jama'ah Jumat yang dirahmati Allah

Apabila kita melihat seorang muslim melakukan dosa atau kesalahan, kemudian kita mencacinya, maka sikap kita itu bukanlah mencerminkan pribadi muslim, lebih-lebih ternyata orang tersebut tidak melakukan kesalahan itu.

Sekian sedikit apa yang bisa saya sampaikan pada khutbah Jumat ini. Mudah-mudahan dapat bermanfaat dan terutama bagi khatib dan juga para jamaah sekalian.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Demikian 5 contoh khutbah Jumat di Bulan Safar yang bisa dijadikan referensi detikers dalam membuat khutbah Jumat. Semoga melalui khutbah-khutbah tersebut, kita semua dapat mengambil inspirasi dan pedoman untuk menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran dan ketakwaan.

Artikel ini ditulis oleh Muthia Alya Rahmawati peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(aku/ahr)


Hide Ads