Khutbah Jumat Nuzulul Quran Terbaru, Penuh Makna, dan Inspiratif

Khutbah Jumat Nuzulul Quran Terbaru, Penuh Makna, dan Inspiratif

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Kamis, 13 Mar 2025 23:01 WIB
ilustrasi khutbah Jumat
Ilustrasi khutbah Jumat (Foto: Fria Sumitro/detikSumut)
Palembang -

Khutbah Jumat dibacakan sebelum pelaksanaan salat bagi Muslim laki-laki. Untuk Jumat pekan ini, 14 Februari 2024 berdekatan dengan peringatan Nuzulul Quran.

Sebagai peristiwa penting dalam sejarah Islam, Nuzulul Quran dapat disampaikan saat khutbah Jumat. Berbagai hikmah dan pesan perjalanan ketika Rasulullah SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT dapat menjadi kekuatan iman bagi umat Muslim.

Berikut contoh teks khutbah Jumat tentang Nuzulul Quran yang dihimpun detikSumbagsel dari buku Khutbah Jumat: Tema-tema Kontemporer milik Najamuddin Petta Solong, Mujahid Damopolii, dan Usman Tahir, serta laman Nadhlatul Ulama (NU) Banten.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teks Khutbah 1: Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar

Khutbah I

السلام عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ اللهِ نَحْمَدُهُ ونستعينه، ونستغفره، ونعوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ الله فلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِي لَهُ أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمداً عبده ورسوله. آله و صحْبِهِ أَجْمَعِينَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ حمد على آله و اللهم صل وسلم على سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ وَتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَ تقاته ولا الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ إِنَّا أَنزَلْنَهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا ادربك ما ليلة القدر, ليلة القدرة خير من الف شهر تنزل المليكة وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَمٌ هِيَ حَتَّى مطلع الفجر

Kaum Muslimin Jamaah salat Jumat yang mulia,

ADVERTISEMENT

Alhamdulillah, Allah masih berikan kesempatan kepada kita untuk bermunajat kepada-Nya di hari mulia ini, bersama orang-orang yang insya Allah dimuliakan oleh Allah. Shalawat serta salam semoga senantiasa dicurahkan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.

Mari tingkatkan terus takwa kita kepada Allah dengan cara menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sungguh, takwalah yang akan menentukan derajat manusia di sisi-Nya.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,


Setiap tahun, dan tepatnya di bulan suci Ramadan ini, umat Islam merayakan dan memperingati suatu kejadian bersejarah yang telah merubah arah sejarah umat manusia. Mungkin juga kita termasuk yang turut serta merayakan dan memperingati kejadian itu. Sejarah apakah di maksud? Kejadian sejarah itu adalah Nuzul Qur'an; diturunkannya al-Qur'an secara utuh dari Lauhul Mahfud di langit ketujuh, ke Baitul Izzah di langit dunia.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

"Bulan Ramadan, bulan yang di padanya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (Qs. Al Baqarah: 185).

Mari saya mengajak diri saya sendiri terlebih dahulu dan umat Islam lainnya untuk senantiasa membaca dan mempelajari Al-Qur'an. Membaca dan mempelajari Al-Qur'an harus dijadikan tradisi oleh masing-masing keluarga Islam di muka bumi ini, kalau gerakan ini berlanjut, maka bukan tidak mungkin dunia nanti akan dipenuhi nilai-nilai Quran dan saat itulah peradaban baru dunia itu muncul, yaitu peradaban yang bersumber dari nilai-nilai Al-Qur'an.

Mengapa kita harus membudayakan membaca dan mempelajari Al-Qur'an? Karena selaku umat Islam kita yakin bahwa Al-Qur'an merupakan pedoman hidup yang kompleks dan memuat sejumlah kebutuhan manusia, baik material maupun spiritual. Al- Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad memang diperuntukkan kepada manusia agar dia mendapat rahmat dan kegembiraan dari Allah SWT.

Membicarakan tentang Nuzulul Quran, maka pasti tidak akan lepas pula membicarakan soal Lailatul Qadr dan Bulan Ramadan. Karena memang antara ketiga hal tersebut terdapat hubungan yang saling kait mengait. Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Qadr ayat 1:

إِنَّا أَنْزَلْنَهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Qur'an) pada malam Qadr (Lailatul Qadr)."

Dari surat Al Qadr ayat pertama tersebut telah jelaslah bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam lailatul qadar yang penuh berkah. Sudah barang tentu kita harus melaksanakan berbagai amalan yang dilakukan di malam nuzulul Qur'an untuk mendapatkan berkah. Selain itu malam lailatul qadar yang merupakan malam turunnya Al-Qur'an ini juga memiliki berbagai keutamaan.

Jamaah salat Jumat rohimakumullah,

Dalam Surat Ad Dukhan ayat 3 disebutkan pula:

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi (malam permulaan Al-Qur'an pertama kali diturunkan)."

Mengenai persoalan bahwasanya Al-Qur'an untuk pertama kali diturunkan dari Lauhul Mahfudz sampai ke Baitil Izzah (Langit Dunia) yaitu pada Malam Qadr di bulan suci Ramadan, para ulama mayoritas telah bermufakat semuanya. Dimana dari Baitil Izzah ini Malaikat Jibril kemudian mengantarkannya kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap selama kurun waktu sekitar 23 tahunan.

Akan tetapi ketika dirinci lebih lanjut pada tanggal berapa persis sebenarnya saat Nuzulul Qur'an itu terjadi? Di sini mulai terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama. Konteks perbedaan pendapat ini sebetulnya bermuara pada batasan waktu kapan terjadinya Lailatul Qadar itu.

Ada yang berpendapat di hari-hari ganjil asyrul awakhir bulan suci Ramadan sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis. Ada pula yang menyatakan pada 27 Ramadan. Ada lagi yang berpendapat bahwa khusus Lailatul Qadr saat Nuzulul Qur'an itu terjadi yakni pada tanggal 17 Ramadan. Karena keterkaitannya Surat Al-Qadr ayat 1 dengan isyarat yang disampaikan oleh Allah SWT. Pada Surat Al-Anfal 41 yang berbunyi:

إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ

"...jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan (Al-Qur'an) kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan."

Adapun yang dimaksud dengan hari Furqan atau hari bertemunya dua pasukan adalah hari pertempuran perang Badar. Peristiwa perang tersebut terjadi pada tanggal 17 Ramadan 02 Н. atau jatuh pada hari Selasa 13 Maret 624 Μ.

Jamaah salat Jumat rahimakumullah,
Sudah menjadi kebiasaan di negeri kita untuk memperingati hari diturunkannya al Quran di bulan Ramadan dengan menggelar pengajian akbar, dengan menghadirkan narasumber yang spesial agar dihadiri sebanyak mungkin kaum Muslimin.

Sebenarnya itu sebuah momen yang penting untuk dimanfaatkan untuk menyadarkan kaum kaum Muslimin agar menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup yang mengatur diri mereka, keluarga mereka dan masyarakat mereka.

Sayangnya, kesadaran sebagian besar masyarakat baru sebatas menghadiri pengajian Nuzulul Qur'an. Belum sampai pada tingkat siap menjadikan Al-Qur'an sebagai penuntun dan pengatur kehidupan mereka. Akibatnya, seusai acara, sebagian dari kaum Muslimin kembali tenggelam dalam berbagai perkataan, perbuatan, sikap dan perilaku yang sangat bertentangan dengan tuntunan Al-Qur'an itu sendiri.

Untuk itu, marilah kita tingkatkan kesadaran untuk mempelajari Al-Qur'an secara serius dan berkelanjutan, memegang teguh adab dan tuntunannya dalam kehidupan dan berusaha keras untuk bersikap istiqamah di atas aturannya, sesuai kemampuan kita.

Perlu kita ketahui, bahwa Al-Qur'an itu bisamenjadi pembela kita di akhirat nanti, namun bisa juga menjadi penuntut kita. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahihnya no. 223, dari Abu Malik Al-Asy'ari RA,, Rasulullah SAW bersabda:

والْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ، أَوْ عَلَيْكَ

Artinya: "Dan Al-Qur'an itu bisa menjadi bukti yang membelamu dan bisa pula menjadi bukti yang akan memberatkanmu."

Bila kita mau membaca dan mengamalkan Al-Qur'an, maka ia akan menjadi hujjah yang membela kita. Namun bila kita tidak mau membaca dan mengamalkan Al-Qur'an, maka ia akan menjadi hujjah yang memberatkan kita pada hari kiamat.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Diantara keutamaan Malam Qadar, adalah; Pertama malam lailatul qadar merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah Swt. berfirman:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan" (QS. Al-Qadr: 3).

Maksud dari Surat Al Qadr ayat 3 ini adalah amal, puasa dan salat malam yang dilakukan seseorang di malam lailatul qadar ini lebih baik dari amalan yang dilakukan selama 1000 bulan.

Kedua adalah malam tersebut merupakan malam pengampunan dosa bagi orang orang yang menghidupkan malam lailatul qadar ini. Nabi Muhammad saw bersabda:

"Barangsiapa melaksanakan salat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni". (HR. Bukhari).

Keutamaan ketiga adalah; malam lailatul qadar merupakan malam yang penuh berkah. Hal ini dikarenakan turunnya Al-Qur'an. Keutamaan yang keempat adalah malam lailatul qadar sebagai malam turunnya para malaikat dan Malaikat Jibril.

Hal ini menandakan bahwa malam ini merupakan malam yang banyak berkah, karena malaikat turun bersamaan dengan turunnya berkah. Seperti firman Allah pada surat Al Qadr ayat 4:

تنزل الملئكة والرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مَن كُلِّ أَمْرٍ

"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan". (QS. Al-Qadr: 4).

Al-Qur'an sebagai kitab yang mulia, dan menjadi pedoman seluruh umat islam dalam menjalani kehidupan menjadikan semua yang bersinggungan dengannya menjadi mulia juga. Nabi Muhammad saw menjadi Nabi yang paling mulia di antara Nabi lainnya adalah karena kepada beliaulah Al-Qur'an diwahyukan oleh Allah melalui Malaikat Jibril.

Bulan Ramadan menjadi bulan yang mulia, diantaranya adalah karena pada bulan Ramadan lah Al-Qur'an diturunkan. Begitu pula dengan malam lailatul qadar menjadi malam yang paling mulia dan menjadi malam yang lebih dari seribu bulan adalah karena pada malam itulah Al-Qur'an diturunkan sebagaimana firman Allah pada surat Al-Qadr ayat 1.

Dengan adanya momen Nuzulul Qur'an dan malam lailatul qadar ini, hendaknya kita semua meningkatkan ketakwaan dan memperbanyak amalan agar mendapatkan berkah. Selain itu, malam nuzulul quran juga bisa dijadikan momen untuk meneladani semua yang tercantum di dalam Al-Qur'an, mempelajari dan memahaminya, serta mengamalkannya sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan di dunia ini.

Dengan amalan yang dilakukan di malam nuzulul Qur'an, kita semua bisa mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah. Allah berfirman:

وَهَذَا كِتَبُ أَنْزَلْتُهُ مُبْرَكَ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Artinya: "Dan Al-Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, Maka ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (QS. Al-An'am: 155).

Semoga Allah SWT mengaruniakan kepada kita hidayah, taufik dan kekuatan untuk membaca, mempelajari, dan mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua mendapatkan malam lailatul qadar yaitu malam seperti 1000 bulan. Aamiin...Allahumma Aamiin....

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظيمِ وتَفْعَنِي وَإِيَّاكُم بِمَا فِيهِ مِنَ ال آيَاتٍ وَذِكْرِ الحَكِيمِ وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمِ

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَالصَّلاةُ وَالسَّلامُ عَلَى رَسُولِهِ المُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى أَشْهَدُ أن لا إله إلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلَّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ إِنَّ اللهَ وَمَلَئكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلى النَّبِي بَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلَّمُوا تسليماً.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاء مِنْهُمْ والأمْوَاتِ. اللهم أعز الإسلام والمُسْلِمِينَ وَأَذِلَّ الشَّرْكَ وَالمُشْرِكِينَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُوَحْدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّينَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِينَ وَ دَمْرُ أَعْدَاءَ الدِّينِ, وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلى يَوْمِ الدِّينِ. اللهُمَّ ادْفَعُ عَنَّا البَلاء وَالوَبَاءَ والزلازل والمحن وسوء الفتنة والمحن ما ظهرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ, عَنْ بَلَدِنَا اندونيسيا خاصةً وَسَائِرِ البُلْدَانِ المُسْلِمِينَ عامةً يَا رَبِّ العَالَمِينَ. رَبَّنَا آتِنا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الخَاسِرِينَ
عِبَادَ اللَّهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَابْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشاء والمنكر والبغي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللَّهَ العَظِيمَ يَذْكُرُكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَرْدُكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

Teks Khutbah 2: Memaknai Nuzulul Quran

Khutbah I

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Pertama sekali marilah kita bersyukur kehadirat Allah, yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini. Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad. Nabi yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu dinul islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di Hari Akhir nanti, amin.

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga selalu dalam keimanan dan ketakwaan kepadaNya Amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an sehingga Ramadhan juga disebut Bulan Al-Qur'an. Al-Quran diturunkan pertama kali di Gua Hira oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Yang berupa Surat al-Alaq dari ayat 1-5:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Al-Quran merupakan kitab petunjuk yang memiliki keistimewaan. Al-Qur'an merupakan kitab penyempurna daripada kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelumnya. Selain itu, Al-Qur'an juga sebagai mukjizat Nabi Muhammad. Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah Tak heran banyak masyarakat yang memperingatinya dengan cara beragam. Mulai kegiatan bersama di masjid atau mushala, buka bersama, hingga mengkhatamkan Al-Qur'an.

Semua itu dilakukan dalam rangka menghormati turunnya Kalamullah berupa Al-Qur'an. Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mengingat sejarah dan menanamkan nilai-nilai Islam, khususnya pada anak-anak sebagai generasi selanjutnya.

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Banyak sekali keistimewaan yang bisa kita dapatkan dari Al-Qur'an. Apalagi seseorang mau membaca dan mengamalkannya di Ramadhan. Di antara empat keistimewaan Al-Qur'an yaitu:

1. Menjadi Pedoman, petunjuk, dan rahmat bagi manusia Di dalam menjalani kehidupan, agar manusia berada dalam kebenaran, maka manusia butuh pedoman dan petunjuk. Al-Qur'an adalah petunjuk Allah, oleh karenanya manusia harus menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk kehidupannya agar bisa hidup dengan baik dan nyaman. Allah berfirman:

هَٰذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Artinya: "(Al-Qur'an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini." (QS Al Jasiyah Ayat 20)

2. Menjadi obat bagi manusia Bahwa dalam waktu tertentu, terkadang manusia merasa kurang nyaman dalam hidupnya. Baik secara dhohir maupun batin. Ketidaknyamanannya itu membutuhkan pengobatan sesuai dengan penyakitnya. Al-Qur'an diturunkan Allah untuk menjadi obat bagi manusia yang merasa dalam hidupnya mengalami ketidaknyamanan. Allah berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Artinya: "Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS. A-Isra/17: 82)

3. Menjadi pemelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan Al-Qur'an. Mengajarkan manusia bagaimana cara untuk mempertahankan martabat yang tinggi. Yakni, memelihara dan mempertahankannya dengan iman dan kebajikan. Hal ini diajarkan dalam ayat berikut:

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

Artinya: "Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya." (QS At-Tin Ayat 6).

4. Pelajaran dan penerangan Al-Qur'an juga menjadi kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai kitab untuk memberi penerangan bagi manusia. Berikut Surat Yasin Ayat 69:

وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ

Artinya: "Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang jelas," (QS. Yasiin/36: 69)

5. Solusi masalah masyarakat Al-Quran juga diturunkan sebagai pemutus hukum dan pengangkat perselisihan serta pembeda antara yang hak dan batil. Mengingat banyaknya masalah yang muncul di kalangan masyarakat dari zaman Nabi sampai sekarang. Allah berfirman:

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ ۙ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Artinya: "Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Surat An Nahl Ayat 64).

Demikianlah khutbah yang singkat ini, semoga kita selalu berusaha dekat dengan Al-Qur'an dan menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman seumur hidupnya sehingga Allah ridha dan menjadikan kita orang-orang yang mendapatkan keberkahan dari Al-Qur'an, di dunia dan akhirat, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَجَعَلَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاِت وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ البَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

(KH Ahmad Misbah, Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Tangerang Selatan)




(mep/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads