Fakta-fakta Hari Kedua Upaya Evakuasi 8 Penambang Emas Terjebak di Banyumas

Round-Up

Fakta-fakta Hari Kedua Upaya Evakuasi 8 Penambang Emas Terjebak di Banyumas

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 28 Jul 2023 03:00 WIB
Kondisi salah satu lubang galian emas yang digunakan sebagai satu-satunya akses penambang masuk ke dalam lubang di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Kamis (27/7/2023).
Lubang satu-satunya akses penambang masuk ke dalam tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Kamis (27/7/2023). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Solo -

Proses evakuasi delapan orang penambang yang terjebak air di galian tambang emas ilegal Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, masih berlangsung. Hingga hari kedua, Kamis (27/7), evakuasi belum membuahkan hasil.

Berikut fakta-fakta upaya evakuasi pada hari kedua tersebut.

Temui Kendala

Upaya evakuasi menemui sejumlah kendala. Proses penyelaman yang sempat menjadi opsi operasi SAR urung dilakukan. Sebab, lubang galian hanya bisa dilalui satu orang secara bergantian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tempatnya sempit, lubang itu bentuknya persegi. Ketinggiannya 80 cm serta tinggi 60 cm. Memang sempit. Kalau dilakukan penyelaman harus satu-satu. Manuvernya susah," kata Kepala Basarnas Cilacap, Adah Sudarsa kepada wartawan, Kamis (27/7/2023).

Selain itu, air yang terus menggenang di lubang tersebut semakin mempersulit proses evakuasi. Proses evakuasi baru bisa dilakukan jika kondisi air surut.

ADVERTISEMENT

"Usahakan pengeringan air dahulu. Kita usahakan secepatnya evakuasi. Kita berharap bisa menolong dalam kondisi selamat," ungkapnya.

Menurutnya, sejak dilakukan penyedotan pukul 02.30 WIB dini hari, air baru menyusut sekitar 2 meter.

"Masih tinggi, itu baru bisa turun sekitar 2 meter. Kita pompa dari pukul 02.30 WIB. Makanya kita mau lihat level terendahnya berapa. Jangan sampai nanti kita hisap nanti naik lagi. Kita upayakan untuk pengeringan sumur," jelasnya.

Posisi 8 Penambang Diduga Terpisah

Posisi delapan penambang yang terjebak diduga terpisah. Kemungkinan tersebut dengan melihat cara penambang bekerja.

"Diduga pekerja tidak bersamaan di sini. Kondisinya terpisah. Sebab lokasinya sempit. Kebiasaan pekerja itu berpisah-pisah," kata Kepala Sub Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Cilacap, Priyo Prayuda dalam rapat koordinasi di posko Basarnas, Kamis (27/7).

Selain itu terdapat dua permasalahan yang harus dihadapi.

"Pertama suplai air yang besar. Yang kedua air sudah tercampur dengan tanah. Tanahnya gembur karena ini area sawah begitu kena air otomatis akan larut," terangnya.

Pasang Camera Hole

Tim dari ESDM Provinsi Jawa Tengah ikut dilibatkan dengan mengerahkan alat bernama camera hole yang berfungsi melihat lebih detail kondisi lubang tambang.

Plt Kepala Dinas ESDM Provinsi Jateng, Boedi Dharmawan menjelaskan fungsi dari camera hole ini agar dapat melihat secara jelas kondisi di dalam lubang tambang.

"Camera hole ini ada titik kamera samping dan kamera di bagian bawah untuk memastikan kondisi persis sumur tambang. Sehingga kita tidak hanya mengira-ira menggunakan sket interpretasi," kata Boedi kepada wartawan, Kamis (27/7).

Pada proses pengamatan menggunakan kamera tersebut menurutnya, butuh kejernihan air.

"Kamera ketika sudah memasuki air sudah mulai kurang jelas. Kita akan matikan pompa 5 menit agar lebih jernih sehingga pandangan kamera lebih maksimal," jelasnya.

Hasil penglihatan dari camera hole nantinya akan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam proses evakuasi delapan korban terjebak air.

"Hasilnya nanti akan didiskusikan dan Danlanal bersama unsur lainnya bagaimana langkah selanjutnya," ungkapnya.

Halaman selanjutnya, Kopaska TNI AL dikerahkan.

Kopaska Dikerahkan

Hari kedua misi penyelamatan delapan penambang yang terjebak di dalam lubang galian emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, masih belum berhasil.

Pantauan detikJateng, Kamis (27/7) hingga pukul 19.00 WIB upaya untuk pengurasan air yang menutup saluran masuk masih dilakukan. Evakuasi dengan cara menyelam pun urung dilakukan.

Komandan Lanal Cilacap, Kolonel Laut (P) Bambang Subeno mengungkapkan pihaknya akan mengirimkan tim Komando Pasukan Katak (Kopaska) untuk menyusuri sumur dengan kedalaman sekitar 60 meter tersebut.

"Kami dari Angkatan Laut ada tiga Kopaska, nanti tambahan dari tim penyelam Basarnas," kata Bambang ketika meninjau proses evakuasi, Kamis (27/7).

Usai mendengarkan paparan tim SAR gabungan, dirinya mengaku di lokasi sumur memang banyak rintangan sehingga butuh waktu lama dalam proses evakuasi.

"Oleh karena itu obstacle-nya akan kita naikkan. Selang-selang kabel listrik kita naikkan semua, baru kita lakukan penyelaman secara fisik," terangnya.

Untuk langkah awal, tim SAR bakal menguras air di sumur tersebut. Ketika kondisi sudah memungkinkan maka penyelaman dapat dilakukan.

"Tentunya kita akan melaksanakan penyelaman dengan prioritas keselamatan penyelam," jelasnya.

Bambang menyebut keputusan rencana penyelaman diambil untuk memberikan usaha terbaik kepada pihak keluarga penambang yang terjebak.

"Tetapi kembali lagi segala usaha segala ikhtiar untuk meyakinkan menenangkan keluarga korban kita harus laksanakan. Kita sampai ke dasar. Kita lihat besok pagi," pungkasnya.

Untuk diketahui, sebanyak delapan warga yang bekerja sebagai penambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas dilaporkan terjebak di dalam lubang galian. Kejadian tersebut diketahui pada Rabu (26/7) pagi sekira pukul 07.00 WIB.

Saat ini tim SAR gabungan masih berupaya mengevakuasi para korban. Para penambang tersebut diketahui merupakan warga Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sementara itu polisi menyebut tambang emas tersebut ilegal.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Menikmati Sensasi Water Slide Berpasangan di Banyumas "
[Gambas:Video 20detik]
(rih/rih)


Hide Ads