Wonogiri Tak Setop Ternak dari Gunung Kidul Meski Ada Suspek Antraks

Wonogiri Tak Setop Ternak dari Gunung Kidul Meski Ada Suspek Antraks

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Rabu, 05 Jul 2023 15:52 WIB
Pemeriksaan hewan oleh Dislakpernak Wonogiri.
Pemeriksaan hewan oleh Dislakpernak Wonogiri. Foto: Dok Dislakpernak Wonogiri.
Wonogiri -

Kasus kematian warga yang teridentifikasi suspek antraks di Kabupaten Gunungkidul, DIY, tidak lantas membuat kekhawatiran daerah di sekitarnya. Sebagai daerah yang berbatasan langsung, Wonogiri tidak menyetop hewan dari Gunungkidul, tapi menggencarkan komunikasi, informasi, dan edukasi.

"Alhamdulillah Wonogiri belum ada (ternak terpapar antraks). Mudah-mudahan tidak ada kasus itu," kata Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri, Sutardi, Rabu (5/7/2023).

Meski belum ada temuan kasus antraks di Wonogiri, Dislakpernak melakukan beberapa langkah untuk mencegah dan memonitor hewan ternak agar tidak terpapar antraks. Salah satunya dengan menggencarkan komunikasi, informasi, dan edukasi, kepada masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Langkah itu juga kami lakukan saat ada kabar warga Kecamatan Eromoko yang terpapar antraks kulit (Januari lalu)," ungkap dia.

Diketahui, warga yang terpapar itu berasal dari Eromoko namun saat ini ber-KTP Gunungkidul. Begitu juga anak istrinya yang tinggal di Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul. Namun, warga itu kerap ke Eromoko.

ADVERTISEMENT

"Intinya kami edukasi itu. Sebab petugas tidak mungkin melakukan pengawasan mobilitas ternak selama 24 jam. Kami bekerjasama dengan Dinkes Wonogiri, terutama di wilayah perbatasan," ujar Sutardi.

Ia menuturkan, meski ada kasus suspek antraks di Gunungkidul, pihaknya tidak tergesa menutup pasar hewan. Pihaknya terus menggencarkan edukasi agar masyarakat mewaspadai antraks.

Menurut Sutardi, untuk mengetahui ciri-ciri hewan ternak yang terinfeksi antraks dari luar cukup sulit. Namun harus patut diwaspadai jika ada sapi yang mati mendadak atau mengeluarkan darah dari berbagai lubang di tubuh ternak.

"Saat ada sapi mati mendadak, harus segera dikubur. Tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat," kata Sutardi.

Kepala Dinkes Wonogiri Setyarini memastikan hingga kini tidak ada warga Wonogiri yang terpapar antraks. Namun, pihaknya terus melakukan pemantauan bersama pihak-pihak terkait.

Ia menjelaskan salah satu tanda antraks pada manusia adalah demam. Selain itu muncul ruam khas di kulit penderita. Selain itu biasanya orang yang terpapar antraks memiliki riwayat berkontak dengan hewan yang terpapar.

"Masyarakat bisa segera memeriksakan diri ke puskesmas jika mungkin ada tanda-tanda mengarah antraks. Saat ini, masyarakat juga sudah memiliki konsen terkait antraks," kata Setyarini.




(apl/dil)


Hide Ads