Antraks Merebak di Gunungkidul, Pemkab: 12 Ternak di Jati Semanu Positif

Antraks Merebak di Gunungkidul, Pemkab: 12 Ternak di Jati Semanu Positif

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Rabu, 05 Jul 2023 15:09 WIB
Petugas saat mengambil sampel tanah di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (5/7/2023).
Petugas saat mengambil sampel tanah di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (5/7/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Gunungkidul -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menyebut ada enam ekor sapi dan enam ekor kambing yang positif antraks di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) memastikan saat Idul Adha kemarin tidak ada ternak yang keluar dari Jati.

"Yang kena antraks 6 kambing dan 6 sapi, semuanya di Jati, Candirejo, Semanu," kata Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto kepada wartawan di Kantor Pemkab Gunungkidul, Kapanewon Wonosari, Rabu (5/7/2023).

Saat ini, kata Heri, petugas masih melakukan pemantauan dan mengambil sampel tanah di Jati. Selain itu juga dilakukan lokalisir ternak di Jati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk sementara waktu di Jati ini ternaknya dilokalisasi agar mudah melakukan pemantauan. Dan sudah mampu dilokalisasi, sehingga kejadian itu hanya terjadi di Pedukuhan Jati saja," ujarnya.

Meski belasan ternak positif antraks, Heri menyebut Pemkab belum menerapkan status kejadian luar biasa (KLB). Saat ini Pemkab disebutnya sudah mampu melokalisir ternak dan warga yang terpapar sudah mendapatkan penanganan.

ADVERTISEMENT

"Sementara belum (KLB) karena sudah bisa dilokalisasi di Jati," ucapnya.

Heri juga meminta agar masyarakat tidak menyembelih ternak yang sakit apalagi mati mendadak. Mengingat salah satu penyebab menyebarnya antraks adalah mengonsumsi daging ternak yang terpapar.

"Pertama kepada masyarakat yang punya ternak kalau ternaknya sakit jangan disembelih, jangan dikonsumsi. Apalagi kalau sudah mati dibrandu (disembelih lalu dibagikan)," ucapnya.

"Kami akan sosialisasikan kalau ternak yang terpapar penyakit jangan dikonsumsi. Lalu masyarakat menjaga kebersihan lingkungan karena penyakit ini bisa ada di mana saja baik tanah dan rumput," lanjut Heri.

Petugas saat mengambil sampel tanah di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (5/7/2023).Petugas saat mengambil sampel tanah di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (5/7/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Sementara itu, Kepala DPKH Gunungkidul Wibawanti Wulandari memastikan usai kejadian tidak ada ternak yang keluar dari Jati sehingga sapi dan kambing yang menjadi hewan kurban kemarin dipastikan aman.

"Tanggal 2 Juni kita dapat laporan dan tanggal 3 Juni sudah kita setop. Jadi semua ternak sejak tanggal 3 tidak boleh keluar dari sana (Jati)," ujarnya.

Selain itu, saat ini petugas masih melakukan pemantauan dan pengambilan sampel tanah di Jati. Sedangkan untuk ternak sudah menjalani vaksinasi.

"Antibiotik sudah kita berikan, vaksinasi juga sudah kita berikan. Rinciannya 77 sapi dan 289 kambing diberi antibiotik lalu dua pekan setelahnya atau tanggal 20 Juni divaksin," katanya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul Retno Widyastuti menambahkan lokalisasi ternak di Jati bakal berlangsung hingga tidak ada lagi tenak yang mati mendadak. Menurutnya, hingga saat ini belum ada lagi ternak yang mati mendadak.

"Gini, sebetulnya kalau sudah tidak ada kasus kematian lagi, ketika sudah kita vaksinasi ternak itu sudah bisa dikeluarkan, tapi dengan catatan minimal satu bulan dari kasus kematian terakhir. Nah, alhamdulillah hingga saat ini tidak ada lagi ternak mati di Jati," ucapnya.

Selengkapnya baca di halaman berikut.

Retno melanjutkan, bahwa DPKH telah melakukan tiga kali penyiraman formalin di tiga titik yang menjadi tempat penyembelihan ternak terpapar antraks. Selain itu, hari ini petugas mengambil sampel tanah untuk menjalani uji laboratorium.

"Sudah 3 kali kita lakukan penyiraman formalin, kemarin kita siram lagi dan nanti mau ambil sampel tanah untuk diujikan lagi. Kalau hasilnya positif kita siram ulang, kalau negatif nanti bisa kita cor semen beton agar tidak membahayakan," imbuhnya.



Hide Ads