Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK negeri 2023 di Jawa Tengah memiliki kuota untuk anak tidak sekolah (ATS). Hal ini untuk mendorong anak-anak yang sempat berhenti sekolah bisa melanjutkan pendidikannya.
ATS mendapat kesempatan pada jalur afirmasi. Untuk SMA negeri (SMAN) ada jatah 20 persen kuota di jalur afirmasi dan 2 persen di antaranya untuk ATS. Sedangkan di SMKN ada jatah 15 persen untuk jalur afirmasi dan 3 persen di antaranya untuk ATS.
"Kita beri ruang untuk yang mau melanjutkan sekolah. Semisal ada yang sudah menikah juga kita dorong untuk melanjutkan," kata Kepala Bidang Pembina SMA Disdikbud Jateng, Syamsudin Isnaini di kantornya, Selasa (20/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syamsudin menjelaskan kuota untuk ATS baru dimulai tahun ini. Untuk yang sudah tercatat yaitu dari 17 daerah masuk kategori miskin ekstra, yakni Wonosobo, Pemalang, Magelang, Kebumen, Banjarnegara, Wonogiri, Banyumas, Purbalingga, Brebes, Grobogan, Banyumas, Cilacap, Blora, Demak, Rembang, Sragen, dan Klaten.
"Yang sudah kita garap di 17 kabupaten/kota. Usia 16-18 tahun kita sisir, ada 16.399 anak," ujarnya.
Bagi yang belum terdata bisa melengkapi syaratnya dengan meminta surat penyataan dari kepala desa hingga camat. Di dalam surat itu diberi keterangan lulus SMP sejak kapan.
"Dia nanti bisa melengkapi syarat dengan kades-lurah kemudian camat. Pak kades dan lurah memberikan keterangan tidak sekolah," jelasnya.
Dengan adanya anak-anak tidak sekolah melanjutkan pendidikan juga diharapkan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jateng yang pada tahun 2022 ada di angka 72,79.
Untuk diketahui, jalur afirmasi di SMAN selain ATS ada untuk siswa miskin 13 persen, untuk anak nakes 3 persen, untuk anak panti 2 persen. Kemudian di SMKN rincian untuk jalur afirmasi selain ATS yaitu siswa miskin 8 persen, anak nakes 2 persen, anak panti 2 persen.
(rih/ahr)