Sosok Prof Koento, Rektor Keempat UNS yang Meninggal Dunia: Ahli Filsafat

Sosok Prof Koento, Rektor Keempat UNS yang Meninggal Dunia: Ahli Filsafat

Paradisa Nunni Megasari - detikJateng
Kamis, 13 Apr 2023 17:18 WIB
Mantan Rektor UNS Prof Koento Wibisono.
Sosok Prof Koento, Rektor Keempat UNS yang Meninggal Dunia: Ahli Filsafat. (Foto: dok. Instagram UNS)
Solo -

Kabar duka datang dari Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo. Prof Dr Koento Wibisono Siswomihardjo yang merupakan Rektor ke-4 UNS periode 1987-1994 meninggal dunia pada usia 92 tahun.

Dalam laman resmi UNS, Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan meninggalnya Prof Kunto membuat UNS kehilangan sosok yang sangat berharga dalam perjalanan UNS. Menurut Jamal, Prof Koento sukses mengembangkan UNS dengan beragam fondasi. Di antaranya pondasi kebersamaan dan kebhinekaan.

"Di bawah kepemimpinannya beliau, UNS berkembang pesat. Kami sangat berduka atas wafatnya Prof Koento Wibisono Siswomihardjo," terang Jamal dikutip dari laman resmi UNS, Kamis (13/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profil Prof Koento Wibisono Siswomihardjo

Dikutip dari laman resmi Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Prof Koento Wibisono Siswomihardjo lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 14 Agustus 1930. Prof Koento menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Sosial Politik Universitas Gadjah Mada, tahun 1958. Lalu, melanjutkan studinya ke Universitas Leuven, Belgia.

Prof Koento sukses meraih gelar doktor filsafat dari UGM tahun 1982 berkat disertasinya mengenai arti perkembangan filsafat positivisme Auguste Comte.

ADVERTISEMENT

Prof Koento juga merupakan Kolumnis harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, dan telah menulis sejumlah buku, seperti Aktualitas Filsafat Ilmu, terbitan Fakultas Pascasarjana UGM (1984) dan Mutiara-Mutiara Filsafat Pancasila yang Diwariskan Almarhum Prof. Notonagoro.

Namanya juga tercatat sebagai Anggota Dewan Riset Nasional, serta Pengurus Yayasan Kebudayaan Indonesia Belanda Karta Pusaka. Prof Koento tergabung sebagai anggota AIPI pada tahun 1991 dalam Komisi Bidang Kebudayaan.

Cerita Hidup Prof Koento

Prof Koento sempat bergabung dengan Tentara Pelajar Kompi III Detasemen III Brigade 17 di masa mudanya.

"Pada waktu itu saya masih SMP kelas 3 di Purworejo. Semua siswa mendapat latihan kemiliteran. Kita turut menjaga garis pertahanan bersama tentara Indonesia di Semarang," kenang Prof Koento, dikutip dari laman resmi Alumni UGM, Kamis (13/4/2023).

Kemudian, usai Perjanjian Renville ditandatangani, Prof Koento bersama teman-temannya asal Purworejo bisa kembali ke rumah dan melanjutkan pendidikan SMA-nya di Solo dari akhir 1947 hingga Desember 1948.

Pada akhir tahun 1948, revolusi fisik kembali dimulai. Prof Koento bersama 16 pelajar lainnya menyusuri jalanan hingga ke perbatasan Kebumen-Karanganyar. Mereka menggunakan taktik gerilya, menyerang secara tiba-tiba konvoi musuh yang sedang lewat.

"Kita tidak pernah membuka peperangan, diam-diam saja. Kalau mereka balas menyerang, baru kita lari menyelamatkan diri," kata Prof Koento.

Usai perang resmi berakhir, Prof Koento dan 18 kawannya sesama kompi di Kedu Selatan melanjutkan pendidikan di Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 1951, Prof Koento resmi menjadi mahasiswa Fakultas Sosial dan Politik UGM yang saat itu berlokasi di Pagelaran Keraton Yogya.

Semasa kuliah, Prof Koento dan kawan-kawannya turut berjasa dalam mendirikan SMA Persiapan Negeri Purworejo. Saat ini, sekolah tersebut bernama SMAN 1 Purworejo.

Menurut Prof Koento, kelas favoritnya semasa kuliah adalah bersama Prof Notonagoro. Bersama 200 orang lainnya di Siti Hinggil, Prof Kunto mulai merasa jatuh cinta dengan dunia filsafat.

Prof Koento juga membagikan pengalamannya ketika terlambat masuk ke kelas saat kuliah. "Dulu kalau terlambat, kita tidak berani masuk. Cuma bisa mendengarkan dan mencatat dari luar saja," paparnya.

Nah, itulah profil singkat Prof Koento Wibisono Siswomihardjo, Rektor ke-4 UNS yang tutup usia.




(rih/ahr)


Hide Ads