Seorang warga tewas akibat erupsi kawah lumpur di Oro-oro Kesongo, Blora. Penggembala kerbau tersebut diduga tewas karena menghirup gas beracun.
Kepala Seksi Geologi Mineral dan Batubara Cabang Dinas ESDM Jateng Wilayah Kendeng Selatan, Hadi Susanto mengatakan warga sebaiknya memang menjauh dari kawah Oro-oro Kesongo saat aktivitas erupsinya meningkat.
"Kalau upaya mitigasi yang dilakukan harus berada di jarak aman dari titik pusat letusan," jelas Hadi, Rabu (12/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasannya, selama ini erupsi kawah lumpur tersebut memang biasa mengeluarkan gas beracun atau yang biasa disebut lon oleh warga setempat.
Menurutnya, gas yang biasa keluar berjenis hidrogen sulfida (H2S). Gas tersebut memiliki sifat tidak berwarna, mudah terbakar dan beracun. Keberadaan gas itu biasanya terdeteksi oleh baunya yang menyengat seperti telur busuk.
Meski begitu, Hadi belum bisa memastikan jenis gas beracun yang menewaskan penggembala kerbau itu.
"Biasanya H2S, cuma kalau belum dilakukan pengukuran belum bisa memastikan jenis gas," ucapnya.
Meski berbahaya, dampak gas tersebut sebenarnya bisa berkurang saat terkena udara bebas. Oleh karenanya, warga sebaiknya menjauh saat aktivitas erupsi Kesongo meningkat.
"Sebenarnya untuk gas beracun juga tergantung udara bebas yang lainnya yang dapat meminimalisir atau menurunkan kadar gas beracun tersebut. Selain itu juga ada faktor arah angin, di mana gas beracun tersebut akan memberi dampak pada lokasi dengan arah angin yang menuju ke lokasi tersebut," terangnya.
(ahr/ams)