Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Selain karena pahala dilipatgandakan, dalam bulan ini juga terdapat satu malam yang disebut lebih baik dari 1000 bulan, yaitu malam Lailatul Qadar.
Sebagian ulama mengatakan Lailatul Qadar biasanya jatuh pada salah satu malam ganjil dalam 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Umat Islam dianjurkan meningkatkan ibadah demi meraih kemuliaan pada malam yang menjadi momen diturunkannya Al-Quran oleh Allah kepada Rasulullah.
Berikut enam ciri-ciri malam Lailatul Qadar, malam yang penuh kemuliaan dan keistimewaan di bulan Ramadhan dikutip dari buku 'Jaminan Mendapat Lailatul Qadar' (2020) oleh Ahmad Sarwat.
Baca juga: Tata Cara Meraih Malam Lailatul Qadar |
Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar
1. Udara dan Suasana Pagi yang Tenang
Ciri-ciri atau tanda kedatangan malam Lailatul Qadar yang pertama adalah suasana pagi yang tenang. Seperti sabda Rasulullah SAW, "Lailatul Qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah."
2. Cahaya Mentari Redup
Ciri-ciri malam Lailatul Qadar yang kedua adalah bila ada cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya. Ciri-ciri ini disebutkan dalam salah satu hadits Ubay bin Ka'ab radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah bersabda, "Keesokan hari malam Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan." (HR. Muslim)
3. Terkadang Terbawa dalam Mimpi
Ciri malam Lailatul Qadar berikutnya adalah kadang-kadang terbawa dalam mimpi. Seperti yang dialami oleh sebagian sahabat Nabi dalam hadits, "Dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu anhu bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi SAW diperlihatkan malam Qadar dalam mimpi (oleh Allah SWT) pada 7 malam terakhir Ramadhan. Kemudian Rasulullah SAW berkata, 'Aku melihat bahwa mimpi kalian terjadi pada 7 malam terakhir. maka barang siapa yang mau mencarinya maka carilah pada 7 malam terakhir.'" (HR. Muslim)
4.Bulan Nampak Separuh Bulatan
Ciri malam Lailatul Qadar selanjutnya adalah kemunculan bulan yang hanya terlihat separuh bulatan. Sebagaimana dalam hadits, "Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, 'Kami pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW, beliau berkata, 'Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.'" (HR. Muslim)
5. Malam dengan Ciri Khusus
Ciri yang lain dari malam Lailatul Qadar adalah kehadiran gejala-gejala alam yang membedakan Lailatul Qadar dengan malam lainnya. Seperti yang disebutkan dalam hadits Ubadah bin Shamit radhiyallahu anhu, "Lailatul Qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan." (HR. At-Thabrani)
Dan hadis, "Malam itu adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu." (HR. Ahmad)
6. Ibadah yang Terasa Lebih Nikmat
Ciri terakhir dari malam Lailatul Qadar adalah jika orang-orang yang beribadah pada malam tersebut merasa ibadahnya lebih khusyu dan nikmat serta merasakan ketenangan hati dalam bermunajat kepada Rabbnya tidak seperti malam-malam lainnya.
Namun, dari sekian banyak riwayat yang menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadar mempunyai ciri-ciri yang bisa diketahui dan dirasakan, tidak berarti bahwa setiap orang dapat mendapatkan malam kemuliaan ini.
Seorang muslim yang menghidupkan malam-malam Ramadhannya, memungkinkan baginya untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar tanpa ia ketahui tanda malam mulia tersebut. Jadi, mengetahui ciri-ciri malam Lailatul Qadar itu bukan sesuatu yang pasti dan dapat dirasakan oleh semua orang yang menghidupkan malam tersebut.
Demikian pembahasan mengenai ciri-ciri malam Lailatul Qadar, malam yang penuh keistimewaan dan kemuliaan di bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dil/sip)