Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas sejak pekan lalu. Sejumlah wilayah pun terdampak guguran awan panas Merapi. Mulai dari wilayah Magelang, Temanggung, Wonosobo dan juga di Boyolali.
Guguran awan panas Merapi ini bahkan terjadi selama berjam-jam mulai dari pukul 12.12 WIB hingga sore pukul 16.00 WIB. Tidak hanya itu, guguran awan panas Merapi ini juga mencapai radius terjauh 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
"Terjadi awan panas guguran di Merapi tanggal 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB," tulis Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dalam keterangan resminya yang diterima detikJateng, Sabtu (11/3) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke arah Kali Bebeng/Krasak. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya jarak 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak," imbuh BPPTKG.
Guguran awan panas kali ini berdampak pada sejumlah kabupaten/kota. Dan yang terbanyak yakni di wilayah Kabupaten Magelang yang mencapai 11 Kecamatan.
"(Dampak abu vulkanik Merapi) Tidak hanya Kabupaten Magelang, Kota Magelang. Kemudian Temanggung juga kena, termasuk Boyolali (Tlogolele, Kecamatan Selo) juga abunya sampai Wonosobo," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan kepada wartawan di Balai Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Sabtu (11/3) malam.
Sementara itu, 11 kecamatan di Kabupaten Magelang di antaranya Kecamatan Sawangan, Kecamatan Dukun, Kecamatan Candimulyo, Kecamatan Pakis, Kecamatan Tegalrejo, Kecamatan Tempuran, Kecamatan Bandongan. Kemudian di Kecamatan Windusari, Kecamatan Kaliangkrik, Kecamatan Ngablak, dan Kecamatan Mertoyudan.
Berdasarkan data yang ada, BPPTKG mencatat sejak pukul 12.12 WIB hingga 16.00 WIB, ada 24 kali awan panas guguran Merapi.
"Kejadian awan panas guguran itu mulai 12.12 WIB, sekarang masih terjadi. Adapun sampai pukul 16.00 WIB terjadi 24 kali (awan panas)," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam jumpa pers aktivitas terkini Merapi secara daring, Sabtu (11/3) sore.
Selengkapnya baca di halaman berikutnya....
BPPTKG juga menyebut jika rentetan awan panas Gunung Merapi tersebut karena longsoran kubah lava sisi barat daya.
"Terjadi rentetan awan panas ini karena ini prosesnya adalah terjadinya longsoran dari kubah lava barat daya," kata Agus.
Agus Budi menjelaskan, Merapi memiliki dua kubah lava yang berada di sisi barat daya dan satu kubah lava berada di tengah.
"Merapi aktivitasnya unik ada dua kubah lava, aktivitas awan panas hari ini terkait dengan kubah lava di barat daya," bebernya.
Dengan kondisi saat ini , BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Merapi di tingkat Siaga. Diketahui, status aktivitas Merapi di level Siaga sejak 5 November 2020.
"Meskipun aktivitas seismik dan deformasi tidak menjadi prekursor dari kejadian awan panas tadi, tapi ini menunjukkan bahwa masih ada suplai magma dari dalam. Sehingga potensi bahayanya masih tinggi, potensi untuk keluarnya magma dari dalam gunung masih tinggi sehingga status Siaga masih ditetapkan," sebut Agus