Guyuran abu vulkanik Gunung Merapi mengancam puluhan hektare tanaman cabai di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Sejumlah pihak bergotong royong melakukan penyemprotan untuk menyelamatkan lahan cabai.
Penyemprotan ini digelar di lahan kelompok tani Ngudi Rejeki 1, Dusun Babadan 1, Desa Paten, Dukun, Magelang. Penyemprotan dilakukan Dinas Pertanian dan PanganMagelang, Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (DPD Perhiptani) Magelang serta melibatkan BPBD Magelang.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Magelang, Romza Ernawan mengatakan abu vulkanik biasanya akan bersih oleh hujan yang secara alamiah mencuci debu-debu yang menempel di tanaman. Namun saat ini hujan belum turun di Kecamatan Sawangan dan Dukun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita bersama-sama dengan berbagai pihak bergotong royong, melakukan gerakan bersama mengurangi risiko gagal panen. Hari ini kita menggerakkan kisaran 200 orang lebih untuk penanganan debu yang menempel di tanaman-tanaman cabai," kata Romza, kepada wartawan di sela penyemprotan, Jumat (17/3/2023).
"Target hari ini sekitar 45 hektare yang kita tangani. Permasalahan di sini karena ketersediaan air langka, kami kerjasama dengan BPBD. Alhamdulillah disuplai 3 tangki air, masing-masing tangki 5.000 liter," tutur Romza.
Pengaruh abu vulkanik, kata dia, ada pengaruh positif dan negatif. Pengaruh negatifnya, pucuk-pucuk tanaman muda dan bunga jadi layu.
"Tanaman-tanaman yang masih muda mengalami kisut, sehingga jangka pendek akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Abu vulkanik mengandung zat-zat asam yang akan berpengaruh kepada tingkat kesuburan tanah dan juga berkaitan dengan tanaman-tanaman muda, pucuk-pucuk muda, bunga muda akan mengalami kelayuan," katanya.
"Positifnya hama penyakit akan berkurang signifikan, karena hama penyakit tidak nyaman hidup di daerah-daerah asam," terang Romza.
Ketua DPD PerhiptaniMagelang, Supriyono mengatakan pengaruh abu vulkanik terhadap tanaman bisa jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek dalam setahun bisa merugikan petani karena abu vulkanik mengandung sifat kimia. Untuk jangka panjang, abu vulkanik setelah 5 tahun bisa menjadi pupuk.
"Tanaman yang terkena abu kalau sudah berbuah, buahnya menjadi kisut. Sedangkan pembungaan ini menjadi rontok. Setelah selesai dipanen, apabila tidak ditambahi dengan dolomit, nanti tidak akan berhasil karena PH turun menjadi 5. Padahal untuk bisa ditanam cabai biar bagus Ph paling nggak 6-7," tuturnya.
(aku/dil)