Waduh! Lahan Transmigran Korban Erupsi Merapi Sleman Dikabarkan Diserobot

Waduh! Lahan Transmigran Korban Erupsi Merapi Sleman Dikabarkan Diserobot

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Minggu, 15 Jun 2025 20:24 WIB
Anggota DPR RI Totok Daryanto menunjukkan foto saat ertemu transmigran asal Kabupaten Sleman di lokasi transmigrasi daerah Konawe Selatan, Minggu (15/6/2025).
Anggota DPR RI Totok Daryanto menunjukkan foto saat ertemu transmigran asal Kabupaten Sleman di lokasi transmigrasi daerah Konawe Selatan, Minggu (15/6/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Sleman -

Sejumlah keluarga korban erupsi Merapi 2010 di Sleman yang mengikuti program transmigrasi dikabarkan terancam kehilangan lahan garapnya di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Mereka terlibat konflik dengan sebuah perusahaan kelapa sawit.

Hal itu diungkap oleh anggota DPR RI asal Jogja, Totok Daryanto. Dia mengaku memperoleh temuan ini pada saat melakukan sosialisasi kebijakan biomassa di Konawe Selatan pada pertengahan Mei lalu.

Menurutnya, para transmigran tersebut mengeluh bahwa lahan yang mereka peroleh saat awal melakukan transmigrasi tidak sesuai dengan yang dijanjikan, yaitu seluas 2 hektare.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keluhan terkait belum terpenuhinya hak atas lahan yang dijanjikan sejak penempatan mereka di UPT Arongo, Desa Laikandonga, Kecamatan Ranomeeto Barat, pada 28 November 2011. Warga menyatakan hingga kini mereka belum menerima lahan seluas dua hektare per keluarga sebagaimana tercantum dalam nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah," kata Totok ditemui wartawan di Sleman, Minggu (15/6/2025).

Ternyata, masalah yang dihadapi para transmigran tidak selesai sampai di masalah luas lahan yang tidak sesuai janji. Beberapa tahun berikutnya mereka menghadapi sengketa lahan dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit.

ADVERTISEMENT

MEnurut Totok, ada sekitar 40 hektare lahan milik para transmigran yang dicaplok oleh perusahaan tersebut.

"Warga sudah mengadu tapi tidak ada penyelesaian," ujarnya.

Persoalan yang dihadapi para transmigran itu menurutnya telah berlrut-larut sehingga membuat mereka menjadi tidak tahan.

"Memang ada beberapa KK yang tidak tahan dan memutuskan untuk pulang. Kami tidak akan tinggal diam dan akan menyelesaikan masalah ini," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Hukum Setda Sleman, Hendra Adi Riyanto mengatakan Pemkab Sleman sudah mendapatkan informasi itu. Bahkan pihaknya sudah menggelar rapat untuk membahasnya.

Rencananya, Bupati Sleman Harda Kiswaya akan terbang langsung ke Konawe Selatan untuk melakukan pengecekan secara langsung.

"Selasa besok (Bupati Sleman) berangkat ke Konawe Selatan. Rabunya nanti kita rakor di Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan. Dari diskusi kemarin Zoom memang kondisi yang ada, benar-benar dirasakan warga, dan sekilas dari kronologis, peristiwa penyerobotan itu benar-benar terjadi," ujar Hendra.




(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads