Profil Mudzakir, Murid SMK Semarang Penjebol Keamanan Google

Profil Mudzakir, Murid SMK Semarang Penjebol Keamanan Google

Ria Aldila Putri - detikJateng
Selasa, 07 Mar 2023 09:58 WIB
Abdullah Mudzakir (18) Siswa kelas XII SMKN 8 Kota Semarang. Foto diunggah Senin (6/3/2023).
Abdullah Mudzakir (18) Siswa kelas XII SMKN 8 Kota Semarang. Foto: dok Pribadi/Abdullah Mudzakir
Semarang -

Kepiawaian Abdullah Mudzakir dalam dunia dunia IT dan coding mendapat pengakuan dari Google Inc. Ia bahkan mendapat hadiah 5.000 USD atau setara Rp 75 juta saat berhasil menemukan bug atau celah kerentanan dalam sistem Google.

Mudzakir merupakan seorang pemuda kelahiran Kabupaten Semarang, ia lahir pada 10 April 2004 atau 18 tahun silam. Saat ini Mudzakir duduk di bangku kelas IX SMK 08 Kota Semarang.

Saban hari Dzakir harus menempuh perjalanan selama 40 menit untuk mencapai sekolahnya. Maklum rumah Dzakir berada di kabupaten, sementara sekolahnya ada di tengah Kota Semarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjuangan bungsu dari 3 bersaudara itupun tak mudah, ia mempelajari dunia IT dan coding secara autodidak. Laptop yang ia pakai pun hasil kreditan dari orang tuanya.

"Belajar coding pertama kali itu saat kelas 3 SMP, karena lihat laptop kakak saya nganggur jadi saya pakai. Autodidak saja sendiri, waktu belum ada WiFi di rumah jadi setiap hari saya ke angkringan beli es teh Rp 3 ribu terus belajar di situ. Sehari 4 jam belajar saya," ujarnya saat dihubungi detikJateng, Selasa (7/3/2023).

ADVERTISEMENT

Anak dari pasangan Ali Bakri dan Muizati terbilang berprestasi. Tak hanya pandai mengotak-atik kode kode dalam dunia IT, ternyata Dzakir juga pandai dalam membaca ayat Al-Qur'an atau tilawah.

Ayahnya seorang guru ngaji, sementara sang ibu, seorang ibu rumah tangga yang sesekali menerima pesanan keripik kacang hijau atau tumpi.

Ya, Dusun Karangbolo, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang tempat tinggal Dzakir memang dikenal sebagai sentra produksi keripik tumpi.

Keahlian Dzakir pun dilirik oleh salah satu perusahaan teknologi di Jakarta. Saat ini ia bekerja di perusahaan tersebut sebagai bug hunter atau orang yang mencari celah kerawanan.

"Kerjanya dari rumah, cari bug di suatu sistem atau aplikasi, karena suatu sistem pasti ada kerentanannya kan," imbuhnya.

Pemuda berkacamata itu memiliki cita-cita sebagai CTO atau chief technologi officer di perusahaan nasional. Ia bahkan bermimpi dapat mendirikan perusahaan teknologinya sendiri.

"Kampus idaman saya UNDIP Teknik Informatika. Sekarang lagi fokus buat ujian nasional soalnya udah kelas XII. Jadi sekarang sekolah sambil kerja," pungkas dia.




(sip/aku)


Hide Ads