Sejumlah warga mengeluhkan polusi dari pabrik arang di Desa Gemulak, Kecamatan Sayung, Demak. Polusi itu disebut membuat warga sesak nafas, pusing, mata perih, dan sebagainya.
Salah satu warga Dukuh Karangmalang, Desa Gemulak, Kusni (40) yang tinggal di belakang pabrik itu memilih menutup rumahnya rapat-rapat agar tak kemasukan asap dari pabrik.
Pantauan detikJateng di lokasi, debu dari asap pabrik yang berwarna cokelat seperti ampas kopi itu mengendap di lantai rumah warga, menempel di jemuran, dan lain-lain.
"Saya tinggal di sini lima tahunan. Suami yang asli sini. Iya, sengak (bau menyengat). buat nafas susah, buat kesehatan nggak baik ini, perih di mata," kata Kusni saat ditemui di rumahnya, Selasa (21/2/2023).
"Sebenarnya anak-anak ini sudah dilarang keluar, tapi ngeyel minta keluar terus, pada senang main di luar," sambungnya.
Kusni mengatakan polusi udara itu paling parah tiap pukul 11.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Selain polusi, dia juga mengeluhkan soal ikan di tambaknya banyak yang mati.
"Dulunya sawah terus jadinya tambak. Karena limbah pabrik ikannya pada mati, sejak Agustus 2022. Ikan kutuk, mujaer. Cukup luas, suami yang ngurus tambak," terangnya.
Kusni menambahkan, di area itu terdapat 4 rumah. Dia mengaku tidak mendapatkan sosialisasi yang terang mengenai pembangunan pabrik arang tersebut.
"Dulu katanya mau bikin pabrik, waktu saya di sini baru, pembangunan masih kecil. Tapi nggak tahu ternyata pabrik arang," ujarnya.
Tetangga Kusni, Farida (52), juga mengaku tak betah lantaran terdampak polusi setiap hari. Ia dan Kusni mengaku siap jika harus pindah rumah, asalkan pihak pabrik mengganti rumah mereka dengan harga yang cocok.
"Sudah dua tahun (terdampak). Ada lima anggota keluarga. Minta ganti rugi nominal rumah dan kesehatan," kata Farida.
Warga lain di Dukuh Belah, Farokhah, mengatakan mata bayinya sempat susah terbuka saat bangun tidur karena terdampak asap pabrik. Ia menyebut dampak itu dialami bayinya saat masih berusia 5 bulan.
"Saat ini usianya sudah 17 bulan. Dulu mata anak saya 1 bulanan lengket saat bangun tidur, saya kasih air hangat. Saya periksakan ke dokter," kata Farokhah.
"Ditanya di rumah ada kotoran atau ada debu-debu yang mengganggu gitu, aku ingat-ingat oh iya memang ada. Di sini kan pas siang ada asap gitu. Baunya aja menyengat banget. Saat itu terus saya periksakan setiap bulan," imbuh dia.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(dil/ahr)