Ular piton raksasa seberat 100 kilogram dan panjang delapan meter membuat geger warga Muna Barat, Sulawesi Tenggara (Sultra). Ular tersebut mati usai ditebas oleh seorang kakek bernama La Bansi (60). Meski dalam kondisi tidak bernyawa, ternyata ular itu masih laku dijual dengan harga Rp 600 ribu.
Salah seorang tetangga La Bansi, Soleh mengatakan, ular tersebut langsung diantarkan kepada pengepul ular yang ada di kecamatan sebelah. Besarnya ukuran ular membuat pengirimannya harus dilakukan menggunakan mobil pikap.
Ular tersebut dijual oleh warga bernama La Haema menggunakan mobil pikap dari Desa La Haji menuju Desa Kambara, Kecamatan Tiworo Kepulauan, Muna Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malam itu langsung dibawa naik pakai pikap sekitar 20 kilometer dari sini ke Kambara, dibawa naik langsung (dijual utuh) pakai mobil pikap karena besar sekali tidak pas di karung," ujarnya Soleh seperti dikutip dari detikSulsel, Selasa (21/2/2023).
Soleh mengungkapkan setelah ditimbang, ular tersebut memiliki berat sekitar 100 kilogram. Dengan estimasi berat daging dan kulit 60 kilogram sedangkan sisanya 40 kilogram isi dalam. Pengepul tersebut membeli dengan harga Rp 10 ribu per kilogramnya.
"Beratnya itu ular bersih daging 60 kilogram kalau dengan usus sekitar 100 kilogram. Jadi dia hanya beli daging saja, Rp 10 ribu per kilogram" ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ular piton sebesar batang kelapa itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama La Bansi di sebuah hutan di Desa La Haji, Kecamatan Napano Kusambi, Muna Barat. Saat itu, La Bansi tengah bersantai di sebuah gubuk dan dikejutkan suara rintihan babi hutan.
Penasaran dengan suara tersebut, La Bansi pun mencarinya di semak-semak. Dan benar saja, ia melihat seekor babi nyaris dimangsa ular raksasa itu.
"Saya sementara tidur-tidur di pondok-pondok tiba-tiba dengar suara babi bunyi," kata La Bansi.
Mendapati hal itu, La Bansi pun berinisiatif membunuh ular tersebut karena dikhawatirkan bisa membahayakan warga sekitar. Jika dibiarkan hidup warga kapan saja bisa menjadi korban.
"Kalau saya tidak lumpuhkan takutnya nanti dia serang orang-orang sekitar," ujarnya.
Selengkapnya simak di halaman berikutnya....
La Bansi lalu mengambil parang miliknya dan mencoba mencari celah untuk bisa menguasai ular tersebut. Ia tidak langsung menebas leher ular tersebut, melainkan dari ekornya dulu. Dengan ditebas bagian ekor ular tersebut hingga turun dari pohon.
"Saya potong dulu ekornya satu kali terus dia turun dari pohon," kata dia.
La Bansi awalnya ragu untuk melumpuhkan ular itu karena sempat berontak. Tetapi, setelah posisinya aman La Bansi langsung mengayunkan parangnya sebanyak dua kali ke arah lehernya.
"Dua kali saya potong di bagian bawah lehernya itu ular langsung mati," tuturnya.