Pendiri sekaligus Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat Purwanto, meninggal dunia usai digigit ular king cobra. Untuk mengenali ular berbisa mematikan ini, berikut informasi lengkap terkait king cobra mulai dari taksonomi hingga perilakunya.
Dikutip dari detikEdu, Selasa (14/2/2023), ular king cobra di Indonesia juga dikenal dengan beberapa nama. Mulai dari ular tedung, ular lanang (Jawa), ular totok (Jawa) dan ular tedong selor (Kalimantan).
Ular dengan nama latin Ophiophagus hannah ini bisa memiliki panjang hingga 1,7 meter. Namun rata-rata panjang ular king cobra dewasa yakni sekitar 3 hingga 4,5 meter. Sementara beratnya rata-rata 12 km.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari situs Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistme, situs Universitas Krisnadwipayana, dan situs Universitas Teknologi Nusantara, berikut informasi lengkap terkait ular king cobra.
Taksonomi King Cobra
Dicuplik dari 'Buku Pintar Hewan Buas' oleh Jumanta, hewan ular king cobra memiliki klasifikasi ilmiah berikut ini:
- Nama hewan: King Cobra/Kobra Raja
- Kerajaan: Animalia
- Filum: Chordata
- Kelas: Reptilia
- Ordo: Squamata
- Sub-ordo: Serpentes
- Famili: Elapidae
- Genus: Ophiophagus
- Spesies: Ophiophagus hannah
Morfologi Ular King Cobra
Pada tubuh bagian atas (dorsal), ular king cobra memiliki ciri umum berwarna cokelat kekuningan, atau keabu-abuan dengan bagian kepala yang berwarna cenderung lebih terang.
Sementara bagian bawah tubuh (ventral) ular king cobra berwarna keabuan atau kecokelatan. Kecuali pada dada dan leher ular king cobra yang berwarna kuning cerah atau krem dengan pola belang hitam tak teratur. Warna ini akan nampak jelas ketika ular ini mengangkat dan membentangkan lehernya.
Ular king cobra memiliki kepala berukuran besar, dengan moncong yang cenderung pendek dan tumpul. Tidak seperti ular lain pada umumnya, di belakang sisik pariental (sisik ubun-ubun) king cobra terdapat perisai oksipital yang berukuran besar.
Perisai labial (bibir) berjumlah 7 buah, beberapa di antaranya bersentuhan dengan mata. Mata ular king cobra juga mempunyai pupil yang besar dan bundar.
Sementara itu sisik dorsal ular cobra terdiri dari sebanyak 15 deret di bagian tengah badan. Sisik ventral sebanyak 215 hingga 262 buah.
Sisik anal tunggal, sisik subkaudal sebanyak 80 sampai 120, sebagian di antaranya berupa sisik tunggal dan sebagian lainnya berupa sisik berpasangan.
Penyebaran dan Ekologi Ular King Cobra
Keberadaan ular king cobra tersebar mulai dari India, Bhutan, Nepal, Bangladesh, Myanmar, Kamboja, China Selatan, Laos, Thailand, Vietnam, Semenanjung Malaya, dan Filipina.
Sementara di Indonesia, ular king cobra ini ditemukan hampir di semua wilayah mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Sulawesi.
Habitat Ular King Cobra
Ular king cobra dapat hidup di daerah dataran rendah hingga ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Habitat ular ini dapat ditemukan di gua, hutan, rawa-rawa, daerah bersemak, lahan pertanian, dan sekitar pemukiman penduduk.
Perilaku Ular King Cobra
Seperti ular pada umumnya, ular king cobra bergerak dengan cara melata untuk mendekati mangsanya dan biasanya diikuti dengan menjulurkan lidahnya. Pada saat ular bergerak, tubuh ular king cobra akan membentuk lengkungan dan bergerak maju.
Lidah ular king cobra yang berbentuk seperti garpu berfungsi merasakan getaran udara sekaligus menangkap partikel-partikel kecil di sekitarnya. Tangkapan partikel kecil itu kemudian disimpan ke dalam reseptor khusus yang berada di langit-langit mulutnya yang dinamakan Jacobson's organ.
Kemampuannya ini membuat ular dapat mengetahui letak keberadaan mangsanya sejauh 100 meter. Dengan mekanisme ini, ular king cobra dapat mengetahui keberadaan mangsanya dengan tepat.
Ular King Cobra Telan Mangsanya Utuh
Ular king cobra akan terlebih dulu menggigit dan menyuntikkan bisa ke dalam tubuh mangsanya. Hal ini untuk membuat mangsa yang sudah tergigit tidak bisa melawan. Jika mangsanya sudah mati, setelah itu ular king cobra akan menelan mangsanya secara utuh.
Kanibalisme Ular King Cobra
Ular king cobra mempunyai kebiasaan senang memangsa berbagai jenis ular berbisa. Bahkan king cobra memakan jenisnya sendiri (kanibal).
Tak sampai di situ, king cobra juga memangsa ular jenis lain yang berukuran lebih besar seperti python dan tikus ular. Oleh karena itu, nama latin ular king cobra adalah Ophiophagus yang berarti pemakan ular lain.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya....
Selain ular lain, ular king cobra juga memangsa jenis-jenis reptil seperti biawak, hama tikus, dan burung. Setelah memakan mangsa berukuran besar, ular ini dapat bertahan hidup tanpa makan selama beberapa bulan ke depan. Hal ini disebabkan ular king kobra memiliki metabolisme yang lambat.
Cara King Cobra Bertahan Hidup
Meski merupakan hewan mematikan, ular king cobra sebenarnya adalah ular yang tenang. Ular ini hanya akan menunjukkan perilaku agresif apabila ia mendapatkan ancaman dari hewan lain ataupun manusia.
Ular king cobra akan memberi tanda dengan berdiri menegakkan kepalanya, melebarkan tudungnya sambil membuat suara desisan yang kuat, serta dapat menyemburkan bisa ke arah lawannya.
Perilaku menyemburkan racun bukan bertujuan membunuh, melainkan hanya untuk pertahanan semata. Apabila bisa tersebut mengenai mata, efek yang ditimbulkan berupa kebutaan sementara, tetapi dapat hilang jika segera dicuci dengan air bersih.
Bisa Hasilkan hingga 50 Telur saat Berkembang Biak
Induk ular king cobra yang akan bertelur terlebih dahulu membangun sarang dari tumpukan dedaunan kering. Sarang untuk bertelur terdiri dari dua bagian, bagian ruang bawah digunakan sebagai tempat menaruh telur dan ruang atas digunakan induk ular untuk menjaga telur-telurnya.
Jumlah telur yang mampu dihasilkan berkisar antara 20-50 butir, dengan masa inkubasi selama 71 hari sampai 80 hari. Anak-anak ular king cobra yang baru menetas memiliki panjang tubuh berkisar 50-52 cm.
Bisa Ular King Cobra Bisa Lumpuhkan Gajah dalam 3 Jam
Ular king cobra sangat ditakuti karena bisanya yang mematikan dan sifatnya yang agresif ketika menyerang. Padahal racun yang dimiliki ular ini sebenarnya tidak lebih berbahaya dari ular jenis lain. Namun, ular king cobra dapat menyuntikkan racun 5 kali lebih banyak daripada ular mamba hitam, sehingga dapat menyebabkan kematian yang lebih cepat.
Dari laman Britannica, disebutkan racun king cobra bahkan dapat melumpuhkan gajah Asia hanya dalam waktu 3 jam, setelah gajah tersebut tergigit.
Bisa ular king Cobra bersifat neurotoksik atau menyerang sistem saraf. Dalam satu kali gigitan ular ini dapat mengeluarkan bisa yang cukup untuk membunuh 10 orang.
Selain itu bisa ular king cobra dengan cepat akan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat, pandangan menjadi kabur, vertigo, dan dan kelumpuhan otot. Pada saat-saat berikutnya korban akan mengalami kegagalan jantung dan pernapasan, dan selanjutnya berakhir dengan kematian, seperti dikutip dari buku 'Amazing Top 10' oleh Tim Puspa Swara.