Prostitusi Berkedok Warkop di Pantura Pemalang, Ramai Dikunjungi Remaja-Lansia

Prostitusi Berkedok Warkop di Pantura Pemalang, Ramai Dikunjungi Remaja-Lansia

Robby Bernardi - detikJateng
Senin, 06 Feb 2023 20:08 WIB
Puluhan warung kopi di jalur Pantura, Pemalang, dibongkar karena diduga jadi lokasi prostitusi, Senin (6/2/2023).
Puluhan warung kopi di jalur Pantura, Pemalang, dibongkar karena diduga jadi lokasi prostitusi, Senin (6/2/2023). Foto: Robby Bernardi/detikJateng.
Pemalang -

Pemilik warung kopi di Jalur Pantura Pemalang yang digunakan sebagai tempat prostitusi mengungkap 'warungnya' mulai ramai malam hingga pagi. Pelanggan yang datang tak hanya pria dewasa, banyak juga remaja hingga pria lanjut usia (lansia).

Pada detikJateng, salah satu pemilik warung R mengungkapkan warungnya buka 24 jam. Namun warung baru ramai saat hari sudah gelap. Pada saat malam hari, tamu dan para wanita akan mendatangi warung kopinya.

"Pagi sampai sore ya buka. Tapi ramainya kalau sudah malam. Semakin malam, semakin ramai, sampai subuh," kata R pada detikJateng, Senin (6/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut tamu yang datang tidak hanya orang dewasa, kalangan remaja bahkan pria usia lanjut pun juga banyak.

"Pakai motor semua. Ada yang remaja, ada yang sudah usia lanjut juga ada," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Ia sendiri hanya sebatas pemilik warung, bukanlah muncikari atau penyedia wanitanya. R hanya menyediakan bilik atau kamar yang hanya berdinding anyaman bambu. Selama ini, dia menyediakan dua bilik yang bisa disewa oleh pelanggan.

Satu kali pakai, para pelanggan akan membayar Rp 30 ribu. Untuk tarif wanitanya, biasanya mereka melakukan negosiasi sendiri. Tarif antara Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu.

"Kami hanya menyediakan tempat. Kalau wanitanya pada datang sendiri. Nggak tahu tarifnya berapa. Hanya saya dapat Rp 30 ribu untuk sekali kencan (sewa bilik). Lumayan tiap minggunya," katanya.

Selain dari jasa 'sewa' bilik, para pemilik warung ini akan mendapatkan keuntungan dari jualan kopi dan makanan. Biasanya, mi instan dan telur.

"Kita bisa jual kopi atau aneka minuman, mi instan, makan, roti. Kalau malam akan semakin ramai, apalagi di atas jam 22.00 WIB hingga subuh. Ya gantian mereka yang datang," ucapnya.

Ia menjelaskan sejumlah pelanggan ada kalanya siap menunggu, jika wanita yang dicarinya masih 'bekerja'.

"Ada yang menunggu, ya mereka pesan kopi, jahe atau mi instan. Nggak lama kok, nggak ada satu jam selesai," ucapnya.

Namun, meskipun sebagai penyedia jasa seperti itu, ia tidak pernah dan tidak mau menyediakan minuman keras (miras).

"Tidak pernah jual miras. Takutnya kalau pada mabuk, malah bikin rusuh. Saya hanya kopi, bir pun tidak dijual. Nggak tahu lokasi lainnya," jelasnya.

Selengkapnya baca di halaman berikutnya....

Kini, puluhan warung kopi di Pantura Pemalang, telah dibongkar oleh pemilik tanahnya, Senin (6/2). Sebab, warung-warung kopi ini menempati lahan milik PT PN IX.

Atas desakan warga setempat, akhirnya PT PN IX membongkar warung-warung kopi ini, setelah sebelumnya sempat melakukan sosialisasi pembongkaran.

Selain itu, pembongkaran ini juga sebagai upaya penegakan Perda Nomor 12 Tahun 2019, tentang penanggulangan pelacuran. Pembongkaran oleh PTPN juga dikawal ketat oleh petugas gabungan, Satpol PP, TNI dan Polri.

"Penertiban ini merupakan bentuk upaya pengamanan aset perusahaan sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Pemalang dalam menegakkan Perda Nomor 12 tahun 2019, tentang Penanggulangan Pelacuran," Kata Wahyudi selaku sekretaris perusahaan.

Halaman 2 dari 2
(apl/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads