Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X mengecek temuan sumur kuno di Dusun Kropakan, Klaten. Hasilnya sumur tersebut diduga kuat peninggalan era Mataram kuno.
"Kalau gambaran masanya memang belum secara detail. Tapi kita menduga masa Mataram kuno, sebelum Mataram Islam," ungkap Pamong Budaya Muda BPK Wilayah X, Muhammad Junawan kepada wartawan di lokasi, Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Jumat (6/1/2023).
Junawan menjelaskan dugaan periodisasi Mataram itu didasari pada temuan bentuk dan teknologi bahan. Bahan sumur terbuat dari batu bata ukuran besar yang sudah tidak diproduksi saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari bahannya berbahan tanah liat dengan ukuran yang sudah tidak diproduksi saat ini yang tebalnya 10 sentimeter. Juga teknologinya," paparnya.
Dari teknik pembuatan, lanjut Junawan, sumur dibuat dengan teknik gesekan antara satu batu bara dengan bata lain. Gesekan itu dengan bantuan air.
"Dengan bantuan air batu bata bisa saling melekat. Sehingga antarbatu-batu hampir tidak ada celah sama sekali," jelas Junawan.
Sumur tersebut bisa berfungsi primer maupun sekunder. Bisa untuk pendukung bangunan suci atau bisa untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
"Temuan selama ini ada yang jauh dari bangunan suci atau jauh dari bangunan suci. Jika itu jauh maka sumur itu untuk kebutuhan sehari-hari, ini temuan pertama tahun 2023," sebut Junawan.
Selain itu, hasil penelitian sumur tersebut diameter lubang 110 sentimeter dan total diameter 170 sentimeter. Untuk temuan benda lain nantinya menjadi data pendukung.
"Itu nanti menjadi data dukung kuat apakah ada permukiman. Tidak ada yang kita bawa, selain sumur ada temuan pipisan, gerabah, batu bata, dan lainnya," imbuh Junawan.
Sebelumnya diberitakan, sebuah sumur dan harta karun kuno ditemukan di Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten. Harta karun tersebut diduga peninggalan abad 8-10 Masehi.
"Periodisasi temuan diperkirakan berasal dari era Mataram kuno. Abad 8-10 Masehi," kata Kabid Kebudayaan Disbudporapar Pemkab Klaten, Widowati kepada detikJateng di kantornya, Kamis (5/1).
Widowati mengatakan struktur itu masih tersusun membentuk sumur dengan diameter 115 sentimeter dan ketebalan dinding sumur 30 sentimeter. Kedalaman belum diketahui.
"Kedalaman belum diketahui karena masih tertutup tanah. Di lokasi juga ditemukan benda lain berupa batu pipisan, gerabah, batu bata bergambar, dan lainnya," imbuh Widowati.
(rih/ams)