Kronologi Geger di Keraton Solo: Isu Maling-Todongan Pistol ke Cucu PB XIII

Kronologi Geger di Keraton Solo: Isu Maling-Todongan Pistol ke Cucu PB XIII

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Sabtu, 24 Des 2022 16:00 WIB
Cucu PB XIII BRM Yudistira dan  BRM Suryo Mulyo, saat ditemui di dalem Keraton Kasunanan Solo, Sabtu (24/12/20224)
Cucu PB XIII, BRM Yudistira dan BRM Suryo Mulyo, saat ditemui di dalem Keraton Kasunanan Solo, Sabtu (24/12/2022). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Solo -

Keraton Kasunanan Surakarta kembali geger gegara konflik internal keluarga. Keributan ini berujung penganiayaan hingga penodongan pistol ke cucu PB XIII, BRM Suryo Mulyo.

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, KRA Dani Nur Adiningrat mengatakan momen dugaan pencurian yang terjadi pada Sabtu (17/12) dijadikan alasan Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo masuk ke dalam Keraton. Sekitar enam tahun terakhir ini, LDA yang diketuai oleh GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng itu 'dilarang' masuk ke dalam Keraton.

Dihimpun detikJateng berikut kronologi gegeran yang terjadi tadi malam.

Sabtu, 17 Desember 2022

- Isu Keraton Solo kemalingan

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabar Keraton Solo disatroni maling ramai dibahas. Hal ini mencuat ada pengakuan dari abdi dalem yang bertugas membersihkan kawasan Keputren, Sri Atun (50).

Dari kejadian itu, LDA berusaha masuk ke dalam Keraton untuk membantu mencari pencuri yang dilaporkan itu.

ADVERTISEMENT

"Ada sekelompok massa yang menerobos masuk, membuka paksa pintu Kamandungan, membuka paksa pintu magangan dan pintu-pintu yang lain atas dasar mencari pencuri. Kalau memang indikasi seperti itu, ini sudah beberapa hari, mereka berangsur-angsur keluar. Tapi tidak justru melakukan banyak hal," kata Kanjeng Dani saat dihubungi detikJateng, Selasa (20/12/2022).

Penerobosan itu dibenarkan oleh Ketua LDA Keraton Kasunanan Surakarta, Gusti Moeng. Dia menuturkan, bisa kembali masuk ke dalam Keraton tak terlepas dari kejadian maling yang masuk ke dalam Keraton. Ia mengakui saat itu sempat melompat tembok di Panggung Endro. Aksi melompat tembok itu sempat disesalkan oleh kubu Sinuhun.

"Saya tidak boleh masuk. Lalu saya ngomong sama polisi, pembantu saya di sana dalam bahaya, ditelepon tidak bisa. Tolong saya akan masuk melompat untuk melihat, tolong bapak melihat sebagai saksi," ucapnya.

Putri Keraton Solo, GRAy Devi Lelyana, saat menemani pihak kepolisian olah TKP di Keraton Solo, Jumat (23/12/2022).Putri Keraton Solo, GRAy Devi Lelyana, saat menemani pihak kepolisian olah TKP di Keraton Solo, Jumat (23/12/2022). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng

- Putri Keraton Tampar Sentono Dalem

GKR TRKD disebut menampar Sentono Ndalem Keraton Kasunanan Surakarta, KRA Christophorus Aditiyas Suryo Admojonegoro. Penamparan ini berbarengan dengan momen kubu LDA mencari pencuri di kawasan Keraton Solo.

Sesampainya di pintu Jolotundo, GKR TRKD bertemu Kanjeng Adit yang tengah menutup pintu besar. Kanjeng Dani menuturkan, pintu itu memang rutin ditutup setiap pukul 21.00 WIB. Namun ada pintu kecil yang masih dibuka untuk akses keluar-masuk.

"Yang diutus menutup pintu itu kebetulan Kanjeng Adit, saya juga berada di belakangnya. Tiba-tiba pintunya didobrak, Gusti TRKD marah-marah kepada Kanjeng Adit dan terjadilah didorong lalu ditampar. Ada bukti video dan saksi-saksi. Lalu dilaporkan malam itu juga setelah melakukan visum di rumah sakit Kasih Ibu," kata Kanjeng Dani, Selasa (20/12).

Gusti Adit yang merasa menjadi korban penganiayaan ringan langsung melakukan visum di rumah sakit Kasih Ibu Solo, dan membuat laporan aduan ke kantor Polresta Solo pada Sabtu (17/12) malam.

Pria yang akrab disapa Adit itu menuturkan, belum ada pembicaraan dengan pihak terlapor. Sehingga proses hukum akan terus diteruskan.

"Proses hukum tidak akan saya cabut, saya akan follow pihak kepolisian untuk selalu meng-update. Kami sudah menyerahkan ke lawyer," ujarnya.

Selasa, 21 Desember 2022

Kasus Pencurian Dilaporkan Polisi

Aksi pencurian itu kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian oleh putri Paku Buwono XIII, GRAy Devi Lelyana Dewi ke Polresta Solo pada Rabu (21/12). Sebab, maling tersebut diduga banyak mengambil barang dari kediamannya di Keputren.

Alasannya baru melaporkan kasus tersebut lantaran dia baru tiba dari Bali Selasa (20/12) malam. GRAy Devi mengaku butuh waktu untuk melakukan inventarisasi.

"Untuk di tempat tinggal saya, tentunya yang hilang barang-barang pribadi saya, seperti perhiasan, gelang, kalung. Lalu ada jarik-jarik kuno yang ada di dalam kamar saya. Kalau barang seperti jarik kuno itu sudah masuk koleksi ya, harganya tidak bisa dipatok. Itu mungkin Rp 150 jutaan," kata Gusti Devi.

Selengkapnya soal geger di Keraton Solo, di halaman selanjutnya.

Jumat, 23 Desember 2022

- Polisi Olah TKP Kasus Pencurian

Polisi kemudian melakukan olah TKP pada Jumat (23/12) siang. Menurut Gusti Devi, ada lima lokasi yang dilihat polisi seperti di teras, ruang tengah, kamar pribadi, ruangan malam, dan kamar mandi.

Dalam olah TKP itu, Sri Atun yang menjadi saksi korban juga dimintai keterangannya. Dia diminta menjelaskan kronologi kasus pencurian yang terjadi.

"Iya, beliau (Sri Atun) juga menjelaskan saat bertemu orang tersebut (maling), sampai dia dicekik dari depan sampai ke belakang," ujar Devi.

Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Polresta Solo Kompol Djohan Andika mengatakan, olah TKP untuk menindaklanjuti laporan yang dibuat Gusti Devi.

"Kita cek barang-barang yang hilang di mana saja. Sekaligus klasifikasi barang yang hilang apa saja. Kita kan belum tahu, di mana saja barang yang hilang," kata Djohan.

Selanjutnya, pihaknya akan melakukan pembuktian barang yang hilang dan bukti kepemilikan.

"Setelah itu, kita akan klarifikasi beberapa saksi. Untuk waktunya akan dijadwalkan, karena kita sedang Operasi Lilin Candi juga," ucapnya.

Abdi Dalem Keraton Kasunanan Surakarta, Sri Atun (50), saat ditemui detikJateng di Keraton Surakarta, Senin (19/12/2022).Abdi Dalem Keraton Kasunanan Surakarta, Sri Atun (50), saat ditemui detikJateng di Keraton Surakarta, Senin (19/12/2022). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng



- LDA Bikin Kegiatan di Luar Dawuh Sinuhun

Setelah kembali masuk ke Ndalem Keraton, LDA langsung melakukan sejumlah aktivitas, seperti membersihkan dan memperbaiki sejumlah kawasan Keraton hingga kembali menggelar kegiatan adat. Hal ini memantik reaksi dari pihak Sinuhun PB XIII.

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, KRA Dani Nur Adiningrat mengatakan, mengacu pada surat perjanjian perdamaian yang juga ditandatangani oleh LDA, mereka tidak mengganggu prosesi acara Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII.

"Kalau memang pencurian, pencurinya nggak ketemu kawasan Keraton sudah berangsur kondusif, harusnya mereka berangsur-angsur keluar. Bukan malah menduduki, membuka Ndalem Ageng, melakukan indikasi sabotase kegiatan rangkaian acara Jumenangan Sinuhun yaitu ajar-ajaran Budoyo Ketawang," ucapnya.

Menurutnya, Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII telah menunjuk orang-orang kepercayaannya untuk melakukan rangkaian acara Jumenengan. Oleh karenanya pihaknya menyayangkan, penari dan penabuh untuk acara Jumenangan itu, ditandingi dengan penari dan penabuh yang dibawa LDA.

"Dasar dari pelaksanaan rangkaian acara jumenengan atau ajaran Budoyo Ketawang dasarnya dawuh dalem. Karena ini ulang tahun takhta Beliau, jadi saya heran itu dawuh dari siapa," ujarnya.

Kanjeng Dani menuturkan, KRA Christophorus Aditiyas Suryo Admojonegoro diutus untuk menanyakan latihan tari Budoyo Ketawang yang dilakukan LDA. Sebab, hal itu dianggapnya ada indikasi melanggar adat istiadat yang berlaku di Keraton, karena dawuh diberikan kepada penari Budoyo Sinuhun yang resmi.

Dari pantauan detikJateng, LDA menggelar latihan tari Budoyo Ketawang di Sasono Sewoko. Sempat ada perdebatan yang terjadi karena hal itu. Bahkan, setelah grup dari LDA selesai melakukan tarian Budoyo Ketawang, grup dari Keraron kemudian melakukan tarian di tempat yang sama.

Terpisah, Ketua LDA Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng menuturkan tarian itu merupakan rangkaian upacara adat. Dia mengadakan latihan itu karena kubu Sinuhun dianggapnya telah merusak Budoyo Ketawang yang tidak sesuai pakem.

Sebab, penarinya tidak boleh sembarangan, seperti penari yang belum menikah, dan harus abdi dalem Budoyo Keraton.

"Kita sudah ada di dalam, dan ini kita melakukan tugas dan kewajiban. Kita sudah 6 tahun tidak menjalankan. Kalau toh, dari pihaknya Sinuhun mau menjalankan lagi, ya dipersilakan. Pancen sing neng jero selama 6 tahun ini ora ngerti tatanan, kalau ngerti tatanan nggak mungkin seperti itu," kata Gusti Moeng saat ditemui di Keraton Solo.

"Waktu kita disuruh pergi semua, 3 tahun berikut sudah kongkonan uwong, wong Jogja latihan di garasi (di luar Keraton). Itu kan merusak adat, kewibawaan, karena Budoyo Ketawang salah satu stempel spiritual Jawa, Raja di Mataram," tambahnya.

Terkait upaya yang dilakukan LDA sebagai salah satu cara untuk menduduki Keraton Kasunanan Solo, Gusti Moeng menuturkan itu hak mereka sebagai dinasti.

"Ini bukan milik Sinuhun, apalagi milik Sinuhun dan keluarganya, tidak. Ini adalah milik dinasti," ujarnya.

Selengkapnya ricuh di Keraton Solo hingga kabar penodongan pistol, di halaman selanjutnya.

- Penutupan Pintu Picu Ricuh hingga Penodongan Pistol ke Cucu PB XIII

Keributan di internal Keraton Kasunanan Solo kembali pecah pada Jumat (23/12) malam. Rencana penutupan pintu Kamandungan, Jolotundo, dan pintu lainnya di Keraton Kasunanan Solo menjadi pemicunya.

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, KRA Dani Nur Adiningrat mengatakan, penutupan pintu itu atas perintah dari Sinuhun Paku Buwono XIII. Sejumlah orang pun diperintahkan untuk menutup pintu dan berjaga. Mereka akan menyeleksi siapa saja yang akan masuk ke area Keraton Solo.

"Tujuan kita untuk menurunkan tensi ancaman di Keraton, ternyata Abdi Dalam yang ditugaskan diserang, menggunakan alat-alat, ada yang menggunakan pentungan, dan sebagainya, sampai jatuh korban," ujar Dani.

Akibatnya, empat orang yang ditugaskan itu mengalami luka-luka hingga harus dilarikan dan ada yang diopname di Rumah Sakit Kustati. Ia menyayangkan aksi penyerangan itu, yang terjadi di areal keraton yang merupakan tempat kebudayaan.

"Ada 4 orang luka. Itu terjadi di areal kebudayaan, di mana mereka harusnya menjunjung tinggi siapa yang bertugas, dan marwah Keraton," ucapnya.

Dari versi LDA sendiri, keributan berawal saat kubu Sinuhun Paku Buwono XIII mencoba menutup kembali pintu-pintu yang ada di Keraton, seperti Pintu Kamandungan. Hal membuat LDA yang berhasil masuk kembali ke dalam Keraton setelah 6 tahun, tidak terima.

Keributan akhirnya terjadi gegara pintu dikunci itu. Ketua Eksekutif LDA Kanjeng Pangeran Eddy Wirabhumi menuturkan ada oknum aparat yang terlibat dan sempat menodongkan pistol ke cucu PB XIII, BRM Suryo Mulyo.

"Di sini ada empat (aparat), saya mendapatkan laporan ada dua yang mengeluarkan senjata. Mas Suryo Mulyo itu cucunya Raja ditodong pistol, yang menodong aparat. Ini sudah bukan zamannya Sambo lagi, ini zaman sudah beda. Justru kalau aparat harus melakukan pendekatan yang humanis, yang baik," ujar Eddy.

Ketua LDA Keraton Surakarta GKR Koes Moertiyah menambahkan, ada upaya pengusiran kubu LDA yang ada di dalam Keraton terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Saat kejadian, dia sedang rapat untuk rencana kirab pada Sabtu (24/12) pagi.

"Tiga orang ini lha kok kurang ajar, ngusir ke sana, lalu ditutupi dan digembok (pintu)," kata wanita yang akrab disapa Gusti Moeng itu.

Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi datang ke Keraton Kasunanan Solo usai mengetahui adanya gegeran ini. Pihaknya memastikan semuanya aman dan kondusif.

"Beliau yang ada di sini kan semuanya keluarga, jika ada masalah, ada miskomunikasi kami menyarankan untuk diselesaikan secara baik-baik dengan kekeluargaan. Artinya tidak semua segala sesuatunya ke ranah hukum, namun demikian sekiranya itu dilaporkan kepada kami ada tindak pidana akan ditindaklanjuti secara normatif," ujar Iwan.

"Jika ada selisih paham, insyaallah nanti ke depan Senin, Selasa, Rabu depan akan kami coba undang untuk mediasi," pungkasnya.

Halaman 2 dari 3
(ams/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads