Univeristas Negeri Semarang (Unnes) menambah lima guru besar baru dari empat fakultas yang berbeda. Pengukuhan lima guru besar baru itu digelar di Gedung Auditorium Prof Wuryanto, Kampus Unnes Sekaran, hari ini.
Rektor Unnes, Martono mengatakan penambahan jumlah guru besar menunjukkan peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).
"Bertambahnya profesor akan membuat fondasi akademik kita semakin kukuh sehingga bisa terus menorehkan prestasi," kata Martono dalam sambutannya, Kamis (15/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guru besar yang dilantik yaitu Wiwi Isnaeni, guru besar bidang ilmu Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Mahalul Azam guru besar bidang ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), dan Margareta Rahayuningsih guru besar bidang ilmu Biodiversitas FMIPA.
Berikutnya Eko Handoyo guru besar bidang ilmu Etika dan Kebijakan Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Yeri Sutopo guru besar bidang ilmu Teknik Sipil Hidro Fakultas Teknik (FT).
"Para profesor bukan hanya bertugas melaksanakan penelitian dan publikasi tetapi juga harus terus membimbing mahasiswa. Jangan sampai di tengah kemajuan dan prestasi kelembagaan yang kita raih, ada mahasiswa yang merasa kecewa karena tidak mendapat layanan yang semestinya," jelas Martono.
Ia berharap para profesor yang dikukuhkan itu bisa menjaga kualitas akademik dan mengakselerasi pencapaiannya.
Dalam pengukuhan tersebut, Wiwi Isnaeni menyampaikan orasi ilmiah berjudul 'Model Project-Based Mastery Learning Biologi'. Ia mengembangkan model pembelajaran Project-Based Mastery Learning (PJBML) Biologi yang digunakan pada mata kuliah fisiologi hewan.
Mahalul Azam memberikan orasi ilmiah berjudul 'Pencegahan Kematian Mendadak Saat Aktivitas Olahraga'. Ia menyebut pelatihan terhadap langkah-langkah bantuan hidup dasar serta penanganan cardiac arrest perlu diberikan kepada masyarakat.
Margareta Rahayuningsih menyampaikan orasi ilmiah berjudul 'Keanekaragaman Hayati Gunung Ungaran: Potensi, Ancaman, Konservasi'. Ia menjelaskan Gunung Ungaran memiliki keanekaragaman hayati dan harus dipertahankan dari tingkat genetik, jenis, bahkan ekosistem yang memberikan manfaat luar biasa bagi manusia.
Eko Handoyo memaparkan orasi ilmiah berjudul 'Keberpihakan Kebijakan Pembangunan Terhadap Pedagang Kaki Lima'. Dia membahas soal banyak PKL yang ditertibkan bahkan digusur. Menurutnya sektor informal khususnya PKL merupakan entitas ekonomi yang harus dijamin haknya atas pekerjaan yang layak sesuai dengan pilihannya.
Terakhir, Yeri Sutopo membawakan orasi ilmiah bertajuk 'Aerator di Saluran Luncur Pelimpah Bendungan Berbasis Ecological Engineering'. Menurutnya, dengan memasang Aerator dapat meningkatkan konsentrasi gelembung udara di saluran luncur pelimpah bendungan yang akhirnya memberikan sumbangan ke dalam sungai di hilirnya.
(dil/ams)