Warga Dusun Sendang Nglebak, Klaten, resah karena pasokan air bersih kini berubah keruh. Warga menuding proyek revitalisasi objek wisata Bukit Sidoguro menjadi pemicunya.
"Sejak ada pembangunan di Bukit Sidoguro air ke rumah warga keruh. Biasanya setahun keruh cuma sekali saat hujan pertama, saat ini setiap hujan keruh," kata Ketua Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Dusun Sendang Nglebak, Handoyo, kepada detikJateng, Senin (5/12/2022).
Dusun Sendang Ngeblak berada di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Handoyo menyebut kondisi air di rumah warga tersebut melebihi keruhnya air sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin karena aliran hujan dari bukit terus turun ke bawah ke bagian utara terus mencemari aliran sumur kita. Sumur Pamsimas cuma sumur dangkal, semua keruh," jelas Handoyo.
Padahal sumur Pamsimas itu menghidupi 200 kepala keluarga (KK) di satu RW. Saat hujan air keruh bisa sampai tiga hari.
"Semua keruh, bisa sampai 2-3 hari. Buat mandi saja tidak tega dan baru terjadi tahun ini," ujar Handoyo.
Tidak hanya mengotori sumur Pamsimas, lanjutnya, air kotor dari atas bukit juga mengotori jalan dan rumah warga. Warga sudah melapor ke pemerintah desa.
"Warga ingin air kembali bersih, setiap hujan juga membawa lumpur ke bawah ke jalan. Warga juga khawatir longsor," pungkas Handoyo.
Sementara itu Ketua RW 19 Dusun Sendang Nglebak, Rohadi, mengatakan Pamsimas mengairi rumah warga satu RW di 8 RT.
"Sumur lama padahal tidak dipakai lagi, warga sudah ada yang beli. Air warnanya jadi cokelat kayak tanah liat," kata Rohadi kepada detikJateng.
Rohadi menjelaskan warganya tidak mempersoalkan objek wisata Bukit Sidoguro dibangun Pemkab Klaten. Tetapi warga ingin air kembali bersih.
"Kita ingin air kembali bersih, tidak ada longsor bukit. Monggo dibangun tidak masalah," ujarnya.
Pantauan detikJateng, posisi sumur Pamsimas persis di bawah bukit dengan posisi tebing tegak lurus setinggi sekitar 80 meter. Tampak bangunan tembok talut dan beberapa bangunan tembok di atas bukit.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten, Sri Nugroho, mengatakan pekerjaan di Sidoguro adalah proyek DAK (dana alokasi khusus). Pembangunan meliputi toilet, plaza kuliner, kios, dan lainnya.
"Untuk pembangunan toilet, musala, plaza kuliner, pasar cendera mata dan lainnya senilai Rp 4,8 miliar dan sudah selesai. Dimulai bulan Juli sampai November," jelas Nugroho saat dihubungi detikJateng.
Terkait keresahan warga, kata Nugroho, memang dampak proyek ada aliran air ke bawah. Saat hujan lebat, salah satu warga sempat memberikan informasi terjadi longsor dan sudah dilaporkan ke tim.
"Sudah kami laporkan ke tim anggaran daerah, ke depan ada drainase yang harus kita penuhi. Kemarin sudah ditanggulangi dengan air dibuang ke sawah selatan, tapi untuk sumur keruh perlu kajian," jelas Nugroho.
(rih/aku)