Asal-usul Kendal Kota Santri dan Ajaran Leluhur Bathara Katong

Asal-usul Kendal Kota Santri dan Ajaran Leluhur Bathara Katong

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 16 Nov 2022 14:37 WIB
Bupati Kendal Dico
Ilustrasi. Bupati Kendal dan para santri. Foto: Saktyo Dimas R/detikJateng
Solo -

Kendal selama ini dikenal sebagai salah satu Kota Santri di Jawa Tengah. Menurut situs jatengprov.go.id, sebutan Kota Santri itu melekat karena banyak pondok pesantren di Kendal. Namun, dilihat dari data BPS 2020-2021, Kendal bukanlah daerah dengan jumlah ponpes terbanyak di Jateng.

Menurut jurnal 'Keberadaan Ajaran Bathara Katong di Kaliwungu Kendal' (Sutasoma, 3 Desember 2018), sebutan Kota Santri itu lebih tepatnya disematkan pada Kaliwungu. Kaliwungu merupakan salah satu kecamatan di Kendal.

Dalam jurnal karya Fella Sufa Nimasnuning Nur Uyun (peneliti asal Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang) itu disebutkan Kaliwungu ialah kota kecil di Kendal yang dikenal dengan sebutan kota santri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penghargaan Kaliwungu sebagai kota santri tidak lepas dari peran penting leluhur Kaliwungu seperti Bathara Katong atau Sunan Katong atau Sunan Ampel.

Dikutip dari jurnal itu yang diakses detikJateng pada Rabu (16/11/2022), Bathara Katong dikenal sebagai leluhur Kaliwungu asal Ponorogo. Dia disebut-sebut sebagai putra Prabu Brawijaya.

ADVERTISEMENT

Di Kaliwungu, Bathara Katong lebih dikenal dengan nama Sunan Katong. Sedangkan di daerah Kendal kota, Bathara Katong lebih dikenal dengan nama Sunan Ampel.

Sebelum ke Kaliwungu, Bathara Katong datang ke daerah Kendal kota tepatnya di Ampel Kulon dan memiliki padepokan bernama Ampelgading.

Setelah menyebarkan agama Islam di Kendal, kemudian dia ke Kaliwungu (saat itu belum dinamakan Kaliwungu) dan memilih pegunungan Penjor.

Menurut cerita tutur masyarakat Kaliwungu dalam buku 'Wali-Wali Mataram Kendal Sunan Katong dan Pakuwaja' yang ditulis oleh Rochani, perkelahian antara Sunan Katong dan Pakuwaja menjadi penyebab lahirnya nama Kaliwungu.

Bathara Katong/Sunan Katong/Sunan Ampel memiliki dua bentuk ajaran. Pertama, ajaran tradisi lisan yang berupa selawat macan putih dan wejangan Bathara Katong. Kedua, ajaran tradisi bukan lisan yang berupa blantenan dan khaul.

"Dahulu masyarakat Kaliwungu menjalankan ajaran Bathara Katong tersebut secara rutin sehingga pada akhirnya Kaliwungu mendapat penghargaan sebagai kota santri. Keberadaan Ajaran-ajaran Bathara Katong di Kaliwungu masih ada yang tetap dilestarikan," (Sutasoma, 2018: 60).

Secara umum ajaran Bathara Katong bertujuan untuk menyiarkan agama Islam, mengajarkan tentang bagaimana hidup selaras vertikal horizontal.




(dil/rih)


Hide Ads