Geger Siswi SMAN 1 Sumberlawang Sragen Dimarahi Guru gegara Tak Berjilbab

Terpopuler Sepekan

Geger Siswi SMAN 1 Sumberlawang Sragen Dimarahi Guru gegara Tak Berjilbab

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 13 Nov 2022 09:15 WIB
Agung Purnomo mengadu ke Polres Sragen soal anaknya yang dimarahi guru gegara tak berjilbab, Rabu (9/11/2022)
Agung Purnomo mengadu ke Polres Sragen usai anaknya dimarahi guru karena tak mengenakan jilbab. Foto: dok. Istimewa
Solo -

Seorang siswi SMAN 1 Sumberlawang Sragen berinisial S diduga mendapatkan perundungan dari guru matematikanya karena tak memakai jilbab. Guru matematika bernama Suwarno akhirnya minta maaf usai diadukan ke polisi oleh keluarga S.

Orang tua S, Agung Purnomo mengadukan dugaan perundungan ini ke Polres Sragen karena anaknya mengalami tekanan psikis. S dimarahi di depan kelas hingga akhirnya enggan berangkat ke sekolah.

Ssai kejadian tersebut S sempat mau untuk berangkat ke sekolah. Namun, karena diduga dibully oleh kakak kelas, S minta dijemput pulang dan enggan masuk sekolah lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Habis kejadian itu tak (saya) rayu-rayu mau masuk lagi. Terus dibully kakak kelasnya. Terus WhatsApp saya minta dijemput, sampai sekarang nggak mau sekolah," kata Agung, Jumat (11/11).

Agung mengungkapkan dirinya punya dua anak di sekolah tersebut. Kedua anak Agung duduk sebangku. Karena juga merasa takut, saudara S juga tidak ikut masuk sekolah.

ADVERTISEMENT

"Nggak berani juga, karena mereka dianggap keluarga ya," ucapnya.

Putrinya tersebut, kata Agung, tidak sekali saja mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan di sekolah karena tak berjilbab. Bahkan, sebelum mendapatkan teguran dari dari guru Matematika, S sudah dibully oleh kakak kelas.

Kejadian itu, kata Agung, terjadi bahkan sebelum kasus teguran guru itu terjadi. Agung menceritakan, dugaan kasus perundungan terjadi sejak awal masuk sekolah. Anaknya sempat ditanya soal agamanya dan alasan tidak memakai jilbab.

"Kedua saat jam kosong, anak saya yang satu meja disamperin kakak kelas ditanyai, 'sebelahmu agamanya apa kok nggak berjilbab'," ucapnya.

Terakhir, lanjut Agung, teguran mengenai pemakaian jilbab dilakukan oleh guru matematika yakni Suwarno saat jam pelajaran.

Guru Matematika SMAN 1 Sumberlawang, Sragen, bernama Suwarno itu kemudian meminta maaf kepada pihak orang tua siswi. "Saya sampaikan secara umum di kelas supaya anak yang lain tahu. Memakai jilbab bukan karena pakaian budaya atau patut-patutan. Tapi memakai jilbab itu karena perintah Allah. Jadi memakai jilbab itu perintah Allah, bukan karena perintah gurunya, saya ingin anak-anak memakai jilbab dengan kesadaran diri, dengan ikhlas, tidak dipaksa dan tidak ditekan. Saya menyampaikannya seperti itu," kata dia saat ditemui di SMAN 1 Sumeberlawang, Kamis (10/11).

Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...

Dia mengatakan maksud penyampaiannya itu hanya sebatas memberi nasihat antara guru kepada muridnya. Dia tidak ada niatan untuk memaksa apalagi melakukan perundungan.

"Karena ada satu anak yang belum memakai jilbab itu tadi. Tapi sebelumnya saya tidak pernah menyampaikan itu. Tapi karena ada anak yang malu ke masjid tidak jilbaban itu, saya menyampaikan secara spontanitas," ujarnya.

"Saya menyampaikan dengan kata-kata yang biasa, tidak ada niat memojokkan, atau dengan kata-kata yang keras, bentak-bentak gitu, tidak," ucapnya.

Namun orang tua S masih menuntut adanya ruang diskusi agar anaknya dapat kembali bersekolah dengan nyaman, serta memastikan kejadian sama tak terulang.

Agung mengaku sudah memaafkan guru tersebut. Hanya saja, Agung menegaskan bahwa persoalan tersebut tidak selesai hanya dengan kata maaf. Menurutnya, persoalan perundungan karena tidak memakai jilbab itu harus ada solusinya.

"Sudah saya maafkan secara pribadi atau secara apapun. Cuma masalahnya ini PR (pekerjaan rumah) kita bareng," kata Agung.

Agung menginginkan agar kasus perundungan tidak kembali terulang terutama di dunia pendidikan. Ia juga menginginkan adanya pertemuan antara sekolah dan dirinya secara langsung.

"Biar ini tidak terjadi lagi dan membahas jangan sampai melebar ke mana-mana, tapi nyatanya melebar kan. Dan jadi berhari-hari," ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Tengah Uswatun Hasanah buka suara terkait kasus perundungan siswi SMAN 1 Sumberlawang, Sragen. Uswatun menyebut upaya permohonan maaf dan pembinaan sudah dilakukan.

Sebagai informasi, guru SMAN 1 Sumberlawang, Suwarno (54), diadukan ke Polres Sragen karena diduga melakukan perundungan kepada muridnya yang tidak memakai jilbab. Guru itu sudah membuat pernyataan maaf dan berjanji tak mengulangi perbuatannya.

"Yang bersangkutan sudah membuat surat pernyataan minta maaf dan sudah kami saksikan dan sudah kami laporkan pada Bapak Gubernur," kata Uswatun melalui pesan singkat, Jumat (11/11/2022).

Pihak sekolah disebut sudah pernah menemui keluarga korban, namun hingga saat ini permintaan maaf itu belum diterima. Saat ini, guru itu tengah dibina oleh Dinas Pendidikan Jateng.

"Sampai saat ini (keluarga siswa) belum menerima permintaan maaf," ujarnya.

"Prinsip proses pembinaan dan upaya minta maaf pada keluarga sudah dilakukan. Selanjutnya melalui Kabid SMA dan Kepala Dinas Pendidikan, dilakukan pembinaan sekaligus pernyataan bahwa mengaku bersalah dan meminta maaf dan tidak akan mengulang lagi," jelasnya.

Sementara itu, Ombudsman Jawa Tengah ikut memantau terkait dugaan siswi SMAN 1 Sumberlawang Sragen dirundung oleh salah satu guru gegara tak memakai jilbab. Ombudsman mendorong proses pembinaan untuk memastikan kejadian serupa tak terulang.

Kepala Ombudsman Provinsi Jawa Tengah Siti Farida mengatakan dari pantauan yang dilakukan, penyelesaian masalah masih terus diupayakan berbagai pihak.

"Kami terus memantau. Koordinasi kami dengan Pemprov Jateng, termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, intensif untuk menyelesaikan masalah yang diadukan," kata Siti saat dihubungi detikJateng, Jumat (11/11).

Siti menegaskan pada intinya diharapkan permasalahan tersebut rampung dan untuk pembinaan ke depan agar tidak terulang baik dilakukan oleh siswa maupun tenaga pendidik.

"Ada pembinaan ke depan, bagaimana untuk memastikan siapa pun termasuk tenaga pendidik untuk tidak mengarah ke tindakan bullying," tegas Siti.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)


Hide Ads