Berbeda dengan Giacomo Girolamo Casanova (1725-1798), pria flamboyan asal Venesia yang bikin heboh Eropa karena petualangan cintanya, Oey Tambah Sia tak sempat menulis kisah hidupnya yang singkat, glamor, dan bengal. Dia dihukum mati di tiang gantungan di Balai Kota Batavia sekitar tahun 1856. Saat itu usianya baru 29 tahun.
Oey Tambah Sia hidup pada masa seabad setelah Giacomo Casanova, yang nama belakangnya kini menjadi julukan untuk pria yang suka gonta-ganti pasangan atau punya banyak pasangan sekaligus.
Hampir sama dengan Casanova, Oey Tambah Sia juga disebut melakoni kehidupan serupa pada masa mudanya. Bedanya, Oey Tambah Sia 'beraksi' di Batavia. Bahkan, Oey Tambah Sia juga dikaitkan dengan legenda Si Manis Jembatan Ancol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cerita Si Manis Jembatan Ancol juga santer atas perbuatannya. Seorang gadis remaja yang melarikan diri dari rumahnya karena kawin paksa bertemu dengan Oey Tambah Sia dan menjadi korbannya," kata sejarawan Pantura Jawa Tengah asal Kabupaten Brebes, Wijanarto, kepada detikJateng, Kamis (29/9/2022).
![]() |
Zaman dulu, Oey Tambah Sia dikenal sebagai pria kaya dan tampan yang lahir di Pekalongan sekitar tahun 1827. Ayahnya, Oey Yi Bu, adalah perantau asal Tiongkok Daratan. Sedangkan ibunya adalah wanita pribumi Pekalongan.
Semasa remaja di Batavia, Oey Tambah Sia diceritakan mendapat warisan dari ayahnya sebesar 2 juta golden. Dengan warisan itu, dia dikisahkan hidup mewah, suka berfoya-foya, dan suka bergonta-ganti pasangan, termasuk dengan cara melanggar hukum.
Meski berkali-kali lolos dari jeratan hukum karena ayahnya semasa hidup dengan pejabat masa itu, perjalanan Oey Tambah Sia akhirnya berujung di tiang gantung.
"Kemudian sampai terjadi pembunuhan gundiknya, yang kemudian berakhir di tali gantungan," ujar Wijanarto.
Mengenai warisan Oey Tambah Sia, hal itu tak lepas dari kisah ayahnya yang menemukan surat berharga semacam obligasi milik pasukan Prancis-Belanda yang hilang di Tanjung, Brebes. Saat itu pasukan Prancis-Belanda dalam perjalanan ke Semarang usai digempur pasukan Inggris dalam pertempuran laut di Batavia pada 1811.
Menelusuri Jejak Oey Tambah Sia di Pekalongan
Dalam 'Statistik Hukum' era Hindia Belanda tahun 1854-1855, namanya tertulis sebagai Oeij Tamba. Di Pekalongan, tanah kelahirannya, belum ditemukan catatan bersejarah tentang Oey Tambah Sia. Siapa ibunya dan tahun berapa dia tinggal Pekalongan, masih menjadi misteri.
Sejarah Oey Tambah Sia selanjutnya di halaman berikutnya...