Akui Pelecehan Seks, Eks Pengurus BEM Untidar Juga Dipecat Himadiktar

Akui Pelecehan Seks, Eks Pengurus BEM Untidar Juga Dipecat Himadiktar

Eko Susanto - detikJateng
Kamis, 06 Okt 2022 19:23 WIB
Suasana Kampus Untidar Magelang, Kamis (6/10/2022).
Suasana Kampus Untidar Magelang (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Magelang -

Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Tidar telah memecat salah satu pengurusnya yang berinisial ME karena kasus pelecehan seks. Kini, mahasiswa berinisial ME itu juga dipecat dari kepengurusan Himpunan Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-K Untidar (Himadiktar).

"Dari hasil rapat itu berdasarkan AD/ART dan mengingat pelaku sudah melanggar kode etik Universitas Tidar ya kita secara musyawarah memutuskan saudara ME diberhentikan secara tidak hormat dari kepengurusan Himadiktar," kata Ketua Umum Himadiktar, Adit Triyono saat dihubungi wartawan, Kamis (6/10/2022).

Adit menerangkan pihaknya sudah meminta klarifikasi dari yang bersangkutan terkait dugaan pelecehan seksual terhadap dua mahasiswa. ME disebut mengakui perbuatannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengklarifikasi apakah ini benar, ternyata diakui sama pelaku. Ya berarti informasi itu valid dan sudah dibenarkan oleh pelakunya," ujarnya.

Adit mengatakan perbuatan itu telah melanggar kode etik Untidar. Oleh karenanya yang bersangkutan dipecat dari kepengurusan BEM maupun Himadiktar.

ADVERTISEMENT

"Kode etik yang dilanggar masih tergolong pelanggaran sedang makanya dapat sanksinya sedang, itu berupa larangan mengikuti kegiatan akademik dan kegiatan universitas dalam jangka waktu tertentu," tegasnya.

Sementara itu, ketika ditanya apakah peristiwa itu akan berpengaruh dengan program beasiswa Bidikmisi, Adit menyebut hal itu bukan kewenangan organisasinya.

"Kalau itu bukan termasuk wewenang organisasi. Ini lebih wewenang pengelola Bidikmisi dan KIP-K di Untidar," terabg dia.

Sebelumnya diberitakan, BEM KM Untidar memberhentikan secara tidak hormat terhadap inisial ME sebagai staf Departemen Dalam Negeri. Pemberhentian secara tidak hormat dilakukan karena diduga ME melakukan kekerasan seksual terhadap dua mahasiswa.

Perihal pemberhentian tidak hormat tersebut diposting dalam akun media sosial milik BEM KM Untidar. Di mana ME diberhentikan secara tidak hormat terhitung sejak Minggu (2/10).

Selengkapnya di halaman berikut...

Dia diduga melakukan kekerasan seksual terhadap dua korban berjenis kelamin laki-laki pada Jumat (19/8). Perbuatan tersebut dilakukan terduga pelaku saat korban tidur pada dini hari.

"Terkait postingan BEM KM untuk kronologinya pada bulan Agustus kejadiannya di salah satu tempat saat dini hari. Kemudian, dari pelaku melakukan kekerasan seksual, termasuk pelecehan seksual. Dari Forkes (Forum Kesetaraan) BEM KM menindaklanjuti, memproses, berdiskusi dan menanyakan, mengumpulkan info terkait kejadian (tersebut)," kata Ketua BEM KM Untidar, Teddy Firmansyah, kepada wartawan di Untidar, Rabu (5/10).

Sementara itu, Wkil Rektor III (Bidang Kemahasiswaan dan Alumni) Untidar, Prof Sugiyarto menyebut istilah kekerasan seksual itu tidak ada. Sugiyarto menyebut kasus itu sudah ditangani pihak universitas.

"Kalau sampai istilahnya kekerasan seksual nggak ada. Mungkin ada penyimpangan, ada. Artinya ada kasus ketidaknyamanan dari mahasiswa (korban) datang ke sini dijemput mahasiswa atas nama BEM, salah satunya. Mendapat perlakuan yang tidak nyaman. Sampai istilahnya perlakuan kekerasan seksual, tapi nggak sampai situ. Memang ada (penyimpangan)," kata Sugiyarto kepada wartawan di Untidar, Rabu (5/10).

Dia menyebut kedua korban merupakan mahasiswa program pertukaran dari universitas lain. Keduanya sudah ditangani psikolog dan kondisinya sudah tenang.

Kasus pelecehan itu terjadi saat pelaku ditugaskan menjemput mahasiswa tersebut. Sebagai pengurus BEM, yang bersangkutan diminta untuk mencarikan tempat kos.

"Inisiatif dijemput supaya kita carikan kos. Kita kenalkan kampusnya. BEM menugaskan si anak ini (pelaku) supaya menjemput dan mencarikan tempat kosnya. Dialah pas penjemputan itu ada penyimpangan dari perlakuan yang tidak nyaman tadi," ujar dia.

"Kalau sedetail itu saya belum tahu. Kalau pengakuannya dipeluk sama diraba. Memang agak sulit mengeksplor itu. Ditanya psikolog kan inginnya menutup. Bagi dia sendiri kan suatu aib sebenarnya. Dua mahasiswa yang ke Universitas Tidar ini sudah kita bawa ke psikolog, sudah kita periksakan, hasilnya traumanya tidak terlalu," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(ams/dil)


Hide Ads